Mohon tunggu...
maulina shfwatul ulya
maulina shfwatul ulya Mohon Tunggu... Lainnya - S.Pd.AUD Soon🎓

Dongeng-dan-Dunia Anak✨ Belajar mencintai diri sendiri juga mencintai menulis🌼

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunda, Jangan Biarkan Si Kecil Plin-plan

24 Desember 2021   08:33 Diperbarui: 24 Desember 2021   08:43 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://d1bpj0tv6vfxyp.cloudfront.net/7.-biarkan-anak-memilih-bajunya-sendiri-ini-alasannya.jpg

Memang benar apa yang dikatakan pepatah bahwa memilih itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, sehingga tak heran jika sejak kecil tidak terbiasa dididik untuk memilih kemudian  bertanggung jawab atas pilihannya maka yang terjadi adalah ketika dewasa juga akan mengakar kebiasaan yang seperti itu, maka sejak kecil anak sebaiknya mulai dilatih dan juga didik untuk mengambil dan menentukan keputusannya sendiri , walaupun hanya memutuskan hal hal yang sederhana , namun sayangnya saat ini justru Kebanyakan orang tua sering mengganti posisi anaknya dalam mengambil keputusan, mulai dari menentukan pakaian apa yang dipakai anak sehari-hari, hingga warna cat di dinding ruangan kamarnya , subjek tempat tidur, dan aktivitas kelas. Memang bagaimanapun orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak mereka, sehingga kerap kali pengambilan keputusan selalu dilakukan oleh orang tuanya , padahal jika hal ini dibiarkan dalam jangkan panjang akan berakibat kurang baik terhadap anak yakni bisa jadi anak menjadi plin plan , tidak mampu menentukan keputusannya sampai ia tumbuh dewasa.

Kemampuan memilih dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab akan itu merupakan sebuah Kemampuan ini terkait dengan membuat keputusan konstruktif yang tepat dan bertindak sesuai dengan norma etika, sosial, dan keselamatan. Tapi pertanyaannya adalah bagaimana orang, terutama anak-anak, tahu apa yang benar dan apa yang salah. Bagaimana Anda membuat keputusan yang tepat tergantung pada situasi dan situasi? Orang dewasa secara alami dapat menilai dan membedakan antara benar dan salah. Dengan anak-anak, Anda masih harus mengatakan apa yang benar dan apa yang salah. Buat Mereka yang tidak memahami akan sebuah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab akan menganggap ini sebagai pola kalimat biasa.

Tetapi berbeda bagi mereka yang selalu membuat keputusan yang bertanggung jawab. Mereka melihat hal ini sebagai suatu keharusan yang harus selalu diamalkan dalam kehidupan agar menjadi pribadi yang selalu bertanggung jawab dalam segala hal. Begitu pula pada anak , menurut seorang ahli psikolog yakni Jim Thaylor menungkapkan bahwa ada beberapa step cara dalam melatih si kecil dan pengambilan keputusan supaya tidak berbuah plin plan , yakni antara lain :

  • Menjadi Suri Tauladan Si Kecil

Jika kerap kali seorang ibu menghadapi situasi pengambilan keputusan, seperti memilih menu makan malam atau memutuskan kapan memandikan anjingnya, dia melibatkan anaknya dalam proses tersebut. Jelaskan kekuatan dan kelemahan masing-masing pilihan, bandingkan, dan jelaskan hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan Anda. Misalnya, jika Anda meminta anak Anda untuk mencari hadiah untuk ulang tahun Kakek, ibu Anda mungkin akan memberi tahu Anda tentang produk, hobi, harga favorit Kakek, dan hadiah yang paling nyaman dan dapat digunakan. Membiarkan anak-anak untuk mengamati proses pengambilan keputusan orang tua mereka akan membantu mereka memahami upaya yang diperlukan dan memberikan contoh untuk diikuti ketika membuat keputusan sendiri.

  • Batasi Opsi Si Kecil

Berikan anak Anda selebaran kue ulang tahun dan minta mereka memilih satu untuk kue ulang tahun mereka. Waspadai kecepatan di mana anak Anda ragu-ragu untuk membuat keputusan. Penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak pilihan dapat membuat Anda kewalahan dan membutuhkan waktu untuk membuat keputusan. Karena itu, persempit pilihan Anda untuk memudahkan anak Anda menentukan pilihan.

  •  Beri Tahu dengan Jelas tingkat keputusan

Anak-anak sering membuat keputusan yang lambat karena mereka menganggap bahwa setiap keputusan adalah masalah besar dan sangat penting. Jadi bantu anak Anda memahami bahwa setiap keputusan memiliki tingkatannya sendiri. Dengan cara ini, anak Anda tidak perlu terlalu khawatir dalam mengambil keputusan dan Anda berdua menghemat banyak waktu. Jelaskan keputusan kecil berikut, di antara suguhan yang kamu bawa ke sekolah mana yang kurang penting dan siap diminum? Namun, keputusan menengah, seperti buku mana yang akan dipinjam dari perpustakaan, dapat memakan waktu. Dan keputusan yang lebih besar atau lebih penting, seperti pilihan olahraga, membutuhkan lebih banyak waktu untuk memikirkannya. Jadi jika nanti anak Anda bingung tentang jus yang harus dipesan di restoran, ibu bisa mengingatkan mereka bahwa itu keputusan kecil, jadi mereka tidak perlu berpikir terlalu serius.

  • Jelaskan akibat dari keputusan tersebut

Sebab di balik setiap keputusan pasti ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh pembuat keputusan. Sehingga disini seorang Ibu perlu menjelaskan hal ini kepada anak agar anak bisa lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Namun terkadang orang bisa membuat keputusan yang salah, sehingga ketika dia memutuskan sesuatu, anak tidak perlu takut. Jika Anda membuat keputusan yang salah, Anda harus menerima hasilnya secara bertanggung jawab dan mengambil pelajaran darinya.

Membiasakan memilih apa yang diinginkan sejak dini merupakan salah satu cara agar anak merasa dihargai. Anak-anak dihargai dan diakui sebagai orang yang berharga dan berharga. Perlu diingat bahwa dalam budaya kita masih sering melihat anak kecil diremehkan, termasuk emosi dan emosi. Seorang anak yang terbiasa disayangi adalah anak yang kemudian mengerti bagaimana berterima kasih dan berempati dengan orang lain. Ibarat komputer, jika anak-anak mendengarkan dan keputusannya dipahami oleh kita, orang-orang terdekatnya, mereka membutuhkan kita untuk masuk ke dalam sebuah "program" melalui pengalaman yang konkrit. Selain itu, anak juga mempelajari sebab dan akibat atau akibat (akibat) dari keputusannya. Dia langsung mengetahui bahwa suara saya penting dan suara saya penting. Hal ini memberikan rasa nilai pada anak dan merupakan dasar dari rasa percaya diri anak yang berkembang lebih jauh saat anak memasuki sekolah. Karena, pada dasarnya, orang tidak bisa tiba-tiba merasa percaya diri tanpa pengalaman emosional yang berharga. Dengan membiasakan diri pada pemikiran bahwa hidup memiliki pilihan, anak akan lebih kreatif dalam mencari solusi dan tidak akan terobsesi dengan satu pilihan, serta Jangan sampai, apa yang bunda sampaikan kepada si kecil justru akan membuat anak trauma dalam mengambil keputusan sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun