Mohon tunggu...
maulina shfwatul ulya
maulina shfwatul ulya Mohon Tunggu... Lainnya - S.Pd.AUD Soon🎓

Dongeng-dan-Dunia Anak✨ Belajar mencintai diri sendiri juga mencintai menulis🌼

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Sehat Mental, Pembelajaran Optimal

26 Oktober 2020   22:24 Diperbarui: 26 Oktober 2020   22:33 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.cermati.com%2Fartikel%2Fmau-keluarga-harmonis-ini-12-tips-untuk-dicoba&psig=AOvVaw3MbCzYgHs9X9FYmoD3GBkk&ust=1603812795467000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCLj30rHK0uwCFQAAAAAdAAAAABAD

Mental merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam pembelajaran , terutama seusia anak - anak , Mereka yang bermental sehat mampu berpotensi secara maksimal, sebaliknya jika kesehatan mentalnya terganggu maka kemampuan berpotensi dan berpikir juga menurun

Kesehatan mental merupakan sebuah hal penting dan merupakan faktor utama dalam perkembangan diri manusia, mulai bayi hingga masa lansia, Hal ini disebabkan karena mental yang sehat dan tidak terganggu berperan dalam menentukan suatu kesejahteraan dan potensi dalam diri individu tersebut , Seseorang yang bermental sehat mampu menggunakan potensi dan kemampuan dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup serta menjalin hubungan positif dengan orang lain disekitarnya , sedangkan mereka yang kesehatan mentalnya mengalami gangguan, maka baik suasana hati, kemampuan berfikir, dan berpotensi juga akan terganggu, Tak heran mereka kebanyakan dari mereka tak mampu mengendalikan emosi serta perilaku buruk.

Gangguan mental / Penyakit mental yang diderita oleh seseorang dapat mengakibatkan berbagai masalah dalam kesehariannya, tak hanya hubungan interaksi dengan orang lain, namun juga juga dapat menurunkan prestasi juga produktivitas kerja, sehingga apabila gangguan ini terjadi pada mereka yang berada didunia pendidikan tak mampu melaksanakan suatu pembelajaran dengan maksimal, Permasalahannya di Indonesia kesehatan mental hingga saat ini masih dipandang sebelah mata, hingga bulan kemarin pada peringatan Hari Anak Nasional 2020 orang tua dan keluarga kembali diingatkan soal pentingnya kesehatan mental yang harus dibina mulai sejak dini. Sebab, Kesehatan mental diusia anak anak akan berpengaruh penting ketika mereka diusia remaja bahkan dewasa kelak.

Di Indonesia tercatat jumlah gangguan mental yang dialami anak anak terus meningkat dari tahun ke tahun, yang awalnya presentase ditahun 2015 hanya 5 persen saat ini telah mencapai 9,8 persen, Hal tersebut tidak bisa dianggap sebagai suatu hal yang remeh, sebab dari presentase bila tercatat secara angka mungkin sekitar 80 rb juta jiwa di Indonesia, tentunya sangat banyak sekali. Oleh sebab itu, sudah saatnya diterapkan pola hidup sehat , baik lahir maupun batin.

Lalu bagaimana ? upaya apa yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kesehatan serta pembinaan mental, khususnya pada anak usia dini?

Faktor pertama dan paling penting tentunya dimulai pada keluarga , seperti orang tua misalnya . Sebab keluarga menjadi tempat pertama suatu individu dalam memulai proses pembelajaran , pertumbuhan juga perkembangan . Selain itu keluarga juga sebagai dasar fundamental dalam menanamkan kebaikan dan kebajikan pada sang buah hati . Disadari ataupun tidak, kebiasaan yang terjadi didalam keluarga akan ikut serta dalam peranan pembentukan mental anak, bila hasil pembetukan keluarga adalah hal positif maka mental yang terbentuk pun baik pula, sebaliknya jika negatif maka mental yang terbentuk tidak akan baik.

Tidak sedikit dari anak anak yang ketika dewasa mampu untuk melepas kebiasaan yang dinilai negatif yang terbentuk dari keluarga sejak usianya belia, atau sejak dini. Bagi mereka kebiasaan yang terjadi semasa lampau , terlebih dilingkungan keluarga akan terus ia bawa, Sebab untuk menghilangkan / mengubah sangatlah tidak mudah , bahkan mereka telah berusaha dan kemudian gagal. Penyebabnya mungkin ketika pembentukan karakter di keluarganya sangat minim, kurang motivasi, serta banyaknya hal yang tidak sesuai dengan diri sendiri yang akhirnya menggangu mental individu tersebut.

Kebiasaan kebiasaan yang terjadi misalnya, sebuah keluarga yang tidak mendukung / mensupport seorang anak dalam menyampaikan ide ide nya semasa kecil, bahkan ketika anak banyak bertanya malah dianggap lancang, atau terlalu banyak omong, yang akhirnya bukan jawaban yang didapat oleh anak, melainkan bentakan serta amarah kedua orang tuannya. sehingga tak jarang dari anak anak yang kemudian merasa takut untuk kembali mengutarakan isi pikirannya, bertanya sebab ingin tau suatu hal yang baru, menununjukkan kemampuannya , dan sebagainya. Akibatnya , anak menjadi pendiam, yang seharusnya aktif menjadi pasif, tidak lagi muncul ide kreatif, dan tentunya mereka akan memendam ribuan keingintahuan didalam dirinya sampai mereka dewasa.

Sebut saja Clara, dalam setiap kegiatan, rapat , musyawarah yang ada di universitasnya, ia bahkan tak pernah untuk menyampaikan pendapat, saran maupun hanya bertanya , walaupun ketika ia dipaksa paksa mungkin jawaban yang timbul hanyalah " saya faham, jadi saya tidak ada pertanyaan" atau mungkin " untuk kali ini saya sependapat, dan tidak punya pendapat lain". Ia sebenarnya cukup pintar dan cerdas, namun karena kebiasaan mengungkapkan ide itu tidak ditumbuhkan sejak kecil maka ia akan mengalami kesulitan ketika dimintai penyampaian gagasan / pendapatnya dalam forum . Bahkan ia sering dianggap anak yang susah beradaptasi, susah berkomunikasi , yang tentu saja menganggu perasaan dan mentalnya, padahal ia yang seharusnya mampu menjadi sangat tidak mampu, serta tentunya hal tersebut akan menganggu proses pembelajarannya .

"Memang mental merupakan faktor terpenting proses belajar " -Albert Bandura

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun