Mohon tunggu...
Shofiyatul Husna
Shofiyatul Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Rekognisi UPI: Kampus Mengajar 1 - Kegiatan Belajar Mengajar SD yang Menyenangkan

18 November 2021   15:52 Diperbarui: 18 November 2021   16:04 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 merupakan waktu yang sulit bagi seluruh penduduk dunia karena adanya virus baru yang datang, yaitu Covid-19. Hal tersebut telah berdampak pada semua aspek keseharian masyarakat. Mulai dari pekerjaan, ekonomi, hingga pendidikan. 

Semua kegiatan diharuskan dilakukan di dalam rumah demi memutus rantai penyebaran virus. Di dunia pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar biasanya dilakukan secara langsung atau tatap muka. 

Dalam waktu satu tahun lebih sekolah diliburkan dengan ikhtiar virus segera pulih. Karena dibutuhkan waktu yang lama untuk merumuskan obat dan penawar virus Covid-19. Tapi, bagaimana dengan nasib pendidikan? Demi melanjutkan proses belajar mengajar, maka pemerintah menganjurkan untuk memodifikasi kegiatan belajar mengajar. Salah satunya dengan belajar dari rumah. 

Menurut Prasetyaningtyas (2020), belajar dari rumah merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru di rumah masing-masing. Salah satu sektor pendidikan yang terdampak ialah Sekolah Dasar. Seluruh kegiatan dituntut untuk dilakukan dari rumah atau dalam jaringan. 

Berdasarkan konsep Taksonomi Bloom yaitu model hierarki yang digunakan untuk mengklasifikasikan perkembangan pendidikan anak secara objektif yang terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, kegiatan belajar dari rumah tidak sepenuhnya memenuhi kriteria tersebut. 

Dengan demikian, sebuah tantangan berat muncul bagi guru dan penegak pendidikan lainnya untuk mengoptimalkan proses pembelajaran Sekolah Dasar seperti semula. Proses pembelajaran bagi sekolah yang sudah difasilitasi oleh teknologi tentunya tidak berdampak besar. 

Namun, kondisi sekolah-sekolah di Indonesia berbeda-beda. Masih ada sekolah terpencil yang minim fasilitas dan bahkan kekurangan ruangan kelas. Maka ide belajar dari rumah menggunakan teknologi yang ada merupakan sebuah PR besar yang rasanya cukup sulit diselesaikan oleh sekolah-sekolah yang kekurangan.

Berdasarkan hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim membuat sebuah program sebagai salah satu solusi, yaitu program kampus mengajar yang menjadi bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM. Kegiatan kampus mengajar ialah program yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. 

Bagi mahasiswa pendidikan tentunya terjun langsung ke sekolah-sekolah untuk memperluas ilmu mengajar secara langsung. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa seluruh Indonesia yang kemudian terjun lamgsung ke sekolah-sekolah khususnya sekolah di daerah dalam kategori 3T (Terdepan, terpencil dan tertinggal). Nadiem mengatakan bahwa daerah dengan kriteria tersebut merupakan daerah yang paling butuh belajar tatap muka di sekolah.

Selain melatih mahasiswa dalam proses mengajar secara langsung, program tersebut juga mendukung mahasiswa dalam penguasaan administrasi sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun