Mohon tunggu...
Nature

Surga di Bawah Tanah Air Ini Sebenarnya untuk Siapa?

30 September 2018   07:20 Diperbarui: 30 September 2018   07:58 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Surganya Indonesia salah satunya terletak pada cadangan bahan mentah di dalam perut bumi. Sampai saat ini terdapat 263 blok minyak bumi dan gas bumi (migas) di Indonesia. Jumlah tersebut diprediksi akan bertambah seiring dengan eksplorasi-eksplorasi baru yang akan dilakukan. Terdapat 263 blok Migas yang dimiliki Indonesia saat ini, sebanyak 79 Blok Migas sudah produksi. Sejumlah 184 Blok Migas lainnya masih dalam tahap eksplorasi.

Dari 79 Blok Migas yang sudah produksi milik Indonesia, sekitar 55 Blok Migas (70%) dikelola oleh perusahaan migas asing berskala global. Misalnya, Total, ExxonMobil, Chevron, Inpex, Petronas, Petrochina, CNOOC, Hess, Eni, British Petroleum, Stat Oil, dan sebagainya. Sebagian besar nilai sahamnya pun berada di kantong pihak asing.

Berdasarkan peraturan, kontrak pengelolaan blok Migas di Indonesia berlaku operasi selama 30 tahun. Sepanjang tahun 2021-2025, ada 28 Blok Migas yang akan habis masa kontraknya. Lalu untuk perpanjangan kontrak pengelolaan Blok Migas diberikan selama 20 tahun. Maksimal, operasi pengelolaan Blok Migas di Indonesia adalah selama 50 tahun.

Untuk proses pengajuan kontrak blok migas diberikan jangka waktu 10 tahun hingga 2 tahun sebelum habis masa kontrak. Artinya, bagi kontrak Migas yang habis tahun 2021, akan menjadi tanggung jawab pemerintah yang akan mulai beroperasi tahun 2019 mendatang. Apakah kedepan negeri ini akan berjaya di tanah sendiri atau malah hanya menonton kehebatan bangsa asing.

Amerika Serikat merupakan pihak yang paling berkepentingan dalam industri migas Indonesia ini. Dari negara barat juga ada Inggris, Italia, Perancis, dan Norwegia. Dari Asia ada Malaysia, China dan Jepang. Mereka memilki cukup kuat amunisi dalam berperang menaklukkan lapangan migas nusantara, dengan teknologi eksplorasi yang sangat canggih serta alat pemboran paling mutakhir.

Salah satu pemain terbaru di Migas Indonesia adalah StatOil asal Norwegia. StatOil adalah perusahaan migas asing milik Rothschild Norway Group. StatOil mengoperasikan 2 Blok di Indonesia yaitu Karama (Sulawesi) dan Halmahera II (Maluku). Saat ini, StatOil tengah mengincar Blok East Natuna yang memiliki cadangan gas bumi skala besar.

Negara terus dibohongi oleh raksasa migas asing yang bertujuan membeli minyak mentah dengan harga murah kemudian menjual lagi ke Indonesia dengan harga yang jauh lebih mahal. Raksasa migas asing juga berusaha mendapatkan perpanjangan kontrak dan kontrak baru di blok migas lainnya, agar royalty yang mereka dapatkan bisa meningkat lebih besar lagi.

Raksasa migas asing yang akan habis masa kontrak Migasnya tidak ingin ini disoroti. Perpanjangan kontrak migas akan selalu menjadi hal sensitif di pemerintahan seluruh dunia karena berkaitan dengan para kapital serta kaum elite yang berkecimpung di dalamnya. Selalu ada pertarungan Nasional versus Asing pada masa menjelang habisnya masa kontrak Migas di negara mana pun.

Sampai kapan Indonesia terus terjajah seperti ini, sekarang sudah 73 tahun dari kemerdekaan, tapi bagaimana kondisi sumber daya energinya (?) Masih jauh dari kata mandiri, padahal semua kebutuhan sumber daya sudah tersedia di depan mata, tinggal bagaimana kita mengelola hasil bumi yang luar biasa kaya ini. Peningkatan mutu pendidikan terutama untuk bidang ilmu terkait (geologi, geofisika, perminyakan) mutlak diperlukan untuk mendorong eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya energi yang mandiri dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Salam Energi Berkeadilan !

Energi untuk Indonesia yang Lebih Baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun