Mohon tunggu...
Shiswoyo
Shiswoyo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Juang

Cerita juang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan yang Membohongi Dirinya (Perempuan Bulan Juni)

1 Juni 2021   06:17 Diperbarui: 1 Juni 2021   06:38 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari seorang perempuan itu pergi menuju ke sebuah kedai kopi di pusat kota tempat dirinya tinggal. Karena sekarang dia tidak mempunyai kesibukan apapun selain berkumpul dengan teman-temannya.

Dalam perjalanan dia selalu menatap apa yang dia lewati, pandangannya tidak luput dari lalu lalang kehidupan kota yang nampak padat dan terkadang macet.

Berkumpul dengan teman-teman di sebuah kedai kopi mungkin membuatnya nampak senang yang jauh dari kata lara dan segala bentuk pemikiran yang membuatnya resah dan pilu.

Memang begitu adanya saat diluar dan berkumpul bersama teman-teman dia selalu terlihat senang, dia tak pernah menampakkan raut wajah yang tak mengenakan, padahal hati dan pikirannya saat dirumah sangat jauh berbeda dengan dia yang sekarang sedang berkumpul dengan teman-temannya diluar.

Namun bagi dirinya senyum yang dia tunjukkan saat bersama teman-temannya adalah sebuah senyum kepalsuan yang sedang dia pertontonkan karena dia tak pernah menampakkan raut wajah seperti ini saat dia sedang dirumah, walaupun tidak selalu murung juga saat dirumah, tapi ada kalanya saat dia berdiam seorang diri di kamarnya,  dia nampak sangat lusuh dan tak tahu lagi harus bagaimana.

Seringkali dia membenci dirinya sendiri. Karena selama ini dia selalu mencoba melakukan sesuatu yang tidak pernah orang lain lakukan namun hasilnya hanya sebuah pahitnya kekecewaan.

Terkadang perempuan itu sangat merasa tidak berharga. Dia selalu memikirkan bahwa apa yang selama ini dia lakukan hanyalah sia-sia belaka.

Menurutnya tak ada lagi seseorang yang bisa dipercaya, sekalipun itu teman yang selalu bersamanya di kedai kopi itu. Kepercayaan yang tulus dia berikan terkadang berbalik dengan kepahitan yang tak pernah dirinya bayangkan.
 
Terkadang dalam hidup memang seperti itu adanya, kita hanya berperan dan kita yang memilih peran itu, kita juga yang memainkannya. Jadilah pemain yang handal dalam hal-hal baik dan bermanfaat untuk orang lain, sebab, orang lain hanya tau menilai dari luar saja tanpa tau apa yang sedang terjadi di dalamnya.

Yang perlu diperluas adalah rasa syukur kita atas apa yang sudah kita tempuh selama ini. Kita mesti percaya bahwa masih ada orang-orang yang selalu mendukung kita dalam keadaan apapun.

Sampai kapan dirinya berkeliaran keluar rumah dengan menggunakan topeng itu, capek mesti sangat berasa, semuanya tidak akan bertahan lama. Berdamai dengan diri sendiri seolah menjadi sebuah solusi. Setelah berbagai hal yang menimpa dalam diri.

Semangat buat kamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun