Mohon tunggu...
shintyaretnooktaviana
shintyaretnooktaviana Mohon Tunggu... 24107030079

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga menyukai kucing serta fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Warung Makan Ummi: Perjalanan Mengais Rezeki

13 Juni 2025   19:36 Diperbarui: 13 Juni 2025   19:36 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Depan Warung Makan Ummi (Sumber: Doc. Pribadi)

Di tengah kawasan Sapen, Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta, berdiri sebuah warung makan sederhana namun penuh cerita. Namanya Warung Nasi Ummi. Lokasinya tidak jauh dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, menjadikannya tempat persinggahan favorit bagi mahasiswa, pekerja kantoran, hingga warga sekitar. Dibalik kesederhanaannya, warung ini menyimpan kisah perjuangan seorang perempuan tangguh yang akrab disapa "Ummi."

Warung Nasi Ummi bukanlah usaha instan yang langsung menuai kesuksesan. Perjalanan panjangnya dimulai sejak tahun 2002, lebih dari dua dekade silam. Namun, semangat dan ketekunan Ummi dalam mengais rezeki menjadikan warung ini tetap eksis hingga sekarang.

Dari Nasi Padang ke Lauk Rumahan

Kisah Warung Nasi Ummi bermula dari semangat Ummi, seorang perantau asal Lampung, untuk membangun usaha sendiri. Pada awalnya, Ummi mencoba peruntungan dengan berjualan nasi Padang. Pilihan ini cukup wajar mengingat latar belakang budaya dan rasa masakan yang sudah biasa ia masak di rumah. Sayangnya, nasi Padang yang ditawarkan kurang mendapat tempat di hati para pembeli. Mungkin karena cita rasa Padang-nya dianggap kurang otentik oleh para penikmatnya.

"Waktu itu saya coba masak nasi Padang, tapi mungkin rasanya kurang cocok. Orang sini maunya yang benar-benar khas Padang," tutur Ummi mengenang masa-masa awal berdagang.

Namun, dari situlah titik balik dimulai. Ummi tak menyerah. Ia memutuskan untuk banting setir, menjual nasi rames dengan aneka lauk masakan rumahan, seperti ayam goreng, tempe orek, telur balado, sayur lodeh, sambal ijo, dan lain-lain. Menu yang lebih sederhana dan merakyat ini ternyata jauh lebih diterima. Sejak saat itu, Warung Nasi Ummi mulai dikenal dan digemari.

Pernah Jatuh, Bangkit Kembali

Sebelum menemukan pijakan pada usaha kuliner, Ummi sempat mencoba peruntungan di bidang lain. Ia pernah membuka usaha fotokopi dan bahkan warnet. Namun, dua usaha tersebut harus tutup karena tidak mampu bersaing dan mengalami kerugian.

"Dulu sempat punya usaha fotokopi dan warnet. Tapi, ya, namanya usaha, kadang berhasil, kadang tidak. Alhamdulillah, dari situ belajar banyak," ujar Ummi sambil tersenyum.

Dari kegagalan itulah Ummi menemukan jalan hidupnya. Ia belajar untuk bertahan, beradaptasi, dan terus mencoba hal baru sampai akhirnya warung makan sederhana inilah yang menjadi penopang kehidupan dan sumber rezeki keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun