Mohon tunggu...
Shintya Giri Ramadhaniati
Shintya Giri Ramadhaniati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional 2017

Mahasiswa hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pandemi COVID-19 dan Dilema dalam Kehidupan Sehari-hari, Begini Cara Mahasiswa KKN UNDIP di Kalimantan Tebar Kebahagiaan dan Pengetahuan bersama Masyarakat

15 Agustus 2020   17:06 Diperbarui: 15 Agustus 2020   17:10 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
covid19.kotawaringinkab.go.id

PANGKALAN BUN (11/08/2020) -- Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kesadaran mahasiswa sebagai calon sarjana untuk memanfaatkan sebagian waktu belajarnya dengan melakukan pengabdian pada masyarakat dengan pendekatan keilmuan dan pengetahuan sebagai upaya membantu melaksanakan pembangunan.

Pada periode tahun 2020 ini, Universitas Diponegoro melangsungkan program KKN selama kurang lebih 45 hari terhitung dari 5 Juli -- 15 Agustus 2020 dengan sistem yang cukup berbeda dari biasanya. KKN Universitas Diponegoro Tim II tahun 2020 kali ini diselenggarakan secara mandiri dan bertempat di daerah domisili dari masing-masing mahasiswa. Konsep "KKN Mandiri" dan "KKN Pulang Kampung" ini di pilih karena mengingat situasi terkini dimana persebaran COVID-19 di Indonesia yang secara umum masih tinggi. Dilatarbelakangi dari hal tersebut, maka pelaksanaan KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) ini mengangkat tema, yaitu "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG's)".

Salah satu tempat pelaksanaan KKN UNDIP Tim II dilaksanakan di wilayah Kelurahan Baru, Kota Pangkalan Bun, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. Wilayah Kelurahan Baru ini juga adalah daerah yang tidak luput dari persebaran pandemi COVID-19. Berdasarkan dari data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Kotawaringin Barat, wilayah Kelurahan Baru sendiri masih termasuk dalam zona biru yang berarti daerah yang masih rentan dengan kemungkinan adanya persebaran Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang cukup tinggi. Selain itu, data secara umum yang didapatkan dari laman resmi sosial media Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotawaringin Barat pada 10 Agustus 2020, menunjukan bahwa jumlah pasien COVID-19 sudah jauh berkurang, khususnya untuk Kecamatan Arut Selatan di mana hanya terdapat 3 orang suspek, terkonfirmasi 113 orang, dan sembuh 146 orang. Dengan adanya perkembangan baik tersebut, pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat mulai memberlakukan kebijakan New Normal. New Normal memungkinkan masyarakat untuk bisa kembali beraktivitas secara normal, namun tetap dengan mematuhi penggunaan protokol kesehatan yang di anjurkan oleh World Health Organization (WHO) dan pemerintah Indonesia.

Peta penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kotawaringin Barat tertanggal 10 Agustus 2020.
Peta penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kotawaringin Barat tertanggal 10 Agustus 2020.

Namun, permasalahan muncul justru setelah adanya pemberlakuan kebijakan New Normal. Setelah melakukan pengamatan terutama di wilayah Kelurahan Baru, ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang peduli dengan masalah COVID-19 ini. Masih banyak warga yang tidak peduli dan menyepelekan penggunaan protokol kesehatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. 

Misalnya di pasar dan kegiatan organisasi atau perkumpulan masyarakat lainnya. Dalam kondisi New Normal yang masih rentan ini, baik pengunjung maupun pedagang pasar masih banyak yang tidak memakai masker dan menjaga jarak aman. Hal serupa juga sering terjadi dalam kegiatan masyarakat, salah satunya seperti kegiatan pengajian. 

Dengan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat akan bahaya persebaran COVID-19 ini masih rendah meskipun telah banyak pemberitaan yang menginformasikan masalah COVID-19 dan pentingnya menggunakan protokol kesehatan.

Selain itu, masalah lainnya ditemui dari segi pendidikan. Di tengah pandemi, sekolah hingga saat ini terpaksa meniadakan kegiatan belajar secara langsung dan berubah menjadi belajar secara daring sesuai dengan adanya keputusan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). 

Namun, hasil dari pengamatan yang telah dilakukan dengan wawancara singkat bersama beberapa anak-anak dan orangtua, bisa disimpulkan bahwa sistem belajar online saat ini cukup menyulitkan. 

Banyak dari anak-anak sekolah yang tidak bisa fokus dalam belajar dan sulit memahami materi yang dijelaskan. Kemudian, dari sisi orangtua menyatakan bahwa mereka tidak selalu bisa mengawasi kegiatan belajar anak. Masalah lain juga ditemui di mana tidak semua siswa sekolah ini bisa mengakses jaringan internet dengan lancar, padahal akses internet menjadi hal yang sangat penting untuk mengakses pendidikan di masa pandemi transisi New Normal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun