Mohon tunggu...
Shintia Puji Utami
Shintia Puji Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Statistika Universitas Airlangga

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Say No to KDRT, Jadikan Rasa Nyaman di Lingkungan Keluarga

13 Februari 2023   06:11 Diperbarui: 13 Februari 2023   06:32 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KDRT | Sumber: Alodokter

KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) kerapkali menjadi suatu hal yang ramai di pemberitaan akhir-akhir ini. Khususnya para entertainer yang kesehariannya hampir bisa kita saksikan meskipun tak pernah bertemu.

Hubungan para kalangan artis ini tentunya sangat mendapat respon yang baik dari masyarakat awalnya. Mungkin alasannya karena mereka serasi, terlihat sepadan, atau bahkan tampil manis seakan-akan tak pernah ada hal yang menyebabkan perseteruan antara keduanya. Namun, itukan hanya sebatas opini dari masyarakat, baik buruknya tergantung masing-masing individu dalam menyikapinya.

Dari banyaknya bintang-bintang entertainer yang akhirnya menikah mereka juga langgeng sampai mungkin sekarang usianya sudah semakin tua. Namun, ada juga yang mengabarkan bahwasanya rumah tangga yang telah dibina harus berakhir karena adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga. Padahal sebelumnya bersikap manis dan saling menjaga satu sama lain.

Sebenarnya, kejadian KDRT tentunya tidak hanya menimpa para artis dunia entertainment saja. Banyak juga rumah tangga dari kalangan biasa yang mengalami nasib serupa.

Tapi, pertanyaannya adalah bagaimana bisa? Bukankah tentunya ketika menjadi pasangan satu sama lain saling mencintai, mengasihi, dan tentu menyayangi? Mengapa hal KDRT masih kerap terjadi?

Yap, disini komunikasi memegang peranan penting. Dalam suatu hubungan harus didasarkan dengan rasa saling menghormati, menghargai, dan memahami satu sama lain. Ketika terjadi kesalahpahaman karena kurangnya komunikasi, ada kalanya salah satu pihak berusaha mendengarkan lawan bicaranya untuk mengekspresikan pendapat dan perasaan mereka. Sebaliknya, pihak yang lain harus memberikan penjelasan yang jujur. Hal ini bisa membantu dalam membangun kepercayaan.

Selain itu, tak bisa menerima dan memahami satu sama lain juga menjadi masalah karena mengharapkan hubungan yang sempurna, padahal setiap orang itu beda karakter. Maka dari itu, penerimaan dan pemahaman dalam membangun hubungan personal tanpa KDRT menjadi salah satu hal penting, karena pada dasarnya setiap orang punya keunikan tersendiri. Dengan hal tersebut bisa membangun hubungan yang sehat dan harmonis. 

Selain itu, kurangnya rasa saling membantu dan mendukung setiap hal pencapaian pasangan. Ini menjadikan masing-masing punya tujuan yang berbeda yang kerapkali menimbulkan adanya perbedaan pandangan dan juga bisa pencapaian. Padahal ketika dalam hubungan menerapkan prinsip membantu dan mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan itu dapat mengatasi masalah yang akan mempererat ikatan dan membangun rasa saling percaya.

Sebagai penutup, mungkin kita juga bisa mencari tahu Love Language dari pasangan. Apakah Word of Affirmation, sehingga kita harus sering memberikan kalimat positif sebagai penyemangat. Atau mungkin Phsycal Touch mungkin bisa memberikan perlakuan menyentuh seperti mengelus kepala, merangkul untuk menenangkan, dsb. Selanjutnya adalah Quality Time untuk membicarakan banyak hal tentang pasangan, sehingga ini juga membantu untuk saling mengenal lebih dalam. Atau mungkin Receiving Gift sebagai bentuk peduli dalam setiap hal sekecil apapun untuk saling mengapresiasi satu sama lain.

Perlu diketahui bersama, kasus KDRT bisa menimpa siapa saja. Pasangan yang awalnya saling mencintai dan mengasihi juga bisa tertimpa kasus ini apabila tidak menerapkan cara yang tepat dalam menangani setiap permasalahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun