Mohon tunggu...
Shintia Ezzaawwaliyyah
Shintia Ezzaawwaliyyah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

IG : kkn_shintiaezza

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Internet di Masa Pandemi Covid-19: Pendidikan Taruhannya

24 November 2020   08:40 Diperbarui: 24 November 2020   08:41 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. pendidikan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam proses kemerdekaan. . Dengan adanya Pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Pendidikan memunculkan golongan cendekiawan yang menjadi penggerak dalam melawan penjajahan. Jadi sejak zaman dahulu kala, pendidikan adalah sarana perjuangan, dan untuk mendapatkan pendidikan itu sendiri merupakan perjuangan.Tampaknya saat ini pun sebagian anak bangsa masih harus berjuang mendapatkan pendidikan. Lihatlah, anak-anak yang berada di desa-desa yang belum memiliki infrastruktur yang memadai; mereka harus berjuang melewati sungai yang mengalir, jembatan yang tidak layak pakai, sampai harus berjalan jauh untuk dapat mendapatkan ilmu pengetahuan. Tujuannya tentu saja ingin menjadi manusia yang lebih baik, paling tidak lebih baik dari orangtuanya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan hidupnya. Tanpa pendidikan tidak ada orang-orang hebat dan sebuah peradaban tidak akan maju. Maka kita di haruskan menempuh pendidikan minimal 12 tahun.

Namun, saat ini yang kita semua rasakan adalah proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan terhambat karena adanya Covid-19. Semakin mewabahnya covid-19 yang berdampak pada beberapa sektor diantaranya pada sektor Pendidikan, oleh karena itu pembelajaran yang awalnya tatap muka dialihkan dengan pembelajaran secara daring dengan menggunakan laptop, komputer maupun handphone, namun ada beberapa kendala dalam pembelajaran daring. Karena pembelajaran daring membutuhkan jaringan internet yang kuat, maka tanpa jaringan internet, proses pembelajaran tidak dapat terlaksana dengan baik.

Pandemi Covid-19 membuat sebagian anak bangsa  harus lebih keras lagi berjuang untuk mengejar ketertinggalan. Metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) kurang memihak pada sebagian orang khususnya yang tinggal di wilayah yang disebut "tiga T" (tertinggal, terluar dan terdepan dari wilayah Indonesia).sebagian besar daerah 3T menjadi gerbang tapal batas Indonesia letak daerah yang berada jauh dari ibu kota provinsi menjadikan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat di karenakan pembangunan infrastruktur yang belum merata. Mahalnya pembelian kuota sampai ketidakmerataan akses internet di Indonesia merupakan beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh.

Pembagian bantuan kuota internet dari pemerintah tidak terbagi secara merata. Pemerintah hanya menyalurkan bantuan kuota data internet sesuai dengan jumlah penerima yang terdaftar dalam dapodik dan PDDdikti, sebagaimana didaftarkan oleh satuan pendidikan. Komisi X DPR RI sebelumnya mengatakan subsidi kuota sesungguhnya jadi hak seluruh peserta didik dan pendidik, termasuk yang berada di luar Jawa. Bantuan juga harus diupayakan bagi sekolah yang tak memiliki fasilitas untuk belajar daring. Diketahui pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukan hanya dilakukan dengan metode daring atau via internet, tapi juga di luar jaringan (luring). Sekolah yang tak memiliki gawai atau jaringan internet umumnya memanfaatkan modul, buku pelajaran, televisi dan radio selama PJJ berlangsung sejak Maret.

Implementasi pembelajaran  jarak jauh  antara  guru dan siswa dengan memanfaatkan jaringan internet terkadang memunculkan masalah tersendiri bagi tenaga pengajar dan peserta didik yang tinggal di wilayah dengan keterbatasan jaringan internet.

Kemendikbud memberi solusi lebih baik untuk KBM daring yaitu, memberikan subsidi kuota internet untuk siswa, guru, mahasiswa, dan dosen selama empat bulan senilai Rp 7,2 triliun. Bantuan kuota data internet yang diberikan pemerintah terdiri dari dua jenis, yakni kuota umum dan kuota belajar. Peserta didik mendapatkan bantuan kuota internet sesuai dengan kebutuhan pembelajaran masing-masing disetiap tingkatannya. Tetapi salah satu alasan mengapa ada pelajar yang belum mendapatkan bantuan kuota internet ini karena beberapa lembaga pendidikan ada di bawah naungan kemendikbud yang mengajukan bantuan internet, serta ada juga yang tidak yaitu di bawah naungan kemenag yang tidak mengajukan bantuan internet. Namun Lembaga Pendidikan yang berada dibawah naungan kemenag bisa menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk mengalokasikan bantuan internet gratis. 

Penulis : Shintia Ezza Awwaliyyahv

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun