Mohon tunggu...
shintia dewi miranti
shintia dewi miranti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Al-Azhar Indonesia

Senang menulis artikel, semoga bisa melakukan vibe positif dalam sebuah artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demi Viral Rela Membuat Konten Vulgar di Media Sosial

19 Januari 2021   14:33 Diperbarui: 19 Januari 2021   14:56 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pasti anda sangat mengenal media ini jadi saya jelaskan sedikit pengertian dari media sosial. Bahwa media sosial alat baru komunikasi masa kini yang tidak terpaku pada suatu teknik komunikasi. Melainkan dapat di kolaborasikan dengan banyak fitur lainnya.

Media ini suatu hal yang tidak bisa dipungkiri saat ini bahkan dihilangkan dari masyarakat luas terutama negara Indonesia dengan populasi pengguna media sosial tertinggi peringkat ke 4 di dunia. Dan menurut menkominfo Kementrian Komunikasi dan informatika mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95% menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.

Generasi milenial sangat menyukai media sosial bahkan generasi di atas milenial juga penikmat media ini, tetapi generasi milenial mampu 5-6 jam/hari untuk membuka media sosial sampai lupa waktu ketika sudah membuka media ini. Sungguh betapa pengaruhnya media ini ke generasi milenial, sebab itulah yang mebuat banyak dampak-dampak positif dan negatifnya dari media sosial. 

Jika kita telaah masyarakat Indonesia bukan lah lagi penikmat bersosialisasi secara langsung tetapi semenjak adanya keberadaan media sosial merubah segalanya sekarang mereka lebih menyukai komunikasi secara daring, dan mereka terjun langsung sebagai pembuatan konten di media sosial.

Penyebab rela konten vulgar di media sosial?

Inilah fenomena yang sering ditemukan oleh pemilik akun di media sosial. Dimana mereka rela membuat konten vulgar hanya karena demi like banyak yang memungkinkan akan viral di media sosial. Nah ini yang sangat disayangkan kepada pemilik akun yang tidak bijak dalam hal memainkan media sosial. 

Mungkin menurut saya karena dampak media sosial ini sangat berpengaruh bagi kehidupan apalagi perekonomian jadinya membuat fenomena ini ada, hal yang disayangkan bukan? Memang benar konten ini bisa membuat kita viral secara gampang, tetapi hal tersebut tidak seharusnya layak untuk dijadikan konten. 

Coba kita bayangkan media ini tidak adanya batasan usia untuk membukanya, maka kemungkinan besar anak di usia dini yang masih dalam masa perkembangan dan tidak mengetahui edukasi sexual bisa melihat konten vulgar dan bisa menirunya setelah itu, inilah yang sangat di khawatirkan ya teman-teman. Hanya demi viral masa depan anak bangsa bisa rusak.

Apalagi banyaknya Platform medsos seperti Instagram, YouTube, Facebook atau Twitter dan juga Tiktok yang sedang hype di Indonesia. Ini lah yang menjadi pilihan pada pemilik akun untuk menjaring followers atau subcriber. Melalui medsos tersebut, akan memudahkan setiap orang mengakses dan menyebarkan informasi. Pegiat media sosial Enda Nasution mengungkapkan fenomena ini sebenarnya bukan hal yang baru. Akun-akun yang memproduksi berbagai tindangan vulgar itu dilakukan karena yang bersangkutan ingin tampil menjadi pusat perhatian.

Beberapa alasan munculnya obsesi yang tinggi untuk menampilkan hal vulgar di media sosial, yaitu:

  • Karena faktor psikologis dengan tujuan untuk memanjakan ego manusia. Ada kepuasan tersendiri apabila ada orang yang membicarakan dirinya. Seperti Ketika komentar atau unggahan tentang dirinya direspons dengan jempol, membuat ego seseorang dimanjakan
  • Karena alasan biologis dimana hormon dophamine meningkat ketika manusia merasakan kepahagiaan. Seperti pujian melalui like hal ini terbukti membangunkan hormone kenyamanan seseorang.
  • Dan juga karena faktor keuangan seseorang, karena ingin mendapatkan uang dari hasil viral di media sosial. Seperti ketika seseorang viral maka banyak online shop/ brand yang menawarkan promosi di akun media sosialnya.

Bagaimana cara menghindar dari konten vulgar di media sosial?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun