(+) Lainnya, Taksonomi Bloom memberikan acuan dan standar dalam mengklasifikasikan tujuan pembelajaran bagi siswa, dari mengingat fakta hingga menghasilkan karya baru dan orisinal dari setiap peserta didik.Â
(-) Namun meski melalui proses riset yang panjang, belum diketahui alasan-alasan khusus Bloom menentukan indikator-indikator kata kerja ke dalam klasifikasi taksonomi yang ada. Misalnya, mengapa Bloom menempatkan kemampuan "menulis" sebagai kategori LOTS padahal bagi sebagian besar murid, tantangan menulis dan mencurahkan ide secara tertulis itu sangat besar dan lebih tepat jika ditempatkan pada kategori "HOTS." Berbeda dengan kemampuan "mencatat" yang merujuk pada menuliskan ulang informasi atau tulisan sebelumnya yang telah ada, yang lebih tepat untuk konteks LOTS.
(-) Tidak tersosialisasi secara umum apakah alasannya negara-negara misalnya Indonesia, pada akhirnya menggunakan teori dan konsep Bloom dalam kurikulum yang menjadi salah satu dasar penentu arah pendidikan nasional di Indonesia. Seberapa dalam dan luasnya relevansi dari konsep dan teori Bloom dalam pemenuhan pendidikan anak bangsa.
(-) Konsep dan teori Bloom yang merupakan produk western ini jelas telah menggeser perhatian para pemuka kebijakan publik di bidang pendidikan nasional dari filosofi pendidikan dalam negeri yang memiliki value "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani" hasil karya dan buah pemikiran Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.Â
Demikian tulisan ini mencoba menguraikan hasil dari pemahaman yang diperoleh dalam pembelajaran materi Teori Belajar di ruang kuliah online. Semoga bermanfaat dan semakin menikmati kemerdekaan kritis dalam belajar.***
Note: Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar - Dosen: Ibu Clara Evi Citraningtyas, Ph.D.