Mohon tunggu...
Butet Pagaraji
Butet Pagaraji Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru, Penggila Tuhan dan Pencinta Ilmu, Alam Semesta serta Sesama Manusia

aku ruang di labirin jiwa, menganga, menelan makna, menuang cerita, tanpa bangga, hanya cinta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lev Vygotsky: Zone of Proximal Development

27 September 2021   02:54 Diperbarui: 17 Mei 2022   07:16 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.coachingthecoaches.net/blog/

Teori Vygotsky mengandung nilai kerendahan hati (humility) dimana individu digiring pada kesadaran bahwa capaian yang diperoleh berupa pengetahuan maupun mentalitasnya, dapat diraih akibat kontribusi dari lingkungannya. Termasuk capaian berupa pengetahuan dan/ atau perilaku yang baik serta bermanfaat bagi lingkungannya, atau bahkan sebaliknya. Maka seseorang dapat membangun awareness yang positif dan sehat, dalam mencari akar masalah yang bersumber dari dirinya maupun dari support system-nya tersebut.

Kritik terhadap konsep dan teori Vygotsky:

  • Mirip dengan teori kognitivisme; terdapat kecenderungan mengabaikan kemungkinan dimana seseorang dapat belajar sendiri dan bertumbuh tanpa intervensi MKO atau otodidak seperti pada para jenius dan indigo. Contohnya Srinivasa Aaiyangar Ramanujan yang lahir di keluarga miskin di Erode di Tamil Nadu. Ia seorang otodidak matematika, yang tanpa pelatihan formal dalam matematika murni telah memberikan kontribusi untuk analisis matematika, teori bilangan, seri terbatas, dan pecahan serta terus mengembangkan penelitian matematikanya sendiri dalam keterasingan.

  • Kemungkinan dimana MKO tidak tersedia, dan terjadi ketidakmampuan menarik siswa dari zona ZPD secara optimal, disebabkan peserta didik sama-sama berkebutuhan khusus seperti terjadi pada siswa di lingkungan SLB atau bahkan imbesil. Akibat dari rendahnya kemampuan, kemiskinan potensi serta kurangnya keahlian yang dibutuhkan.

  • Pada saat siswa di tahap mempraktekkan secara spontan dan berinisiatif, keterampilan barunya secara mandiri, sangat mungkin bagi siswa untuk membuat kesalahan. Bisa disebabkan ketidaksiapan siswa ybs, tingkat IQ atau bahkan akibat dari kapasitas MKO yang tidak memadai. Maka siswa perlu diberikan ruang "remediasi" dan belajar ulang demi melengkapi proses yang tidak optimal tadi.

  • Efektifitas konsep ZPD patut dipertanyakan jika diterapkan dalam ruang lingkup komunitas peserta didik yang berjumlah besar. Ketersediaan MKO bisa jadi terbatas, penanganan menjadi sulit, follow up tidak maksimal dan dapat mengabaikan kekhususan kebutuhan siswa yang perlu mendapatkan support atau dukungan MKO.

  • Konsep dan teori ZPD hanya dapat mengidentifikasi persoalan-persoalan peserta didik yang muncul di permukaan; sehingga hanya dapat menarik kesimpulan yang dangkal dari kondisi siswa tersebut terkait sudah bisa, belum dan/atau tidak bisa melakukan ini dan itu sesuai target pencapaian. Persoalan-persoalan lain yang lebih dalam terkait tingkat emosional, pergolakan psikis dan segala sesuatu yang terjadi di dalam diri siswa, tidak tersentuh atau kurang dieksplorasi.   

Hal yang dapat disimpulkan dari mempelajari teori Vygotsky; bahwa dalam mendukung tumbuh kembang anak dibutuhkan intervensi yang optimal dari orang-orang disekitarnya. Lingkungan sosial dan interaksi didalamnya menempati peran penting dalam pelaksanaan proses belajar.

Namun, perlu memperhitungkan ketersediaan dan kemampuan lingkungan sekitar mendemonstrasikan kapasitasnya terlibat sebagai MKO dalam zona ZPD siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Demikian juga, memberi ruang bagi kreatifitas siswa saat berproses secara mandiri tanpa peran MKO.

Demikian tulisan ini mencoba menguraikan hasil dari pemahaman yang diperoleh dalam pembelajaran materi Teori Belajar di ruang kuliah online. Semoga bermanfaat dan semakin menikmati kemerdekaan kritis dalam belajar.***

Note: Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar - Dosen: Ibu Clara Evi Citraningtyas, Ph.D.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun