Mohon tunggu...
Butet Pagaraji
Butet Pagaraji Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru, Penggila Tuhan dan Pencinta Ilmu, Alam Semesta serta Sesama Manusia

aku ruang di labirin jiwa, menganga, menelan makna, menuang cerita, tanpa bangga, hanya cinta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jean Piaget: Teori Kognitivisme

24 September 2021   23:52 Diperbarui: 17 Mei 2022   07:17 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://sproutsschools.com/piaget-cognitive-development-theory/

Jean Piaget

 Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1896 di Neuchâtel, Swiss. Ia dilahirkan oleh Rebecca Jackson, ibunya, dan dibesarkan dalam keluarga akademisi karena ayahnya Arthur dikenal sebagai seorang profesor sastra pada abad pertengahan itu. 

Berdasarkan sejarah hidupnya dikatakan bahwa ia memiliki kepribadianya yang penuh dedikasi dan semangat dalam studi, ditunjukkan Piaget ketika ia mengamati spesimen moluska selama berjam-jam di museum sejarah alam lokal. 

Pada usianya yang ke-11, ia juga sudah menulis makalah ilmiah singkat tentang burung pipit albino. Bahkan publik yang tidak mengetahui usia Piaget saat itu, menilai makalah ilmiahnya tentang moluska, yang dipublikasikan, adalah tulisan seorang ahli.

Pasca sekolah menengah, Piaget melanjutkan studi zoologi di Universitas Neuchâtel dan menerima gelar Ph.D. di bidang ilmu alam, pada tahun 1918. Disaat yang sama, ia mempelajari psikologi di bawah bimbingan Carl Jung dan Paul Eugen Bleuler di Universitas Zürich. Selanjutnya ia belajar psikologi abnormal di Sorbonne, Paris.

Dalam karir akademik dan penelitiannya di bidang psikologi anak, ia mengidentifikasi empat tahap perkembangan mental yang mencatat perjalanan kaum muda dari identifikasi objek dasar hingga pemikiran yang sangat abstrak. 

Pada masa hidupnya, Piaget menerima berbagai penghargaan. Ia kemudian meninggal pada 16 September 1980, di Jenewa, Swiss. Publik mengenalnya sebagai seorang tokoh ahli di bidang psikologi modern yang memberikan perhatian terhadap tahap perkembangan mental di kalangan anak-anak dan menjadi tokoh terkemuka di bidang teori kognitif. 

 

Konsep dan Teori

Berbeda dengan teori-teori lainnya, kognitivisme memiliki paradigma berpikir yang menjelaskan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antar stimulus dan respon, tetapi melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks yang terjadi dalam diri atau internal seseorang. 

Bagi Piaget, anak-anak bukanlah kertas kosong. Mereka mahluk hidup bebas, yang bertumbuh dan memiliki kemandirian untuk berkembang diluar kontrol para pendidiknya; yang sejatinya memiliki kemampuan untuk memahami, sehingga setiap orang sudah punya muatan pengetahuan dasar sesuai pertumbuhan mental dan fisik, sesuai dengan usianya.

Pengetahuan seseorang diperoleh dari proses belajar yang terjadi dalam diri seorang anak melalui input data dan informasi yang mencakup ingatan, emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya, yang diproses dan diterima nalar; yang kemudian seseorang menggunakan pengetahuan tersebut untuk bertindak, berperilaku dan atau berespon.

Pengalaman belajar tersebut terjadi dalam alam pikiran seseorang yang tidak boleh dilihat secara terpisah-pisah karena akan menyebabkan proses belajar tersebut kehilangan maknanya. Itulah sebabnya Piaget lebih menitikberatkan perhatiannya kepada proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri.

Menurut teori kognitivisme, terdapat struktur intelektual dalam diri seseorang yang dibagi dalam empat tahap perkembangan, yaitu:

  1. Tahap sensori-motor, yaitu anak dengan rentang usia 0 - 2 tahun. Anak pada tahap ini mengalami dunianya melalui gerak dan indera-nya serta mempelajari pemanensi objek di lingkungannya.

  2. Tahap pra-operasional, yaitu rentang usia 3 -7 tahun. Anak-anak pada tahap ini mulai memiliki kecakapan motorik dan mengembangkan penggunaan bahasa simbolik, permainan fantasi, dan intuisi alami.

  3. Tahap operasional konkret, yaitu rentang usia 8 – 11 tahun. Anak pada tahap ini mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret yang dialaminya.

  4. Tahap operasional formal yaitu usia di atas 12 - 15 tahun. Anak-anak ini memiliki perkembangan penalaran abstrak dengan pemahaman yang lebih kompleks tentang logika, serta sebab dan akibat.

 

Pro-Kontra dan Refleksi

Teori Piaget telah memberikan kontribusi yang besar ke dalam dunia pendidikan dan mendorong kemajuan pesat di dalamnya. Piaget memberikan deskripsi dan acuan dasar untuk digunakan dalam penerapan kegiatan pembelajaran umum, yang dapat dicapai oleh seseorang sesuai dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan mental sesuai usianya (nature of knowledge).

Lewat pemahaman Piaget yang mengakui adanya kemampuan internal seseorang untuk memahami sesuatu, yang secara natural tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertambahan usianya, ini menolong kita dalam menerapkan pola-pola pembelajaran yang berbeda sesuai kebutuhan seseorang. Kita dapat menghindari memaksakan penerapan pola belajar orang dewasa kepada anak-anak atau sebaliknya. 

Namun begitu, teori ini juga menuai kritik dimana publik dan akademisi menilai bahwa,

  1. Teori ini kurang dalam memperhitungkan perbedaan baik sosiokultural dan geografis di antara anak-anak.
  2. Terdapat fakta yang ditunjukkan melalui penelitian, bahwa beberapa orang dewasa belum mencapai tahap keempat dari jadwal perkembangannya.
  3. Ada pula  anak-anak yang dalam usia masih sangat belia telah mampu melampaui kemampuan orang dewasa dalam bersosialisasi dan mencerna ilmu pengetahuan; contohnya anak-anak jenius dan/atau indigo, sehingga...
  4. Pemikiran Piaget berkesan meremehkan atau membatasi cara dan kemampuan berpikir anak-anak. Sebab kenyataannya, anak-anak “jaman now” umumnya bahkan bisa lebih menguasai teknologi, pengetahuan dan informasi ketimbang orang dewasa.
  5. Point-poin kotra tersebut di atas, menawarkan paradigma baru bahwa bisa jadi, sebenarnya perkembangan pengetahuan tidak dibatasi tahapan-tahapan tersebut tetapi berkembang terus menerus sepanjang hidup dan beradaptasi dengan jamannya.

Well.. sekalipun terdapat kontra dalam menanggapi teori ini, sejujurnya sampai sejauh ini pun saya masih bisa melihat manfaat dari teori Piaget. Selain memberikan kontribusi pemikiran yang positif terhadap perkembangan pola dan metode pembelajaran, juga pengakuan bahwa setiap individu memiliki potensi internal bawaan dalam belajar dan memahami lingkungannya, menjadi sangat penting dan krusial. 

Hal tersebut memberikan harapan bagi pendidik bahwa tanggungjawab untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik kepada pintu-pintu pengetahun, bukanlah beban yang ditanggung sepihak. Tetapi ada kontribusi peserta didik yang dengan sendirinya muncul serta berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mentalitasnya.

Lagipula, teori ini melahirkan kontra yang mendorong orang-orang untuk semakin menguak tabir misteri kemanusiaan manusia yang begitu kaya, dan membutuhkan penjelasan lagi atau teori lanjutan lainnya untuk mendefinisikan keadaan kontra itu sendiri. Kebutuhan memahami tak terbendung dan kemerdekaan belajar menjadi begitu nyata. ***

Note: Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar - Dosen: Ibu Clara Evi Citraningtyas, Ph.D.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun