Mohon tunggu...
Shinta Dewi Wulandari
Shinta Dewi Wulandari Mohon Tunggu... -

Akuu orang yang simpel. It's not how much you earn that important. Instead, it's how much you earn FOR yourself, others, and The God Almighty.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ad Bonam et Causa HAM?

31 Januari 2016   23:29 Diperbarui: 31 Januari 2016   23:44 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baca postingan temen2 yg banyak banget lg bahas soal kasus2 HAM jadi geli pengen nulis jugak. Yah pada dasarnya nggak ada yg bisa disalahkan soal HAM, toh sah2 aja kan karena itu adalah sesuatu yg menyangkut privasi kita sendiri?

Tapi, ada yg lupa kalau di atas HAM, masih ada norma dan agama yg berlaku. Norma menyangkut kehidupan sosial, agama menyangkut hal2 spiritual. Mungkin banyak yg sudah kecewa akan keduanya karena merasa tidak dibenarkan oleh keduanya. Tapi, itu tidak lantas menaruh HAM di atas segalanya. Percaya atau tidak, norma dan agama yg masih murni membawa kita menuju kebaikan.

Misalnya, "jam belajar" masyarakat membatasi interaksi sampai jam 9 malam. Karena saya muslim, agama saya mengajarkan untuk tidak berhubungan seksual dengan sesama jenis dan tidak bersentuhan dengan yg bukan mahram. Hal2 sepele seperti ini sering kali sulit dijalani, tetapi sebenarnya membatasi supaya tidak terjadi hal2 yg diinginkan ‪#‎ups‬

Bukankah kita sudah banyak mendapat contoh banyaknya HIV/AIDS dari kasus prostitusi dan LGBT? Seperti di http://www.hrc.org/…/hrc-issue-brief-hiv-aids-and-the-lgbt-… Bukankah jaman dulu sudah ada orang2 yg dihukum karena kasus serupa, Kota Sodom misalnya.

Saya tidak menganjurkan untuk menjauhi orang2 yg "bermasalah" secara norma atau agama. Mereka perlu ruang untuk didengarkan. Mereka perlu bantuan untuk mencari solusi. Beda lagi untuk orang2 yg sudah merasa nyaman dg "masalah"nya. Mereka perlu terus didukung supaya punya kesempatan untuk membaik nantinya. Caranya? Paling mudah ya berdoa, pun mengingatkan jika bisa, menemani, konsultasi sama orang yg lebih paham, diskusi supaya ada jalan keluar, bikin komitmen bersama, tentukan tujuan bersama, bikin indikator keberhasilannya, jadwalkan evaluasinya. Toh, orang yg baik adalah orang yg bermanfaat bagi sesamanya kan?

satu lagi yg seharusnya jadi patokan benar atau salahnya suatu tindakan. Kalau menimbulkan penyakit, tindakan itu berarti cenderung merusak atau tidak baik. Yang satu ini tidak selalu sih, hanya jadi bahan pertimbangan ajah.

Akhir tulisan, semua kebenaran adalah milik Yang Maha Benar, salah2 bisa datang dari saya sebagai mahasiswa (yg pengen jadi tidak) biasa.

Ad Bonam dalam dunia kedokteran menggambarkan prognosis (nasib perjalanan penyakit) yg dapat disembuhkan (baik).

Et causa artinya disebabkan oleh

Jadi, judul artikel ini intinya: Semua Dibenarkan Atas Nama HAM?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun