Mohon tunggu...
Decta Blue
Decta Blue Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cerita Mini: Kutukan Handuk

17 Januari 2021   16:44 Diperbarui: 17 Januari 2021   16:48 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Wanita di dunia itu, ada yang menghendaki hidup sendiri, ada yang sengsara hidup sendiri. 

"Aku pernah nikah waktu umur 15 tahun. Hanya bertahan dua bulan lalu cerai. Suamiku orangnya pemalas, malas aku!" kata Mbah Giyem suatu hari. 

"Tapi setelah itu menyesal. Pingin nikah lagi. Dicarikan teman juga nyari sendiri. Tapi sampai aku berkali-kali patah hati, sampai sekarang ini lho, tidak ada yang mau,"curhat Mbah Giyem. 

Dia tahu hal itu menimpa hidupnya karena kutukan Bapaknya masih bekerja. 

"Aku sudah mohon ampun di pusara Bapak tapi apa?" 

"Waktu itu Bapak tidak bisa menahan emosi. Aku larang Bapak pakai handukku, ia marah. Dengan mata melotot Bapak ngatain aku, tidak akan pernah bisa menikah sampai ubanan."

Mbah Giyem yang kini makin renta dan hidup sebatang kara itupun tak mampu menahan isak tangisnya. (*)

Kabupaten Semarang, Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun