Mohon tunggu...
Shinta Harini
Shinta Harini Mohon Tunggu... Penulis - From outside looking in

Pengajar dan penulis materi pengajaran Bahasa Inggris di LIA. A published author under a pseudonym.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Trigger Finger: Ketika Sendi Jari Rasanya Copot

10 Desember 2021   02:41 Diperbarui: 10 Desember 2021   02:45 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thumb splint (Dok pribadi)

Saya tidak tahu pasti apakah buku jempol ini benar-benar lepas atau bagaimana, tapi rasanya seperti begitu. Jempol kanan saya kalau sudah tertekuk, untuk mengembalikan ke posisi lurus harus ditarik sampai berbunyi "klek" dan buku jari itu terpasang lagi di tempatnya seperti kita memasang permainan Lego. Dan kalau sudah berbunyi seperti itu, rasanya lumayan juga.

Masalahnya adalah kalau sedang tidur karena kita tidak bisa mengontrol pergerakan jari kita. Di awal jempol saya mulai seperti ini, setiap bangun tidur waktu pagi, buku jarinya sudah menekuk dan karena dibiarkan seperti itu selama saya tidur, keadaannya jadi sudah kaku. Untuk meluruskannya lagi benar-benar lumayan sakit. Klek. Oww!

Saat itu saya tidak terpikir apa yang menyebabkan jempol saya jadi seperti itu. Tetapi kemudian saya teringat yang pernah saya lakukan. Mungkin itu penyebabnya.

Saya selalu menulis di hp, apa pun itu, cerita, artikel untuk Kompasiana, bahkan kerjaan terjemahan pun saya sering lakukan di hp. Program yang saya pakai adalah Word yang ada di OneDrive. Di app ini, kalau kita menulis sesuatu, akan tersimpan secara otomatis. Jadi tidak perlu kita klik tanda 'Save.' Hal itu merupakan satu kelebihan app ini, tapi ternyata bisa juga menjadi kelemahan, seperti yang saya alami.

Suatu malam sebelum tidur, saya meneruskan cerita yang kira-kira sudah sebanyak 3000 kata. Tanpa saya sadari kemudian saya jatuh tertidur. Saat saya bangun untuk shalat Subuh, saya agak bingung ketika melihat halaman Word cerita saya.

Kosong.

Tidak satu pun kata tertulis di sana.

Yang terjadi ternyata, setelah saya sadari, rupanya jempol saya ini masih menempel ke layar seolah-olah akan menulis. Tetapi alih-alih mengetik kata-kata, yang saya lakukan ketika saya terlelap adalah menekan tuts backspace. Terus dan terus sampai akhirnya semua kata-kata yang ada terhapus. Hilang semua hasil mengarang yang saya kerjakan selama berhari-hari. Dan itu semua tersimpan secara otomatis.

Rasanya saya sudah hampir putus asa dan menyerah, tidak melanjutkan cerita itu. Saya tidak mungkin mengingat semua kata-kata yang sudah saya ketik sebelum ini.

Tetapi tadi saya katakan hampir karena kemudian saya mendapat ide. O ya, sendi jempol sakit juga bukan karena menekan backspace.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun