Seperti yang kita ketahui bahwa pada awal 2020 pertumbuhan ekonomi global mengalami penurunan, dimulai dengan terjadinya penurunan pada pertumbuhan ekonomi di negara maju, hingga negara berkembang. Ditambah lagi dengan adanya pandemi COVID 19 keadaan malah semakin lebih parah, dan bukan hanya negara Indonesia saja melainkan hampir seluruh negara di dunia.
Adanya pandemi ini sangat berdampak pada perdagangan di Indonesia. Ada beberapa dampak dari pandemi ini diantaranya pandemi membuat biaya logistik atau bahan makanan mengalami peningkatan sedangkan jumlah barangnya menurun karena daya belinya mengalami penurunan juga.Â
Indonesia mengimpor bawang putih dari China, pada Februari 2020 Indonesia hanya dapat mengimpor 23.000 ton saja padahal pada tahun 2019 Indonesia dapat mengimpor bawang putih dari China sebesar 583.000 ton hal ini terjadi penurunan yang sangat drastis, selain itu ada beberapa negara yang menerapkan sistem lockdown yang membuat pengiriman barang antar negara menjadi lebih lama. World Trade Organization (WTO) mencatat terdapat 80 negara yang membatasi kegiatan ekspor.Â
Peningkatan produk ekspor Indonesia sulit dilakukan karena banyak negara yang melakukan pembatasan impor di tengah kondisi COVID 19 ini. Negara -- negara tujuan ekspor Indonesia seperti AS, China, Singapura, dan Eropa yang mengalami penurunan ekonomi pasti akan melakukan pembatasan impor. Namun pada kenyatanya tidak semua produk impor mengalami penghentian, impor elektronik misalnya yang sampai saat ini masih berjalan.
Larangan untuk melakukan ekspor impor ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus COVID 19. Suatu negara juga tidak mengimpor hewan hidup karena virus ini menular tidak hanya melalui manusia saja melainkan hewan juga. Virus corona yang semakin menyebar memberi dampak perlahan tapi pasti, terutama pada perekonomian Indonesia.Â
Pertumbuhan ekonomi sebagian besar dipengaruhi oleh sektor konsumsi, pemerintah akan terus melakukan percepatan belanja kementerian dan lembaga di kuartil I 2020. Hal ini juga sejalan dengan perintah Presiden Joko Widodo untuk membelanjakan anggaran dalam mengantisipasi virus corona yang mungkin akan menurunkan konsumsi awal tahun ini. Â
Terkait dengan dampak perdagangan yang disebabkan oleh penyebaran virus corona, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, belum ada dampak signifikan virus corona terhadap kinerja perdagangan.