Mohon tunggu...
Cahaya
Cahaya Mohon Tunggu... Lainnya - Dualisme Gelombang-Partikel

Penyuka pohon johar, cahaya matahari, dan jalan setapak.

Selanjutnya

Tutup

Money

Uang Elektronik: Realita Bertransaksi Cerdas, Praktis, dan Kekinian

13 Desember 2016   05:04 Diperbarui: 13 Desember 2016   06:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Seorang perempuan baru saja menjatuhkan koin sesaat setelah keluar dari pintu lift apartemen. Jika ini merupakan sebuah serial cantik maka kelanjutan ceritanya adalah: akan ada lelaki tampan dengan tubuh atletis—yang juga baru saja keluar dari lift, membalikkan badan, mendekati perempuan tersebut lantas membantunya mengumpulkan uang koin yang berserakan di lantai. Setelah itu mereka kemudian mengobrol ringan, bertukar akun sosial media dan malam harinya saling berkirim pesan obrolan sambil membayangkan satu sama lain.

Jika ini adalah cerita detektif, maka tentu saja perempuan tadi sengaja menjatuhkan koin di depan pintu lift, untuk mengetahui nomor kamar apartemen lelaki yang baru saja keluar lift dan sejak tadi terus dia amati karena mencurigai lelaki tersebut sebagai salah satu tersangka pencurian sebuah barang antik di museum. Dan jika ini adalah cerita horor, maka lelaki yang baru saja keluar dari lift tadi akan tiba-tiba menghilang lantas koin-koin yang berceceran di lantai bergerak sendiri kemudian secara misterius mengeluarkan cairan berwarna merah mirip darah, di mana selanjutnya pergerakan koin akan terhenti mana kala telah usai membentuk sebuah kata, yang lebih mirip pesan-menakutkan: M a t i.

Hei, tapi ini kan realita. Saya tandaskan lagi : REALITA. Cerita-cerita di atas tidak mungkin terjadi. Jika seorang perempuan menjatuhkan uang koin di depan lift apartemen, itu tandanya dia perempuan ceroboh yang hidupnya ribet dan rada culun (semoga yang pernah menjatuhkan uang koin tidak merasa tersinggung membaca ini). Tidak mungkin datang laki-laki tampan yang mendekati, atau menghilang secara tiba-tiba. Kalaupun ada, lelaki itu hanya akan menertawakan, alih-alih memberi bantuan.

Perempuan cerdas, praktis, dan kekinian tentu saja tidak lagi menyimpan koin di dalam tasnya—maupun dompet atau saku jaket. Sebab mereka telah menggunakan sistem pembayaran masa kini berupa uang elektronik.

Hari gini masih enggak tahu uang elektronik? Ehahahaha (tertawa ala Anggun). Baiklah akan saya jelaskan. Jadi uang elektronik merupakan sejumlah uang yang disetorkan di muka, disimpan secara elektronik, digunakan untuk pembayaran ke selain penerbit (pihak ketiga) di mana melalui persetujuan Bank Indonesia berhak menerbitkan semacam chip untuk kemudian dapat digunakan oleh pemilik chip yang telah terdaftar tersebut. Selain dalam bentuk chip (kartu), uang elektronik juga kita jumpai dalam bentuk dompet digital yang berbasis pada pada server di mana penggunaannya bisa melalui ponsel cerdas kita.

Menggunakan uang elektronik memungkinkan kita untuk bisa meng-cover kebutuhan pengeluaran berskala kecil namun ritmenya padat, semisal pembayaran tol, uang parkir, tarif transportasi umum semisal KRL dan bus jakarta, pulsa telepon, rekening listrik prabayar hingga belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket.

Ngomong-ngomong soal berbelanja di supermarket, tentu saja kita pernah mendapati seorang kasir cantik menanyakan ke kita apa kembaliannya mau disumbangkan atau tidak. Antara memertahankan gengsi atau karena tidak mau ribet dengan kembalian, kita akhirnya menjawab iya.

Begini, saya sebenaranya tidak ingin mengajak kalian untuk bersikap pelit, saya hanya mau mengajak berhitung sedikit. Kita misalkan saja, kembalian di supermarket itu senilai lima ratus perak, dalam sepuluh kali belanja, kalian akan memperoleh lima ribu perak yang setara dengan dua kotak teh harga promo. Atau buat anak kosan, kalian bisa mendapat dua bungkus mie instan harga warung kelontong.

Akan berbeda hasilnya jika kita melakukan pembayaran menggunakan uang elektronik. Pertama kita bisa mengefesienkan waktu, di mana kita tidak perlu lagi menunggu kembalian dari kasir. Kedua kita tidak diribetkan dengan apakah akan menyumbangkan uang kembalian atau tidak. Ketiga kita bisa lebih berhemat karena recehan yang biasanya tidak terpakai bisa terkumpul di uang elektronik kita.

Nah, itu adalah beberapa kelebihan menggunakan uang elektronik. kelebihan lainnya adalah Pertama, Electronic Value di mana uang elektronik dapat diisi ulang kedalam kartu e-money melalui berbagai sarana yang disediakan oleh penyelenggara. Apabila nilai uang pada kartu elektronik telah habis maka pengguna dapat melakukan pengisian uang sehingga tidak perlu membeli baru uang elektronik. Kedua, adanya uang elektronik memunculkan efisiensi biaya antara biaya produksi instrument nontunai dengan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang tunai. Ketiga, pencatatan transaksi secara otomatis sehingga memudahkan dalam menghitung aktivitas ekonomi. Hal tersebut tentu dapat mencegah underground economyyang umumnya dilakukan dalam bentuk tunai. Keempat, penggunaan alat pembayaran non tunai juga akan meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian (velocity of money).

Sampai di sini, barangkali ada di antara kita yang bertanya-tanya bagaimana cara mendapatkan uang elektronik ini. Hmm, yang pastinya jangan sekali-kali mendatangi KAU ya, soalnya jelas tidak mungkin ada di sana. Hihihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun