Mohon tunggu...
Shifania DhamayantiPutri
Shifania DhamayantiPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Psikologi UMM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Overthinking

30 September 2021   19:27 Diperbarui: 30 September 2021   19:30 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama   : Shifania Dhamayanti Putri

NIK     : 202110230311537

Overthinking: Bagaiamana Mengatasinya?

Memikirkan sesuatu dengan berlebihan bisa menjadi hal yang sangat melelahkan. Meskipun secara fisik tidak melakukan apapun tapi secara mental dan pikiran bekerja secara maksimal. 

Tak jarang overthinking menimbulkan banyak pertimbangan dan penuh dengan kecemasan. Pikiran penyebab overthinking yang muncul dari diri sendiri penuh dengan ketidakpastian.

 Seseorang yang sedang overthinking dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di otaknya yang tidak tahu kebenarannya. Vanden Bos (2008) dalam Widia (2020) menyatakan bahwa setiap individu memiliki pikiran otomatis (automatic though) yang berasal dari pikiran bawah sadar yang muncul secara tiba-tiba. Hal ini akan mempengaruhi perasaan dan tingkah laku seseorang.

Sebagian besar orang yang mengalami overthinking memikirkan tentang masa depan dan pendapat orang lain yang sebenarnya belum tentu terjadi. Pikiran-pikiran negatif yang muncul dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada diri seperti stres, cemas, dan depresi obsesif. 

Calhoun dan Acocella dalam Megarina (2021) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan perasaan takut yang disertai dengan keadaan peningkatan reaksi kejiwaan. Hal ini dikarenakan pola pikir yang muncul dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar. 

Tanpa disadari penyebab tersebut bisa menjadi ancaman pada keberlangsungan hidup individu. Oleh karena itu individu diharapkan bisa mengontrol pikirannya agar tidak berdampak buruk bagi dirinya sendiri (Megarina dkk, 2021).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Megarina dkk (2021) menyebutkan bahwa sebagian besar individu yang mengalami overthinking yakni remaja perempuan berumur 16-19 tahun dan berstatus sebagai mahasiswi. 

Hal ini disebabkan self-esteem  yang kurang kuat. Santrock (2011) mendefinisikan self-esteem sebagai suatu komponen kepribadian yang berkembang melalui proses interaksi dengan keluarga, orang tua, teman sebaya, maupun orang lain yang bermakna bagi individu tersebut. Apabila individu tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan terdekatnya maka berpeluang besar memiliki rasa khawatir yang tinggi.

Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi overthinking adalah dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT). Melalui pendekatan tersebut individu belajar memahami input kognitif yang menyebabkan gangguan emosional dengan mengubah pikiran untuk mengantisipasi manfaat atau konsekuensi dari tingkah laku (George & Cristiani dalam Megarina dkk, 2021).  

REBT dapat membantu menyadarkan individu untuk hidup lebih rasional dan lebih produktif. Pendekatan ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara berusaha untuk berpikir secara rasional agar tidak menimbulkan pikiran irasional. Selain itu juga bisa untuk meredakan rasa cemas yang dialami individu sehingga bisa berpikir sehat dan meikirkan hal yang positif.

Individu yang sehat adalah individu yang mampu menghadapi suatu masalah dengan cara yang sehat dan pproduktif guna menghasilkan ketenangan cara berpikir yang positif. berikut merupakan cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan cara berpikir yang sehat:

  • Meluangkan waktu untu diri sendiri (me time) sampai menemukan makna dari pengalaman yang dialami
  • Mengalihkan pemikiran-pemikiran negatif dengan memikirkan sesuatu yang menyenangkan
  • Membuat jadwal meditasi selama 15-30 menit setiap harinya

Dengan melakukan beberapa cara tersebut individu akan mampu untuk berpikir rasional dan tidak lagi muncul pikiran negatif yang memungkinkan hal itu tidak terjadi.

           

Referensi:

Megarina, Y., Sebo, T. A. R., & Gratia, D. J. (2021). Pandangan Masyarakat terhadap

Overthinking dan Relasinya dengan Teori Rational Emotive Brief Therapy.

Widia, R. (2020). You Are Overthinking!: Pada Dasarnya, Semua Akan Baik-baik Saja. Anak

Hebat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun