Mohon tunggu...
Tajshifa Tahta Lakshita
Tajshifa Tahta Lakshita Mohon Tunggu... Lainnya - tidak ada

"Kata setelah kata demi kata adalah kekuatan." - Margaret Atwood

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan di Masa Pandemi

30 Juli 2021   10:37 Diperbarui: 30 Juli 2021   13:48 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia pendidikan mendapat dampak yang besar di masa pandemi ini. Pola pendidikan berubah sedemikian rupa. Semua proses pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau biasa kita sebut Pembelajaran Jarak Jauh (PBB). Pembelajaran ini membutuhkan bantuan teknologi.

Pandemi ini memberikan gambaran pendidikan di masa mendatang. Keadaan ini juga mengharuskan peserta didik dan guru untuk memiliki kreativitas tinggi dalam menggunakan teknologi. Mereka harus pandai memanfaatkan semua yang ada untuk menunjang proses pembelajaran. Namun, teknologi tetap tidak bisa menggantikan peran guru serta proses belajar mengajar yang memerlukan interaksi antara pengajar dengan pelajar.

Dampak positifnya, Indonesia membawa dunia pendidikan ke arah digitalisasi. Namun, di sisi lain, proses pembelajaran jarak jauh ini menghambat peserta didik yang ada di pedalaman. Dengan terbatasnya internet, media pembelajaran seperti handphone, laptop, tablet, dan computer serta dengan tidak adanya pengajar yang membimbing mereka secara langsung. Selain itu, proses belajar mengajar yang membutuhkan praktek secara langsung juga menjadi terhambat.

Peserta didik di desa terpencil tidak mendapatkan pendidikan yang sama dengan peserta didik di kota yang setiap rumahnya sudah dilengkapi dengan alat elektronik dan internet yang lancar. Tidak adanya media pendukung pembelajaran dan tokoh pengganti guru di lingkungan mereka menyebabkan peserta didik ini tidak mendapatkan ilmu yang setara dengan anak di kota. Usaha guru pun harus semakin besar. Seminggu sekali mereka harus mengunjungi rumah peserta didik untuk mengajar secara langsung atau memeriksa tugas peserta didik, tentunya dengan prokes yang sudah dianjurkan.   

Dalam keadaan ini, seorang guru harus memiliki kreativitas yang tinggi agar peserta didik tetap bersemangat belajar. Guru harus menyiapkan konten belajar yang menarik sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan bisa lebih mudah memahami materi. Tetapi, peran orang tua dan lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh agar proses belajar mengajar ini terus berjalan meskipun hanya di rumah. Orang tua diharuskan bisa berkomunikasi dengan guru untuk memahami pelajaran peserta didik dan diharapkan bisa membantu guru untuk menyampaikan pelajaran tersebut.

Selain berdampak pada kegiatan belajar mengajar peserta didik, pandemi Covid-19 juga sangat berpengaruh terhadap psikologis peserta didik. Peserta didik mendapat tekanan batin hingga stress dikarenakan berkurangnya interaksi dengan guru, teman, dan lingkungan sekitar karena logikanya peserta didik TK hingga SMA merupakan makhluk hidup yang membutuhkan sosialisasi yang tinggi. Selain itu, mereka juga bisa stress akibat pembelajaran jarak jauh itu sendiri. Parahnya kondisi ini bisa menyebabkan peserta didik kurang termotivasi dalam aktivitas pembelajaran.

Kondisi ini diperburuk dengan tuntutan belajar yang tinggi, tuntutan untuk bisa mandiri dan menjadi diri yang kreatif, tugas yang menumpuk. Bahkan, peserta didik hanya diberikan waktu yang sedikit untuk menyelesaikan tugas tugasnya. Akhirnya mereka merasa lelah dan jenuh. Keadaan ini yang menyebabkan nilai menurun dan tidak terkontrolnya emosi peserta didik.

Demikian pula saat masa ujian tiba. Peserta masih harus menyesuaikan diri tetapi juga diharuskan untuk melaksanakan ujian dengan baik. Ada beberapa yang harus memenuhi targetnya tetapi minimnya pengajar yang bisa membantu mereka juga membuat mereka stress. Bagi peserta didik yang tidak siap dengan ujian, ini merupakan masalah besar yang bisa mengganggu psikologis mereka. Singkatnya, jika peserta didik siap menghadapi ujian, diartikan mereka sudah memahami materi, berlatih dengan rutin, dan menyiapkan keperluan ujian, maka kekhawatiran akan gagal dalam ujian pun bisa dihindarkan. Tetapi, bagi anak yang tidak siap menghadapi ujian, bagi mereka ujian merupakan hal yang mengerikan dan akan mendatangkan kecemasan pada diri mereka.

Pada akhirnya, pandemi ini memiliki dampak positif dan negatif di dunia pendidikan. Sebagai siswa kita harus tenang menghadapi kesulitan ini, berpikir kritis dan kreatif dalam menyikapi persoalan ini. Sebisa mungkin peserta didik meminimalisir dampak negatif agar tidak stress. Peran guru, orang tua, keluarga, dan lingkungan juga sangat dibutuhkan untuk membantu peserta didik dalam menghadapi berbagai persoalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun