Mohon tunggu...
Muhammad shidiqsaputra
Muhammad shidiqsaputra Mohon Tunggu... Penulis - (tak pernah menyerah)

Seorang saintis yang mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Siapa Akan Melanjutkan "Anak Pertanian?"

21 Mei 2019   09:41 Diperbarui: 21 Mei 2019   09:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Banyak perguruan tinggi negeri maupun swasta yang memiliki jurusan pertanian di Indonesia yang tiap tahunnya telah banyak meluluskan sarjana pertanian. Menurut data PDDikti pada tahun 2017 lulusan sarjana di Indonesia sebanyak 1.046.141 jiwa. 

Ini meliputi seluruh jurusan di perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Jika  saja kita asumsikan lulusan sarjana pertanian adalah 5% dari total keseluruhan nya maka jumlahnya hanya 52.307 jiwa. 

Sedangkan kebutuhan sumber daya pertanian tiap tahunnya lebih dari 30 juta jiwa. Jika dilihat trend penurunan jumlah SDM pertanian ini memang sangat wajar melihat jumlah lulusan sarjana pertanian yang ada di Indonesia . Ditambah banyak lulusan sarjana pertanian yang kebanyakan malah bekerja di dunia perbankan membuat semakin kurang nya SDM pertanian.

Lalu apakah sebenarnya peran dari para lulusan sarjana pertanian ini? Jumlah sarjana pertanian memang sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan SDM pertanian di Indonesia. Tapi peran mereka adalah sebagai seorang akademisi dan inisiator hal-hal baru dalam bidang pertanian yang memang peluang terbesar dalam hal inovasi dimiliki mereka yang pernah menempuh jalur pendidikan. 

Selain itu sebagai seorang akademisi sarjana pertanian juga dapat berperan dalam pembuat kebijakan jika mereka mampu untuk masuk lembaga pemerintahan dalam bidang pertanian, seperti kementrian pertanian. 

Didalam kementrian pertanian guna meningkatkan kualiatas petani yang masih kurang, maka munculah program "penumbuhan dan pengembangan kelompok tani dan gabungan kelompok tani melalui kelas kemampuan kelompok" dan ada juga "pengawalan dan pendampingan penyuluhan di sentra produksi melalui kursus tani, hari lapang petani,rembug tani dan lainya" yang semua program ini dibutuhkan para akademisi untuk mengisinya.

Memang paradigma siapa yang akan menjadi penerus para petani terus bergulir tiap tahunnya. Tidak dapat dipungkiri kemajuan zaman menjadi faktor utama dalam berkurangnya minat para pemuda. Menjadi PR besar bagi kita bangsa Indonesia terutama bagi kementrian pertanian untuk mencari cara agar menarik minat para pemuda milenial. 

Meski begitu patut kita apresiasi setiap pencapaian yang telah diusahakan oleh kementrian pertanian. Kembali lagi siapa yang akan menjadi penerus para petani? Semua itu ditentukan oleh kita para penerus bangsa.          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun