Mohon tunggu...
Shesar
Shesar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemuja Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

95 Menit Paling Mengguncang Musim Ini

14 Mei 2012   04:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:20 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1336968223988308283

Penunjuk waktu di Etihad Stadium, Manchester memperlihatkan angka 90. Seisi stadion dicekam kecewa. Gelar juara yang harusnya hanya berjarak beberapa puluh menit saja, yang telah diperjuangkan dengan dana ratusan juta poundsterling dan 38 pertandingan, akan menguap di depan mata. Gelar juara akan disabet tetangga merah yang sudah dipastikan menang 1-0 dari Sunderland. Terlihat dari layar televisi beberapa pendukung Manchester City sudah frustasi, melepas syal biru langitnya, menendang-nendang marah lantai tribun, dan bahkan seorang bocah tertangkap kamera menangis, matanya berkaca-kaca memancarkan kesedihan.

Joleon Lescott, yang tampil baik dan stabil sepanjang musim, nyaris saja menjadi pesakitan. Sebuah sundulan blundernya membuat Djibril Cisse dengan mudah melepaskan tembakan keras tanpa kawalan berarti yang menaklukkan Joe Hart, salah satu kiper terbaik di BPL musim ini. Skor 1-1 dan City dalam tekanan karena United masih unggul 1 gol dari Sunderland.

Etihad riuh ketika Joey Barton terlibat keributan dengan Carlos Tevez. Dari tayangan ulangan televisi nampak sikut Barton menampar wajah Tevez. Mike Dean si pengadil lapangan tak melihatnya, tapi di pinggir lapangan wasit garis memberi tanda bahwa ia melihat kejadian itu. Barton diganjar kartu merah, dan cerdiknya ia memanaskan suasana dengan menendang bokong Aguero, coba membuat pemain City terpancing emosinya agar ikut terkena kartu merah. Sayang buat Barton, dan barangkali juga pendukung United, pemain City lebih cerdik lagi dengan tetap menjaga temperamennya tidak meledak di lapangan.

Keadaan semakin rumit ketika kompatriot Lescott di garis pertahanan, Vincent Kompany sang kapten, memutuskan untuk tidak menjegal laju Armand Traore yang menyisir sisi kanan pertahanan City. Traore yang bebas tak terkawal melepaskan umpan silang ke sisi jauh. Datang dari lini kedua tanpa penjagaan, Jamie Mackie menyundul bebas bola umpanan Traore, dan sekali lagi Joe Hart tak dapat berkutik. Skor 1-2 untuk QPR. Sepanjang musim City tak pernah terkalahkan di Etihad, dan sore itu kekalahan pertama di kandang sudah membayangi. Buruknya lagi, hal itu terjadi di pertandingan paling menentukan di musim ini, pertandingan penentuan gelar juara yang sudah 44 tahun tidak mereka rasakan.

Menyaksikan pertandingan sore itu seperti melihat laga semifinal UCL musim ini antara Chelsea vs Barcelona. QPR, menyadari tidak bisa melayani City dengan permainan terbuka memilih bermain bertahan dengan hanya berharap sesekali melakukan serangan balik yang efektif, persis seperti Chelsea. Sedangkan City, yang bagus dalam penguasaan bola terus menekan QPR dari ‘jalur darat’ karena tak ada pemain bertubuh jangkung di sana. Lini serang City sore itu diisi David Silva, Sergio Aguero, Carlos Tevez, dan Samir Nasri, yang mana keempatnya memiliki tinggi di bawah 180 cm. Pola serangan City mudah dipatahkan oleh barisan pertahanan QPR yang menumpuk setidaknya enam pemain di kotak penalti. Umpan silang City tak pernah menemui sasaran karena para bek QPR selalu unggul dalam duel udara.

City butuh pemain jangkung. Dan masuklah Edin Dzeko, menyusul kemudian Mario Balotelli. City kemudian memainkan pola serang bola atas. Sayangnya umpan silang ke kotak penalti QPR jarang membahayakan, dan sekalinya berbahaya, saat Balotelli menyundul bola dari jarak dekat, kiper QPR Paddy Kenny melakukan sebuah penyelamatan krusial nan gemilang.

Ofisial pertandingan mengangkat jam penunjuk waktu tambahan. 5 menit, hanya sejarak itulah waktu tersisa bagi City untuk memperjuangkan gelar juara BPL. Gerak tubuh pemain City jelas memperlihatkan mereka sedang dalam tekanan, diburu waktu untuk mencetak dua gol perebut gelar juara.

Satu tendangan sudut di menit 91 diberikan untuk City, sebuah harapan untuk meraih gelar di ambang pertandingan. Dzeko melompat menyambut bola, menyundul ke arah gawang, dan GOL! Skor 2-2! Waktu masih tersisa 3 menit lebih sedikit untun City. Bola kembali ke titik tengah, pemain QPR yang sudah bermain tanpa beban langsung membuang bola ke wilayah City karena telah dipastikan lolos dari degradasi karena Stoke City menahan imbang Bolton Wanderers, saingan utama dalam usaha lolos dari lubang jarum degradasi. Hart bersegera mengambil bola yang keluar lapangan, melemparkannya ke Kompany yang meneruskannya ke depan.

Menit 93 Balotelli mendapat bola yang cukup sulit dikontrol ditambah penjagaan ketat dari bek QPR, ia lepas keseimbangan sehingga terjatuh. Dengan susah payah ia coba menendang bola itu ke area kosong di kotak penalti QPR. Ia berhasil, dan bola itu segera diambil Sergio Aguero, pemain terbaik City musim ini. Aguero mengecoh satu bek QPR, Taye Taiwo, dengan berpura-pura menembakkan bola. Andai mau, Aguero bisa saja menjatuhkan diri karena kakinya diganjal Taiwo, tapi memutuskan untuk terus maju. Mendapat ruang yang cukup leluasa untuk menembak, Aguero melepas tendangan keras ke tiang dekat. Bola hanya berjarak beberapa senti dari kiper, tapi lajunya kelewat kencang sehingga Kenny yang bermain cemerlang sore itu pun harus takluk untuk ketiga kalinya.

[caption id="attachment_181325" align="aligncenter" width="594" caption="Gol Aguero, penentu gelar juara City musim 2011/2012 (sumber : Getty Images)"][/caption]

Etihad yang beberapa menit sebelumnya murung kemudian bergemuruh hebat. Skor 3-2 untuk Manchester biru! Aguero berlari membuka bajunya untuk merayakan gol, sebuah gol yang tentu akan terus dikenang oleh pendukung City dan pecinta bola seluruh dunia, kecuali pendukung United barangkali.

Mancini, sang arsitek, yang sejak sepuluh menit terakhir terus tegang di pinggir lapangan, melompat girang. Berlari memeluk staf kepelatihannya. Saat peluit akhir pertandingan ditiup, sebagian isi stadion berhamburan ke lapangan, merayakan kemenangan besar musim ini. Meski hanya juara berkat keunggulan selisih gol, namun tak bisa dipungkiri City layak juara musim ini. Mengalahkan United dua kali, 1-6 di Old Trafford, 1-0 di Etihad, sempat tertinggal delapan angka dari United namun berhasil  menyamakannya, dan mengalahkan QPR di pertandingan penentuan pada menit-menit akhir. Sungguh musim yang dramatis dan fantastis di BPL musim 2011/2012. Felicitaciones al City!

© Shesar_Andri, 14 Mei 2012

saat sedang sedih karena Atletico gagal masuk UCL

[caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Aguero sang pahlawan mengangkat piala yng sudah dirindukan selama 44 tahun (sumber : Getty Images)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun