Mohon tunggu...
Sherrin Salim
Sherrin Salim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Life's about experiments, the more the better.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Net-Zero Emission Solusi Krisis Kehidupan di Bumi, dari Kita untuk Kita!

24 Oktober 2021   23:33 Diperbarui: 25 Oktober 2021   00:06 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hah? Jalan kaki? Ih gak mau ah panas, nanti keringatan terus berdebu lagi!

Tanpa disadari, dunia saat ini tengah berjuang melawan krisis iklim yang semakin drastis, melelehnya kutub utara, bencana alam dimana-mana, hingga suhu udara yang semakin ekstrem beriringan dengan memanasnya bumi. Sebagaimana dimuat dalam penelitian BBC, jumlah hari dengan suhu ekstrem yang menyentuh angka 50C meningkat dua kali lipat selama empat dekade terakhir (Dale & Stylianou, 2021). 

Cuaca panas ekstrem ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia, mulai dari dehidrasi, kekurangan oksigen, dan banyak lainnya. Tidak hanya itu, perubahan cuaca yang ekstem juga menyebabkan kekeringan, kebakaran hutan, tanah yang tandus yang mengancam kelestarian lingkungan di sekitar kita. 

Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) menyatakan bahwa aktivitas manusia lah yang mempercepat kenaikan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Akumulasi konsentrasi gas rumah kaca menyebabkan diserapnya panas berlebih di atmosfer (IESR, 2021). Kelebihan panas yang terperangkap ini kemudian meningkatkan temperatur bumi dimana variabel-variabel cuaca lainnya seperti kekuatan angin dan intensitas hujan juga ikut terdampak. Baik perkotaan maupun perdesaan juga merasakan ketidakstabilan iklim yang berdampak pada berbagai sektor kehidupan sebagaimana yang terjadi di Indonesia. 

sumber: straitstimes.com
sumber: straitstimes.com

Tahukah kamu? 

Indonesia termasuk salah satu negara penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia yang mempengaruhi pergeseran iklim. Dalam Climate Watch yang dirilis WRI Indonesia (2018), tanah air kita berada di posisi ke delapan dengan jumlah emisi sebesar 965,3 MtCO2e atau setara dengan 2% emisi global yang sebagian besar berasal dari sektor energi. Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi listrik di Indonesia yang didominasi oleh pembangkit bertenaga bahan bakar fosil seperti diesel dan batubara memiliki kontribusi besar dalam memproduksi emisi gas rumah kaca. 

Sebagai tanggapan akan perubahan iklim yang semakin ekstrim inilah, istilah Net-Zero Emissions mulai diperkenalkan kepada dunia, tepatnya pada Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris pada tahun 2015 lalu. Net-Zero Emissions atau nol-bersih emisi merupakan harapan masa depan bagi dunia dimana emisi karbon sepenuhnya diserap kembali oleh bumi sehingga tidak menguap ke atmosfer dan pemanasan global dapat dicegah (Sukadri, 2021). NZE telah menjadi kewajiban seluruh negara termasuk Indonesia yang secara legal terikat dengan kewajiban untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia juga harus turut berkontribusi agar Indonesia dapat mencapai NZE secepat-cepatnya atau paling lambat tahun 2060. 

Secara alamiah, manusia tidak dapat berhenti memproduksi emisi gas karena seluruh aktivitas manusia erat dengan produksi gas karbondioksida. NZE berorientasi pada karbon negatif dimana emisi yang diproduksi oleh manusia akan terserap sepenuhnya oleh pohon, laut, maupun tanah melalui reaksi kimia yang kompleks. Sehingga cara paling sederhana bagi kita adalah menjaga kelestarian hutan dan lahan, juga ekosistem laut. Meskipun paling sederhana, cara-cara ini tidak mudah untuk dilakukan karena melibatkan banyak aspek dan membutuhkan peran pemerintah secara langsung. Pastinya sulit dilakukan karena manusia terbiasa mengatasi hal yang kompleks dan luput terhadap hal yang sederhana. 

Jadi, sebagai generasi penerus bangsa, bagaimana upaya kita untuk berkontribusi dalam mewujudkan NZE?

Sumber: eurcativ.com
Sumber: eurcativ.com

Tingkatkan Awareness

Telah menjadi kewajiban bagi kita sebagai generasi penerus bangsa untuk menjaga kelestarian lingkungan. Langkah paling pertama yang dapat kita lakukan sebagai individu adalah meningkatkan awareness tentang perubahan iklim yang dapat dilakukan dengan memperbanyak literasi dan memperkaya informasi mengenai dampak dari gas rumah kaca. Apabila kita sudah aware akan bahaya dari perubahan iklim, kita secara sadar maupun tidak akan mulai mengimplementasi NZE dalam aktivitas sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun