Mohon tunggu...
Shely Shely
Shely Shely Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Roman

Dia yang Kusuka

5 Oktober 2024   19:00 Diperbarui: 5 Oktober 2024   20:54 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Bagan 2

Pertemuan yang tak terduga merupakan awal kenangan yang tak terlupakan,keseharian yang membosankan berubah menjadi hari hari paling membahagiakan. Apakah awal ini memiliki akhir yang bahagia atau kah sebaliknya?

Kamu dan hujan 

Hari itu hari Rabu yang berawan tak ada  sedikitpun tanda tanda matahari muncul di langit,aku menjalani rutinitas kuliahku seperti biasa. Di sela sela kelas ku pandang sesekali keluar jendela sambil membayangkan semua yang ada di fikiran tak sadar aku melihat dirimu ditengah hujan sambil menggenggam payung. Kau dengan payung  birumu berjalan tanpa ragu kedepan. Terus ku pandang dirimu dari kejauhan sampai dekat tak henti ku pandangi cara berjalan mu,cara berpakaian mu dan wajahmu yang mempesona itu. Aku terlalu hanyut memperhatikan mu sampai sampai aku tak sadar kau pun menoleh sambil tersenyum kepadaku.

Aku tersipu malu langsung ku alihkan pandangan ku darimu dan kulupakan semua kebodohanku kala itu.

Sayangnya nasib buruk menimpaku hujan tak mau berhenti sampai sore datang aku yang tak membawa payung hanya bisa diam menunggu sambil berharap hujan reda. Dan akhirnya aku putus asa,ku niatkan dalam hatiku untuk menerobos hujan entah apapun yang terjadi aku harus pulang.

Ketika langkah kakiku terkena hujan aku fikir akan basah ternyata tidak,air hujan itu tertahan oleh sesuatu. Dalam hatiku berkata kenapa bisa tidak basah? Aku sontak menadahkan wajahku ke atas ternyata payung biru yang kulihat  tadi yang menghalangi air hujan,sontak hatiku tak karuan berdebar makin kencang setelah ku lihat kesamping ternyata itu kau. 

Dirimu kala itu nyata ada di samping ku aku tak bisa berkata kata,mulutku terkunci rasanya dan entah aku bahagia atau malu kala itu tapi aku tak percaya 

Kau hanya tersenyum dan berkata "ayo jalan"

Aku yang tak karuan haya bisa berjalan tanpa berkata apa-apa. Bahuku dan bahunya berdekatan bahkan menempel itu kali pertama aku berdekatan dengan dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun