Mohon tunggu...
Selly Ardiati
Selly Ardiati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Karakter Usia Dini

5 Oktober 2017   12:03 Diperbarui: 5 Oktober 2017   12:07 2066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk gambar anak

                                                                                         

Karakter dapat diartikan sebagai cara pola berpikir dan berperilaku seseorang yang merupakan mencerminkan dirinya baik secara individu maupun secara bersama sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan bernegara. Untuk lebih singkatnya karakter merupakan pembawaaan seseorang yang didapatkan sejak kecil. Karakter sangat erat hubungannnya dengan nilai nilai agama, kejiwaan, akhlak dan budi pekerti seseorang yang membedakan terhadap yang lainnya. Sejalan dengan perkembangan jaman juga di ikuti dengan pergeseran moral sebagai karakter/ budaya negara timur, baik yang datang dari negara kita sendiri maupun budaya yang dibawa dari negara asing. Merujuk dari hal diatas maka saya mengangkat tema pendidikan berkarakter anak usia dini sebagaai pembekalan diri.

Pentingnya pendidikan karakter pada anak usia dini

Bila diperhatikan saat sekarang tingginya tingkat kriminalitas, seperti maraknya penggunaan narkoba, kekerasan terjadi dimana mana, dan yang paling parah lagi rasa hormat terhadap orang lebuh tua semakin menurun terlepas dari pergaulan serta pendidikan yang ditanamkan pada dirinya di usia dini. Di usia 6 bulan sampai dengan 1 tahun pertama merupakan usia yang paling berpengaruh dalam perkembangan anak hingga tumbuh remaja. Usia 6 bulan sampai dengan satu tahun merupakan usia emas (golden age) pada usia ini sangat menentukan ketika anak tumbuh dewasa dimana bila salah dalam mendidik pada usia tersebut kemungkinan besar anak tersebut juga salah, sebaiknya diberikan pengenalan terhadap pendidikan karakter pada usia dini

Orang tua dalam keluarga adalah merupakan hal yang berpengaruh dalam berhasil atau tidaknya dalam mendidik karakter seorang anak, baik secara fsikis seperti pemenuhan kebutuhan akan makan dan mimum juga kebutuhan kasih sayang serta rasa aman dari gangguan apapun terhadap anak. Anak usia dini sangat sensitif terhadap apa yang ia lihat, karena anak lebih sering bersama orang tua tentu akan meniru apa yang dilakukan pihak orang tua. Bila orang tua dalam mendidik atau berperilaku secara keras, lembut, demokrasi, otoriter, dan lain sebagainya kemungkinan besar anak tersebut akan merekam apa yang dilakukan oleh orangtua.

Nilai yang ditanamkan dalam mendidik anak:

  1. Taat kepada agama/religius
    Kita memberi contoh melakukan sholat tepat waktu, membaca al-qur'an, puasa, dll
  2. Jujur baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan
    Jangan sesekali memperlihatkan sikap curang terhadap anak karena dia akan merekam dan akan melakukan hal yang sama
  3. Bertanggung jawab dalam segala hal yang ia lakukan
    Apabila anak melakukan kesalahan maka ajarkan sikap tanggung jawab
  4. Rasa percaya diri
    Perlu ditanamkan terhadap anak agar saat ia remaja tidak suka minder yang membuat ia tertinggal dengan sebayanya.
  5. Mandiri
    Si anak perlu di ajar i sikap mandiri, misalnya makan sendiri, mandi sendiri, tapi tetap dengan pengawasan orang tua dengan begitu si anak tidak mempunyai sikap manja
  6. Demokratis
    Bisa mengajarkan si anak dengan cara bermusyawarah/kerja kelompok/berdiskusi/bermain kelompok
  7. Peduli terhadap sesama
    Ajarkan kepada si anak sikap tolong menolong
  8. Hormat dan sopan kepada orang tua serta orang lain yang lebih tua
    Kita harus mengajarkan sikap menghormati kepada orang yang lebih tua, misalnya jika berbicara menggunakan bahasa yang sopan, dengan suara yang lembut, tidak membentak/berani kepada orang tua
  9. Disiplin
    Misalkan berangkat sekolah tidak boleh telat, mengerjakan tugas sesuai waktunya
  10. Pekerja keras
    Maksudnya pekerja keras disini bukan kerja cari uang lo ya.. hehe, tapi bagaimana kita mengajarkan ke anak cara bekerja keras / sungguh-sungguh dalam melakukan hal yang positif

 Mewujudkan Pola pikir yang berkarakter

Membentuk karakter bukanlah perkara yang mudah dan simple diperlukan aksi nyata karena karakter memang tidak dapat diwariskan atau diturunkan begitu saja melainkan membangun secara berkesinambungan dan berkelanjutan melalui pola pikir dan aksi nyata. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan itu diantaranya dengan pengenalan dan menanamkan nilai nilai positive diatas.

Meski kita telah berupaya semaksimal mungkin tetapi seringkali berseberangan dengan apa yang diharapkan. Umumnya Pendidikan karakter anak dipengaruhi tiga faktor seperti rumah tangga, lingkungan sekolah, tempat bermain maupun masyarakat luas. Pembentukan karakter tidak akan terealisasi bila ketiga stakeholder tidak ada kesenambungan serta keharmonisan. Dengan demikian, lingkungan keluarga merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter yang selanjutnya lingkungan sekolah melalui pembelajaran maupun materi materi terapan untuk memperkuat siklus yang akan dibentuk tadi. Disisi lain faktor lingkungan merupakan tidak kalah penting untuk keberhasilan dalam membentuk pola anak.

Melihat banyaknya teori yang bermunculan untuk mewujudkan karakter anak yang berkualitas dan menjanjikan untuk menjawab persoalan bangsa ini khususnya tentang moral, namun pada kenyataannya seringkali tidak sesuai dengan harapan. Untuk itu diperlukan sebuah upaya atau progaram yang terukur untuk menilai berhasil tidaknya pendidikan yang diterapkan.

Bila dengan memberi tes soal yang berhubungan dengan pendidikan karakter tentu tidak mewakili tentang yang sebenarnya. Misalkan pertanyaan berhubungan tentang sikap peduli terhadap sesama, yang bila si anak memiliki teman satu kelas kehilangan pensil maupun alat tulis lainnya dimana alat tersebut penting untuk melanjutkan proses belajar mengajar semantara anak tersebut memiliki alat tulis lebih dari satu langkah baik seperti apa seharusnya dilakukan. Maka untuk mendapatkan nilai yang bagus tentu akan menulis meminjamkan alat tulis yang ia miliki lebih dari satu. Bagaimana dengan kenyataannya sesungguhnya bila itu bukan merupakan soal yang diberikan guru kelas akan berlaku sama dengan jawaban yang ditulis tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun