Sampai saat ini ( 20/05/2022 ) jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sendiri sudah ada 6.050.000, kasus dengan kurva yang sudah mulai menurun drastis setiap harinya. Seperti yang kita tahu, bahwa sejak hadirnya virus corona tahun lalu, akhirnya kita dipaksa untuk menghadapi dunia yang baru. Banyak sekali perubahan yang terjadi didunia ini, salah satunya dalam dunia pendidikan.
      Tercatat dari bulan Maret 2020 hingga 2021 para siswa ataupun mahasiswa sudah melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring. Hal ini tentu menjadi sangat berat untuk bisa dihadapi, ditambah pro kontra tentang pendidikan di Indonesia yang belum merata. Berita tentang kembalinya sekolah di tahun 2022 inipun akhirnya tidak dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan oleh Bapak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
      Nadiem mengatakan bahwa ada Tiga Pihak yang dapat memutuskan apakah akan membuka sekolah atau tidak. Yang pertama adalah pemerintah daerah. Kedua, kepala sekolah setempat. Ketiga, komite sekolah yang terdiri dari perwakilan orang tua dan wali siswa. Tentu saja, keputusan kembalinya sekolah offline ini harus difikirkan secara matang dan tidak bisa gegabah.
      Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mewajibkan sekolah untuk tidak memaksakan pembelajaran tatap muka jika tidak memenuhi protokol kesehatan yang berlaku seperti Tes Usap (swab test).
      Kritik juga datang dari PKS. Wakil Ketua Umum Partai di DPR Netty Prasetyani menilai jika keputusan membuka sekolah diserahkan kepada pemerintah daerah, pemerintah pusat tidak akan mengambil tindakan. Desy Ratnasari, Anggota Panitia X DPR PAN, meminta semua pihak untuk mengutamakan keselamatan anak bangsa, apalagi vaksinasi belum dilakukan.
      Disamping itu, pemberitaan tentang vaksin pertama yang baru saja landing di negara ini sempat menjadi bahan perbincangan di masyarakat. Masalahnya, apakah vaksin ini akan aman atau tidak jika masuk kedalam tubuh kita, terlebih kepada anak-anak yang belum siap diusianya.
      Hal yang paling penting dari semua berita mengenai virus ini, seperti apa dan kapan sekolah offline akan diberlakukan kembali. Kita sebagai mahasiswa harus bisa saling melindungi dan memutus mata rantai virus ini dengan hanya melaksanakan 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak). Kita juga harus pintar memilah berita mana yang bisa diserap dan yang hanya menyebarkan hoax kepada masyarakat.
      Saling rangkul dan mengingatkan adalah hal yang sangat perlu kita utamakan dimasa-masa seperti ini. Jangan hanya bisa protes dan berakhir pada menyalahkan keadaan. Semoga pandemi ini bisa segera terselesaikan dan menemukan titik terang disegala aspek kehidupan, salah satunya dunia pendidikan.