Mohon tunggu...
Shella Fujiawati
Shella Fujiawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jangan Jadikan Kutukan Buruk Oranglain Menjadi Kenyataanmu.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kamu Entrepreneur? Siap-siap Investor China Tahun depan Bakal Investasikan Cuan Untuk Startup Indonesia!

25 Desember 2020   11:30 Diperbarui: 25 Desember 2020   17:32 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Ketika kita mendengar kata Start-Up tentu yang pertama kali terlintas dipikiran kita adalah perusahaan seperti Shopee,Tokopedia,OVO,Gojek,Grab dan masih banyak lagi baik di dalam maupun di luar negeri. Tak hanya itu, Bidang yang digeluti oleh start-up pun sangat beragam dan bervariasi dimulai dari Pelayanan,keuangan,pemasaran,Ritel,bahkan sampai video games juga ada, tentu variasi tersebut juga bisa bertambah seiring dengan perkembangan kecanggihan teknologi yang ada.

Istilah startup sendiri dipopulerkan di Silicon Valley. Silicon Valley identik dengan teknologi terutama dengan ICT. Jadi tidak mengherankan jika istilah startup lebih dikenal untuk sektor ICT. Menurut David Kidder (penulis buku Startup Playbook (2012)), mendefinisikan startup  sebagai sebuah bisnis baru dengan inisiasi original yang digagas oleh pendirinya dengan berfokus pada pertumbuhan yang tinggi, memiliki risiko/keuntungan, dapat diukur, dan mampu memimpin pasar.

Startup sendiri sebetulnya sudah berjalan lama dan bukan suatu hal yang baru bagi kalangan entrepreneur. Dulu di Indonesia startup ini merupakan suatu bisnis baru didunia didgital yang masih perlu dikembangkan serta membutuhkan pendanaan untuk beroperasi. Namun sekarang di Indonesia sudah banyak anak muda yang mencoba menjajal bisnis ini dengan kemampuan kreatifitas tanpa batas mereka.

Saat ini Perusahaan Modal Ventura seperti Shunwei Capital dari pendiri Xiaomi dan BAce Capital yang didukung oleh Ant Group sekarang beralih dari India ke Indonesia. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan bahwa “langkah India yang mempersulit investor China untuk menginvestasikan uang di perusahaannya setelah meningkatnya ketegangan di perbatasan India-China”. ujarnya seperti dikutip dari Bisnis.com, Senin (21/12/2020).

Mereka sedang melakukan sejumlah kesepakatan investasi di Indonesia. Sebelumnya Investor Tiongkok banyak berinvestasi pada perusahaan startup ternama di india namun setelah adanya kesepakatan seperti ini maka sangat memungkinkan untuk startup Indonesia lebih maju dan berkembang lagi terlebih bahwa ekosistem startup makin sehat lantaran para unikorn yang sudah membuktikan diri bisa terus berkembang sesuai dengan prediksi besarnya pasar di Indonesia dan tengah dalam proses menapakkan diri melangkah ke bursa.

Menurut  J.P. Morgan Sekuritas Indonesia percaya bahwa beberapa perusahaan internet unicorn tanah air akan mulai melakukan penawaran saham umum perdana dalam satu hingga tiga tahun mendatang. Aksi korporasi ini juga dianggap akan menjadi katalis positif untuk indeks acuan. Menigkatnya minat dari para investor China serta Amerika Serikat membuat Indonesia berada pada posisi lebih atas dibandingkan Vietnam dan Thailand dalam hal penilaian dan penggalangan dana.

Terbukti Pada tahun 2019 lalu dalam gelaran Next Indonesian Unicorn (Nexticorn) ada sebanyak 166 perusahaan modal ventura baik dalam dan luar negeri akan saling berebut untuk menyuntikan dana investasi mereka kepada 104 perusahaan rintisan di Indonesia dan sangat memungkinkan pada tahun depan perusahaan rintisan (startup) akan mulai berjamuran di Indonesia.

dikutip pula dari laporan tahunan Google,Temasek &  Bain Company mengenai economy digital Asia Tenggara  investasi di sektor teknologi di kawasan Asia Tenggara pada separuh pertama tahun 2020 sudah mencapai US$ 2,8 miliar, meningkat 55% pada periode yang sama pada tahun 2019. 

"Orang China tetap menjadi investor yang sangat penting, khususnya di ruang e-commerce, " Ujar Stephanie Davis, direktur pelaksana bisnis Google Asia Tenggara dan Asia Selatan. 

Dengan begitu banyaknya para investor yang ingin berinvestasi di startup indonesia, maka dari itu mulai dari sekarang untuk kalian para entrepreneur muda khususnya untuk tidak melewatkan kesempatan ini dan mencoba bersaing dengan para perintis usaha yang lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun