Mohon tunggu...
SHEILLA RAMADHANI GUNAWAN
SHEILLA RAMADHANI GUNAWAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berjuanglah secara konsisten

Menjadi orang sukses merupakan cerminan bagaimana kita berusaha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perantau Pengemban Ilmu

22 Juni 2021   21:32 Diperbarui: 22 Juni 2021   21:50 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sanny sang pemimpi, remaja berusia 19 tahun yang memiliki sifat ambisius dan tidak mudah menyerah. Situasi serta keadaan yang membentuk dia menjadi pribadi yang baik, tangguh, kuat, apa adanya dan cukup bijaksana. Cita-citanya tak lain hanya ingin menjadi orang sukses dan dapat membahagiakan adik-adiknya dan segenap keluarganya.

Motivasi yang tertinggi bagi seorang Sanny, bukan didapatkan dari rasa kepatuhan untuk sekedar menjalankan kewajiban, bukan juga didapatkan untuk mendapatkan reward ataupun menghindari punishment . Motivasi tertinggi bagi seorang Sanny, didapatkan dari hasrat dan kecintaan yang lahir secara alami dalam diri mereka untuk menekuni suatu disiplin ilmu. Motivasi itu lahir secara alami dari rasa penasaran, dari rasa "gemas" untuk terus menggali ilmu itu tanpa paksaan, tanpa perlu ada yang menyuruh, serta dari rasa kepuasan dan kenikmatan tersendiri yang didapat ketika mempelajarinya.

Ketika keuangan sudah menipis, akibatnya harus pintar-pintar dalam mengatur keuangan agar sisa tabungan yang ada cukup untuk menjalani kesehariannya. Dan ketika ada momen hari besar atau acara keluarga sulit untuk berkumpul bersama keluarga dirumah karena adanya pekerjaan atau tugas yang belum selesai yang mengharuskan dia, Sanny sang perantau tidak dapat pulang ke kampung halaman bertemu dengan keluarga dan adik-adiknya.

Tapi Dengan adanya teknologi zaman sekarang yang begitu canggih dapat melakukan panggilan video bersama keluarga walau harus menyamarkan mata yang sudah mulai berlinang. Dan satu hal yang sangat dibenci ketika merantau adalah ketika mendapatkan kabar bahwa ada keluarga ataupun adik-adiknya sakit, disaat sedang banyak tugas atau pekerjaan tiba-tiba salah seorang keluarga memberi kabar bahwa mereka ada yang sakit hanya berdoalah yang dapat dia lakukan tanpa bisa bertemu dan mengurusnya hingga sembuh kembali.

Merantau membuatnya mendapatkan pengalaman baru, bertemu dengan banyak teman dari berbagai daerah yang juga sedang merantau. Belajar lebih mandiri, ketika kita berada dirumah apapun keinginan kita selalu dituruti oleh orang tua, seperti masak, mencuci baju, menyetrika semua dilakukan oleh orang tua dan menjadikan kita sebagai anak yang manja. Berbeda halnya dengan merantau, semua yang kita inginkan harus kita kerjakan dengan sendiri yang mungkin kita tidak atau jarang melakukannya saat berada dirumah.

Tugas dia sebagai perantau sangatlah berat. Dimana di dalam dirinya harus mempunyai yang namanya "Target". Target harus jelas untuk dituju dimana berada jauh dari keluarga dan sanak saudara yang merupakan beban terberat. Namun, itu semua dilakukan demi membanggakan mereka dan yang paling penting adalah selalu bertanggung jawab atas pilihan yang dilakukannya.

Di samping itu harus mencapai target untuk lulus agar tidak membuat keluarga dan sanak saudara kecewa, pun dia harus menjaga diri dan harus memilih teman yang pantas untuk dia ikuti atau dia jadikan sebagai acuan untuk motivasi. Pada pandai-pandailah dalam bergaul jangan sampai salah bergaul apalagi untuk anak oerantau seperti dia yang hidup di kota orang.

Menjadi seorang mahasiswa rantau harus cari teman sebanyak mungkin, jangan pilih-pilih tidak hanya teman kuliah, anak-anak komunitas, teman kampung pun tidak masalah, masyarakat kampung yang menjadi tetangga juga perlu didekati. Semakin banyak teman maka ketika kesulitan akan banyak yang membantu kita. Kuliah tidak hanya pintar dalam hal teori tapi kita juga harus menguasai bagaimana cara berkehidupan masyarakat. Sudah banyak yang membuktikan bahwa ada mahasiswa yang kurang bersinar dalam perkuliahan dalam bermasayarakat patut diacungi jempol maka setelah selesai kuliah dia lebih banyak dibutuhkan oleh masayarakat.

Perantauan tak hanya membuatnya kuat dan dewasa, tapi juga mengajarkan rindu.
Perantauan mengajarkannya bagaimana indahnya rindu dan bagaimana menghargai setiap rindu. Kadang rindunya berteman dengan air mata. Rindu orangtua, rindu keluarga, rindu kakak, rindu adik, juga rindu akan sahabat dan teman dikampung. Semua rindu ini mengajarkannya betapa kehadiran mereka amatlah nyata dan berkesan. Hingga segunung rindupun hadir. Dan "sesuatu akan dihargai saat ia pergi atau jauh darimu" adalah ungkapan yang sudah terbukti benar.

Dia juga merasakan bahwa "jauh" membuatnya lebih ikhlas dalam berdo'a jarak mengajarkan untuk menghargai di setiap pertemuan, jarak juga mnegajarkan nya untuk menuntaskan rindunya dalam do'a-do'a jarak juga melembutkan hatinya dengan caranya sendiri..

Dengan merantau dia mengetahui dunia luar ternyata lebih menyenangkan dan juga penuh dengan tantangan. Dengan merantau dia dapat memilah dan memilih teman baik dan buruk buatmu. Dengan merantau dapat membuatnya pandai dalam mengelola keuangan. Dengan merantau juga membantu dia untuk dapat menentukan pribadi mana yang lebih baik atau malah sebaliknya.

Perlu keberanian dan tekad besar untuk tinggal di tempat yang sebelumnya mungkin belum pernah dia datangi, belum pernah dia tinggali sehari dua hari, dan kini dia harus menjalani hidup di kota yang jauh dari tempat tinggal tanpa sanak saudara. Jika selama ini tinggal dirumah dengan segala fasilitas yang ada, dan hal lain yang membuatnya mungkin terasa nyaman dengan caranya sendiri.

Hidup dengan keterbatasan ekonomi keluarga bukan menjadi keluhan. Ia berani untuk merantau jauh dari keluarga. Ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Baginya untuk menjadi seorang pembelajar unggul, ia harus mampu keluar dari zona nyaman. Ia memutuskan untuk mencari ilmu di kota. Ia tinggal sendiri, mandiri meniti hidup di kota oarang.

Materi kuliah kadang kala diberikan memang sama sekali tidak dimengerti oleh Mahasiswa, karena materi-materi tersebut adalah hal baru yang diterima oleh Mahasiswa, butuh Adaptasi yang lama untuk dapat memahami kata-kata ilmiah yang diberikan oleh dosen. Dan ini menjadi tantangan bagi dia untuk lebih giat belajar, karena materi kuliah jauh berbeda 360 derajat dengan materi yang diberikan sewaktu SMA/MA/SMK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun