Di masa kanak-kanak awal, rentang emosi anak-anak kecil meluas seiring dengan meningkatnya pengalaman-pengalaman emosi-emosi sadar diri anak, seperti rasa Bangga, Malu, dan rasa Bersalah.
Mereka mendapatkan banyak pelajaran kehidupan sejak mereka kecil, yang mana didapatkan dari orang-orang sekitarnya, teman, saudara, guru, dan yang paling berpengaruh adalah orang tuanya. Anak-anak mengetahui bermacam-macam emosi yang diekspresikan oleh orang-orang dekatnya. Misalnya, disaat seorang anak berlarian didapur, sehingga membuat sebuah piring terpecah karena tersenggol, maka orang tua akan memarahinya karena itu membahayakan, sehingga membuat anak berfikir dan merasa takut, dan dia akan lebih berhati-hati dalam berlarian lagi.
Disini peranan emosi orang tua sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan emosi seorang anak, para orang tua yang dapat melatih emosi mereka akan mendapatkan anak-anak mereka yang lebih efektif dalam meregulasikan diri mereka yang berkaitan dengan emosi-emosinya, dibandingkan dengan orang tua yang tidak dapat melatih mengendalikan emosi mereka.
Maka dari itu, sebagai orang tua yang baik, maka hendaknya kita memperlakukan anak-anak dengan emosi yang baik pula, apabila anak bersalah dan itu membahayakan diri mereka, maka hendaknya kita memarahinya dengan cara yang baik, dan apabila mereka melakukan hal yang hebat, hendaknya kita memberi semangat dan memujinya agar hati mereka menjadi bangga. Sehingga di masa depan, ia tidak memiliki emosi yang berlebihan, terkadang kita melihat anak yang sangatlah sensitif, atau bisa dibilang cepat marah, itu salah satu dampak yang diakibatkan dari penguasaan dan pendidikan emosi orang tuanya sejak ia kecil.