Untuk setiap kelompok atau organisasi yang berhasil, harus ada orang yang dengan sukarela dan mengikuti secara efektif kepemimpinan. Disini pemimpin harus bisa Mengelola, berarti secara sadar dan sengaja mengembangkan hubungan yang bermakna, berhubungan dengan tugas, dan saling menghormati dengan atasan langsung; menawarkan wawasan, informasi, panduan, dan inisiatif; dan menantang atasan bila perlu untuk memungkinkan semua anggota melakukan pekerjaan terbaik mereka untuk organisasi.
Penelitian menunjukkan bahwa pengikut memiliki harapan tentang apa yang merupakan pemimpin yang diinginkan. Pengikut ingin para pemimpin mereka jujur, berpikiran maju, menginspirasi, dan kompeten.Â
Seorang pemimpin harus layak dipercaya, membayangkan masa depan organisasi, mengilhami orang lain untuk berkontribusi, dan mampu dan efektif dalam hal-hal yang akan mempengaruhi organisasi.
Tugas pemimpin adalah berkomunikasi dengan jelas ke mana kelompok atau organisasi pergi dan mengapa. Menciptakan visi yang mengilhami hanya satu aspek dari menetapkan arahan. Pengikut juga membutuhkan tujuan dan sasaran yang spesifik dan tidak ambigu pada tingkat individu dan tim.
Pemimpin dapat bertindak sebagai pelatih untuk membantu pengikut meningkatkan keterampilan mereka dan meningkatkan pengembangan karier mereka.Â
Pembinaan kepemimpinan adalah metode untuk mengarahkan atau memfasilitasi pengikut dengan tujuan meningkatkan keterampilan khusus atau mencapai tujuan pengembangan spesifik, seperti mengembangkan keterampilan manajemen waktu, meningkatkan produktivitas pribadi, atau mempersiapkan tanggung jawab baru.
Beberapa cara yang dapat dilakukan pemimpin untuk memberikan umpan balik yang bermanfaat bagi pengikut dan mengurangi beban emosi pada pemimpin dan pengikut:
1. Make it timely. Orang tidak harus menunggu review tahunan untuk mengetahui bagaimana kinerja mereka atau bagaimana mereka dapat meningkat.
2. Focus on the performance, not the person. Umpan balik tidak boleh digunakan hanya untuk mengkritik seseorang atau untuk menunjukkan kesalahan.
3. Make it specific. Umpan balik yang efektif menggambarkan perilaku yang tepat dan konsekuensinya serta menjelaskan mengapa pemimpin menyetujui perilaku tersebut atau berpikir ada kebutuhan untuk perbaikan.
4. Focus on the desired future, not the past. Pemimpin yang baik jangan menyeret kegagalan dan kesalahan di masa lalu.
