Mohon tunggu...
Sheila Dwianisatul
Sheila Dwianisatul Mohon Tunggu... Seniman - Sheila Dwi anisatul

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakteristik Perkembangan dan Permasalahan Anak Usia Dini

5 Desember 2020   22:00 Diperbarui: 5 Desember 2020   22:01 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karakteristik pada anak usia dini itu berbeda-beda setiap anak, maka sulit untuk memahami karakter pada setiap anak. Karakteristik ini yakni pasti setiap anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Anak usia dini sangat menyukai dunia bermain dan lingkungan sekitarnya. Anak usia dini selalu menanyakan jika dia belum tau jelas, selalu membongkar tempat-tempat yang dikira menyenangkan. Orangtua dan pendidik perlu memfasilitaskan anak dnegan permainan seperti bongkar pasang, puzzle, logo. Anak usia dini juga memiliki kepribadian yang unik, meskipun dalam perkembangannya sama tetapi kepribadiannya dapat membedakan. Anak usia dini dalam perkembangan karakteristiknya bergantung pada lingkungan yang positif dan didikan oleh orangtuanya, bagaimana telah mengembangkan minat seperti menyanyi, menggambar, menari, gaya belajar, dan cara berteman yang baik dengan sesama. Anak usia dini dalam karakternya yang suka berimajinasi dan berfantasi seperti halnya membayangkan yang dia inginkan, dan dapat melampaui batas dengan kenyataan yang ada. Anak-anak sangat leluasa dalam berimajinasi misal membaangkan ketika dia menjadikan kardus menjadi kapal buatan lalu seperti orang yang sedang mendayung kapal. Imajinasi pada anak ini sangat penting bagi pengembangan anak usia dini sebab kreatifitasnya sedang berjalan saat ini.
Anak usia dini dalam karakteristiknya merupakan masa yang sangat potensial untuk belajar, anak usia dini juga disebut masa yang golden age dimana masa itu sangat mudah untuk mengajarkan anak pengalaman-pengalaman yang positif terhadapnya. Perkembangan ini anak masih juga rentan terhadap perkembangan dalam berbagai aspek karena usianya yang masih terbilang anak-anak. Penelitian Gallahue (1993) menatakan bahwa usia prasekolah merupakan waktu yang paling optimal untuk perkembangan motoric anak, orang tua sebagai penanggung jawab terhadap anak-anaknya maka harus benar-benar teliti dan serius. Anak usia dini pada karakteristiknya seperti menunjukan sikap egosentris yaitu dari kata ego dan sentris, ego yang artinya aku dan sentris artinya pusat. Jadi egosentris ini adalah berpusat pada aku. Anak usia dini sering sekali mengalami egosentris pada dirinya, selalu ingin menang sendiri dalam apapun itu, meskipun dalam berteman, permainan tidak mau kalah dan selalu ingin menang sendiri. Otangtua juga harus paham jika anak menginginkan apa yang dia mau juga harus didapatkan.
Anak usia dini dalam karakteristiknya juga terdapat daya konsentrasi yang pendek. Dalam pembelajaran anak hanya bisa focus beberapa menit saja atau mungkin 10 menit, dan itu juga harus di selling oleh permainan. Orangtua bisa membuat focus anak dalam belajar jika dalam media itu menarik dan ada permainannya. Karakteristik anak usia dini. Anak juga sebagai makhluk sosial, maka anak juga butuh teman untuk bergaul dan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Seperti halnya pada orangdewasa anak juga membutuhkan rasa aman, waktu istirahat, makanan yang baik, membutuhkan perlindungan, kasih sayang, fasilitas hidup dari orang tua, memiliki kebutuhan untuk bertanya dan memperoleh jawaban, mendapatkan Pendidikan yang tepat, bermain yang merupakan dunia pada anak-anak.

C. Perkembangan AUD
Perkembangan anak mencakup fisik, sosial emosional, kognitif, Bahasa, seni, fisikmotorik. Perkembangan ini anak selalu mengalami perubahan di setiap perkembangannya, kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang positif dan cara orangtua mendidik anaknya. Pendidik juga dapat memfasilitaskan para murid-muridnya dengan sarana Pendidikan yang menarik dan membuat anak menjadi paham. Perkembangan anak usia dini merupakan pengalaman awal anak yang memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak. Artinya ketika pengalaman jarang terjadi maka hanya sedikit pengaruhnya terhadap perkembangan anak, begitu juga sebaliknya jika pengalaman itu sering terjadi maka akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Prinsip ini bertujuan agar pendidik dapat memberikan pengalaman yang baik atau positif dan seseringkali agar anak dapat memahami dan mengalami perkembangannya yang baik.
Perkembangan anak juga terdapat kesadaran dalam diri anak, kestabilan emosi pada anak. Pada kestabilan anak ini mampu menunjukan minat dan kesenangannya, mampu menggunakan panca inderanya dengan cara memfokuskan panca indera tersebut. Kesadaran anak yaitu anak sadar dalam melakukan kegiatan atau hal sekecil mungkin seperti menunjukan refleks pada suara yang mengejutkan terjadi. Sosialisasi anak seperti merespon orang dengan tersenyum, menyapa kembali, memperhatikan orang yang mengajak berbicara, dan merespon pembicaraan orang lain jika ditanya. Hal tersebut merupakan aspek perkembangan pada anak usia dini.

D. Permasalahan AUD
Permasalahan anak usia dini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu
Cetak biru biologis
Genetik pada anak terdapat pada orangtua 23 kromosom yang terdapat pada sperma ayah, dan 23 kromosom lagi terdapat pada sel telur ibu. Kode genetic bayi yang bersifat personal contohnya darah. Kode genetic ini sangat unik tidak ada satupun orang yang menyamainya seperti sidik jari, namun terdapat juga bawaan dari orangtua misalnya warna rambut ini merupakan bawaan dari orangua murni. Tidak semua orang juga mempunyai genetic yang sama. Pengaruh genetic ini akan terus berjalan dan memainkan peranan dalam kehidupan manusia hingga akhir hayatnya. Kelainan gen dalam diri sering kali tidak dapat disadari jika itu bersifat laten dan berlangsung dalamjangka waktu yang panjang, dipicu karena adanya perubahan dalam tubuh sehingga dapat menyadari adanya kelainan setelah memasuki lansia atau lanjut usia.
Faktor Biologis
Faktor biologis ini berpengatuh pada sistem otak yang akan mengatur perilaku. Bertambahnya fungsi pada otak akan bertambah juga perkembangan hormon-hormon pertumbuhan dan dapat menjadikan anak bisa tertawa, menangis, berbicara, dan berjalan. Prenatal menuju kesiapan biologis harus terpenuhinya tiga kebutuhan yaitu asuh. Asuh adalah pemenuhan kebutuhan pada anak yang meliputi kesehatan, gizi yang tercukupi, imunisasi, dan ASI ( Air Susu Ibu). Asih adalah pemberian untuk kebutuhan hidup seperti kasih sayang dari orang tua, perlindungan dari orang tua dan lingkungan yang positif, Pendidikan yang layak. Asah yaitu pemberian stimulasi perkembangan dan pertumbuhan anak, memberikan waktu untuk anak kembang secara optimal.
Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga meupakan tempat tinggal yang juga termasuk kelompok sosial terdapat kerjasama dan ekonomi. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa Pendidikan yang berhubungan dengan perasaan dapat dibentuk dalam keluarga. Pada keluarga kita dapat mendapatkan ilmu yaitu berpikir dengan matang, selalu bermusyawarah, disiplin, beriman, bertanggung jawab, jujur, cerdas, rajin, kreatif, mandiri, penuh kasih sayang, ramah terhadap sesama, sabar, rendah hati, tidak sombong dan pilih-pilih terhadap apaun, berinisiatif dalam hal kebaikan. Perkembangan anak bergantung pada keluarga yang harmonis dan tidak ada pertengkaran. Anak mudah untuk mengembangkan perkembangan khususnya pada emosioal anak jika mendapatkan dukungan dan dorongan dari orangtua dan lingkungan sekitarnya.  Hubungan orang tua dengan anak seharusnya selalu dijaga dan selalu terjalin komunikasi yang baik terhadap keduanya.
Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial pada anak ini termasuk teman-temannya dan lingkungan tempat bermainnya, tidak hanya teman tapi orang dari luar pun juga bisa termasuk lingkungan sosial. Lingkungan sosial ini anak akan bersosial dengan temanya dengan melakukan kegiatan bermain, komunikasi melalui bermain, anak akan sering mengikuti temannya begitu pun juga sebaliknya. Contoh dengan permaianan peran, dimana anak berpura-pura menjadi peran dokter dan pasien, nah disitu akan terjadi interaksi dan perkembangan tentang lingkungannya. Menurut Santrock, 2007 bahwa anak seringkali memperhatikan apa yang dikatan oleh orang lalu menimpan informasi dan memiliki kemampuan gerak untuk meniru tindakan tersebut dan setelah diberi intensif atau penguat, mereka dapat melakukan apa yang telah dilakukan oleh orang tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun