Mohon tunggu...
Sheila Alysia
Sheila Alysia Mohon Tunggu... Administrasi - Sheila Alysia

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konten DPO Viral, Netizen Beri Respon Pujian hingga Fitnah pada Bintang Emon dalam Persepktif Teori Fungsional

17 Mei 2021   22:55 Diperbarui: 17 Mei 2021   23:13 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komika Bintang Emon menjadi viral setelah kontennya ramai dibicarakan netizen. Hanya dalam waktu beberapa bulan saja kontennya sudah menjadi trending topic di Twitter. Kontennya dikenal sebagai DPO atau Dewan Perwakilan Omel-Omel dengan tema kritik sosial. DPO ini merupakan video singkat, sekitar tiga menit yang berisi sindiran atau keresahan Bintang yang relate dengan isu kehidupan masyarakat, namun tetap diiringi dengan komedi. Kontennya ini sudah dibuat sejak akhir tahun 2019 dan semakin viral semenjak masa pandemi.

"Kenapa trending? Karena mereka, anak-anak muda ini merasa relate aja. Jadi seolah saya mewakilkan suara mereka buat menyuarakan berita-berita yang sedang populer di media sosial," kata Bintang saat konferensi pers virtual dengan Google Indonesia, Selasa, 12 Agustus 2020. (Jemadu & Prasetya, 2020)

Konten DPOnya ini diunggah pertama di akun Instagramnya @bintangemon, yang kemudian diunggah kembali di akun Twitternya. Kontennya ini mulai dari menyindir orang yang menyetir motor sambil merokok, obrolan basa-basi yang buat sakit hati saat kumpul lebaran, hingga membahas isu pandemi corona. Konten DPO ini sudah ditonton rata-rata lebih dari dua juta kali, bahkan untuk video dengan hastag #DPOCorona sendiri sudah mendapat likes hingga lebih dari 1 juta dan ditonton hingga 8 juta tayangan. Akun Instagram Bintang Emon pun hingga kini sudah mendapatkan followers 4 juta lebih

Salah satu kontennya yang sangat viral adalah DPO yang berjudul "DPO Ga Sengaja" diunggah Jumat (12/6/2020) yang sudah ditonton hingga 15 juta penayangan. Video ini menyindir kasus penyidikan KPK Novel Baswedan atas tuntutan jaksa yang orang nilai terlalu kecil dan tidak masuk akal atas pelaku penyiraman terhadap Novel. Konten ini tidak hanya menyinggung dan mengkritik cerdas, tetapi juga diselipi humor. Saking viralnya hingga mendapatkan 2 juta likes, konten ini juga dipuji oleh public figure, dari Vidi, Fiersa Besari, hingga Aji karena dianggap berani. Tetapi, tidak hanya pujian, ia juga mendapatkan serangan dan hujatan dari akun buzzer. Bahkan ada tiga akun Twitter yang menuduhnya menggunakan narkoba. Seperti pada unggahan akun @LintangHanita yang menyebar hoax dan mengatakan "Demi menjaga stamina komika Emon mengakui memakai narkoba @bintangemon #GakSengaja #NovelBaswedan Gak Sengaja"

Mendapat pujian, followers, likes, hujatan, hingga fitnah buzzer, Bintang Emon sendiri mengakui ia harus tetap berhati-hati dalam menyampaikan keresahannya dalam media sosial karena sulit dimengertinya hukum media sosial itu sendiri.

"Jadi harus hati-hati, karena standar bikin orang tersinggung kan beda-beda. Apa yang saya buat, saya keluarkan, saya yang tanggung. Saya selipkan komedi juga biar lebih halus," ucapnya. (Jemadu & Prasetya, 2020)

Perilaku Bintang Emon ini terbentuk berdasarkan teori fungsional Daryl Beum yang berpandangan bahwa tingkah laku individu berkembang dan bertahan dari anggota masyarakat yang menguatkan individu untuk melakukan perilaku. Jika seseorang mendapatkan stimulus maka ia akan bertingkah laku adalah definisi dari sikap. Bintang Emon awalnya membuat konten DPO karena stimulus keresahan dan isu di media sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang membuat ia ingin membuat konten kritik sosial komedi supaya bisa lebih diterima masyarakat. Kemudian semakin berkembang dan bertahannya konten tersebut dari 2019 hingga kini karena ada stimulus berupa respon dari masyarakat yang memberikan kontennya like, komentar, dan mengikuti media sosialnya hingga menguatkan perilaku Emon untuk terus membuat konten DPO.

Hubungan fungsional dalam kasus Emon ini mempunyai kontrol penguat (reinforcement control) karena menimbulkan ganjaran (reward). Saat Bintang Emon mengunggah konten video DPOnya dan mendapatkan banyak likes dan komentar (reward) serta followers yang meningkat, kemudian ia akan mengunggah lagi konten DPO lainnya karena respon yang positif itu dan ia melakukan tingkah laku operan (operant response). Ganjaran (reward) ini terlihat jelas dari jumlah likes, komentar, dan followers Emon yang semakin meningkat. Rangsangan penguat (reinforcement stimulus) dalam kasus ini sangat kuat hingga mengontrol tingkah laku respon atau balas dari netizen berupa likes, komentar, dan followers dan hingga viral dan trending. Tetapi bagi sebagian netizen, rangsangan penguat negatif lebih banyak, sehingga bisa mengalahkan sense of humor hingga ada netizen yang mengirimkan balasan hujatan dan fitnah pada Emon.

Daryl Beum menyatakan seseorang harus sanggup membedakan "mand" atau "tact". Unggahan konten video DPO Bintang Emon merupakan tingkah laku "mand" karena merupakan verbal yang dicandakan atau lelucon. Tetapi, leluconnya sendiri dibarengi dengan kritik cerdas terhadap kejadian sehari-hari. Bintang Emon juga menyadari bahwa unggahannya bisa mendapatkan respon dari netizen yang berbeda karena dalam interaksi sosial media sosial bukan media hiburan.

Daftar Pustaka

Jemadu, L., & Prasetya, D. (2020). Bintang Emon: Konten DPO Hadir dari Keresahan di Media Sosial. Suara. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun