Mohon tunggu...
Sheila
Sheila Mohon Tunggu... Lainnya - Planologi UNEJ

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kurangnya Kesadaran Masyarakat Muncar terhadap Lingkungan

2 November 2020   20:40 Diperbarui: 2 November 2020   21:00 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Banyuwangi atau yang biasa dikenal dengan sebutan The Sunrise Of Java ini mempunyai pariwisata yang memiliki keindahan di setiap sudut daerahnya dan tidak lupa festival yang diadakan setiap bulannya tak heran jika banyak pengunjung yang datang dari penduduk luar kota maupun penduduk asing. Pesatnya kegiatan pariwisata ini yang dikembangkan oleh Bupati Banyuwangi yaitu Bapak Abdullah Anzwar Anas yang sudah memiliki brand tertentu untuk pariwisatanya yaitu Majestic Banyuwangi yang sudah terdengar hingga manca Negara.

Kabupaten Banyuwangi yang memiliki jumlah 25 kecamatan dimana setiap kecamatannya memiliki ciri khas yang berbeda. Salah satu kecamatan yang terkenal akan penangkapan ikan yang melimpah adalah Kecamatan Muncar. Memiliki pelabuhan ikan terbesar dan juga banyak industri pengelolaan ikan. Ikan yang menjadi ciri khas hasil tangkapan di pesisir Muncar adalah Ikan Lemuru.

Muncar memiliki salah satu tradisi yaitu Petik Laut. Dimana Petik Laut ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur para nelayan atas limpahan hasil laut yaitu ikan kepada tuhan yang maha esa selama satu tahun. Yang menjadi pusat ketertarikan dari tradisi ini adalah jejer-jejeran puluhan kapal milik nelayan yang telah dihias, apalagi ketika malam hari puluhan kapal menampilkan keindahannya dengan lampu yang telah dililitkan ke seluruh badan kapal.

Dengan luas wilayah sekitar 76,9 km2 yang dibagi menjadi 10 desa. Dimana salah satu desa di Kecamatan Muncar yaitu Desa Tembokrejo sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan pegawai pabrik. Di daerah dekat pesisir banyak sekali industri yang dibangun untuk produksi pengelolaan ikan sarden yang akan dikirim diseluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Dari tahun ke tahun produksi ikan di Muncar selalu naik yang membawa kemakmuran bagi masyarakat sekitar.

Industri pengelolaan ikan yang menjadi salah satu pusat perekonomian masyarakat Muncar yang memiliki keuntungan tertentu untuk masyarakat sekitar yaitu membuka lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan perdagangan nasional hingga internasional, dan masih banyak lagi. 

Selain keuntungan yang di dapatkan masyarakat ternyata terdapat kerugian yang dirasakan oleh masyarakat yaitu polusi udara oleh asap cerobong pabrik, polusi air oleh sisa pembuangan limbah cair, kerusakan lingkungan tanpa disadari, alih fungsi lahan dan kepadatan penduduk.

Semakin pesatnya perkembangan industri pengelolaan ikan karena permintaan konsumen yang terus - menerus bertambah, sehingga membuat pengusaha berpikir untuk  mengembangkan dan memperbanyak industri yang mengakibatkan alih fungsi lahan. Banyak rumah masyarakat yang digusur untuk pembangunan satu buah industri, dan uang yang diberikan untuk mengganti rumah oleh pemerintah setempat sebagian besar tidak mencukupi apabila dibangun rumah kembali di tempat yang berbeda.

Kepadatan penduduk yang terjadi menimbulkan permukiman yang kumuh di tempat-tempat sempit dan tidak layak huni. Padahal masih banyak lahan kosong yang lumayan jauh dari pusat perekonomian, tetapi banyak penduduk yang lebih memilih tinggal di kawasan kumuh yang berpikir tempat tinggal yang dekat dengan tempat pekerjaan akan lebih efektif dan produktif.

Dengan adanya alih fungsi lahan yang seharusnya pemerintah setempat bertindak cepat untuk membangun rumah susun untuk warga yang terkena dampak alih fungsi lahan oleh industri. 

Sayangnya tindakan tersebut hanya dilakukan dikota-kota besar saja. Sehingga timbulah kawasan kumuh di pesisir pantai. Pantai yang seharusnya identik dengan keindahan alam dan kekayaan sumber daya alamnya berbanding terbalik dengan pantai di wilyah Muncar ini, dimana pantai yang sudat tercemar, bau sampah di bibir pantai, ditambah permukiman penduduk yang tidak tertata.

Sampah yang melimpah di sekitar pesisir pantai membuat penduduk sekitar pantai membangun tempat tinggal yang berpondasikan tumpukan sampah bukan tanah. Pondasi yang tidak kuat berdampak pada dinding-dinding dan menyebabkan keretakan. Yang sangat mengkhawatirkan apabila rumah tersebut roboh saat ada orang yang berada di dalamnya. Selain mengkhawatirkan tempat tinggal yang berpondasikan tempat sampah juga menambah kesan kumuh. Permukiman kumuh tersebut timbul karena adanya alih fungsi lahan oleh industri tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun