Mohon tunggu...
shav gab
shav gab Mohon Tunggu... Freelancer - shaveengabriel

hai guys :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Mewujudkan Emansipasi Wanita di Era Millennial Ini?

11 Agustus 2020   05:12 Diperbarui: 11 Agustus 2020   05:09 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan; persamaan hak dalam berbagai kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria). 

Emansipasi wanita adalah sebuah gerakan atau sebuah usaha uang dilakukan agar wanita mendapatkan hak yang sama atau sederajat dengan pria dalam bidang apa pun. Walaupun sudah ada emansipasi wanita masih ada juga orang yang beranggapan bahwa derajat wanita lebih rendah jika dibanding dengan pria. Jadi berikut adalah beberapa cara untuk menjalankan atau mewujudkan emansipasi wanita.

Perempuan juga bisa menjadi Leader 

Salah satu cara mewujudkan emansipasi wanita pada era ini adalah dengan cara memberikan perempuan kesempatan juga. Bukan hanya pria saja yang bisa menjadi pemimpin. Salah satu bukti yang negara ini punya adalah Megawati yang menjabat sebagai presiden Indonesia, beliau merupakan presiden perempuan yang pertama di Indonesia. Megawati yang menjadi presiden membuktikan bahwa perempuan juga becus dan layak untuk menjadi pemimpin. 

Menjadi seorang presiden bukan merupakan hal yang mudah, menjadi presiden membutuhkan tanggungjawab yang sangat besar. Walaupun sudah banyak contoh lain selain Megawati yang menjadi pemimpin, masih banyak yang berkata bahwa perempuan lebih menggunakan hati/ emosi dibanding logika. Namun, menurut saya pribadi wanita pun bisa berpikir menggunakan logikanya juga dan bisa menjadi pemimpin yang handal seperti Megawati atau pun Kartini.

Stop Catcalling atau Flirt dengan perempuan 

Walaupun zaman ini sudah maju dibanding dengan zaman sebelum-sebelumnya tapi masih banyak pria yang menggoda perempuan. Karena ada yang menggoda wanita merasa ada yang salah dari dirinya. Hal ini harus stop dilakukan karena wanita juga memiliki hak yang sama yaitu melakukan apa yang mereka inginkan tanpa mendapatkan konsekuensi hanya karena mereka ber-gender perempuan.

Saya sendiri pernah merasa hal ini, dimana saya di-goda dengan cara dilihat secara intens dan di-siul-kan. Dan saat itu saya benar benar merasa sedih karena masih saja ada orang seperti itu. Pada saat itu saya benar-benar merasa sangat jatuh karena sangat tidak dihormati.

Mengubah cara berpikiran bahwa perempuan harus menjadi ibu rumah tangga saja

Seharusnya pada zaman millennial ini orang berpikir secara open-minded. Namun, masih banyak orang yang ber-asumsi bahwa setelah menikah perempuan hanya boleh dan harus menjadi Ibu rumah tangga saja tanpa persetujuan apapun. 

Perempuan memiliki hak yang sama dengan pria, perempuan memiliki opsi sendiri yaitu menjadi seorang bisnis woman atau ibu rumah tangga karena mereka memiliki hak yang sama dengan pria. Karena jika masih ada pemikiran seperti ini maka perjuangan Kartini demi meningkatkan martabat perempuan dan pendidikan perempuan terbuang sia-sia karena pada akhirnya perempuan juga menjadi ibu rumah tangga. Karena seharusnya pasangan suami istri harus bekerjasama dalam menguruskan rumah tangganya.

Suara perempuan juga harus didengarkan

Dalam mengusulkan sebuah pendapat, pendapat yang dikeluarkan oleh perempuan juga harus di dengarkan bukan hanya pendapat pria saja. Dalam sebuah rapat tim juga harus menghargai pendapat wanita karena mereka juga memiliki hak yang sama untuk berkontribusi, mengeluarkan pendapat, dan juga di hargai.

Pada dasarnya perempuan dan laki-laki diciptakan sederajat oleh Tuhan, jadi jika masih ada perbedaan derajat atau rasisme terhadap gender sama saja dengan berbuat dosa. Maka dari itu mari kita mulai menghargai dan menghormati perempuan dengan memulai gerakan untuk mengangkat derajat wanita.

sumber bacaan: blog.modalku.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun