Mohon tunggu...
Sharon
Sharon Mohon Tunggu... Apoteker - Farmasis, Badminton lover

Manusia yang sedang belajar untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lesson to Learn: Manajemen Kekalahan

3 Oktober 2022   11:21 Diperbarui: 3 Oktober 2022   11:52 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebuah pagi mendung di hari Minggu, pagi yang nampaknya sama seperti pagi-pagi lain di bulan Oktober. Namun, bagi ratusan keluarga dan kerabat, jelas pagi itu bukan lah pagi yang sama. Sehari sebelumnya, Sabtu, 1 Oktober 2022 laga derbi tim kesayangan  melawan musuh bebuyutannya yang diadakan di Stadion Kanjuruhan, Malang. 

Sebuah momentum yang asik untuk menghabiskan malam minggu. Sayangnya, hari itu bukan hari baik untuk para Aremania, sebutan untuk para fans klub sepak bola asal Malang. 

Setelah 23 tahun lamanya tim kesayangannya, Arema FC tidak pernah kalah dari Persebaya di kandang sendiri, hari itu rekor itu patah. Ya, Arema harus menerima kekalahan 2-3 atas Persebaya. Sebuah akhir pertandingan yang merupakan awal dari tragedi berdarah yang mengerikan bagi sejarah sepakbola di Indonesia. 

Tidak main-main, sampai tulisan ini ditulis, sudah lebih dari 150 orang dikabarkan meninggal. Sangat komplek untuk dapat mencapai kesimpulan tentang siapa yang paling bertanggung jawab atas hal ini. 

Banyak analisa bertebaran dari sana dan sini tentang siapa yang salah dan harus bertanggung jawab atas musibah kemanusiaan ini. Tapi dari sekian banyak analisa, ada satu hal yang pasti disepakati sebagai penyebab kejadian ini. Kekalahan.

Semua hal yang terjadi tidak akan terjadi seandainya kondisi berbalik, Persebaya yang harus pulang dengan kekalahan 2-3 atas Arema. Tapi kekalahan hanya lah bisa dihindari dengan satu hal, tidak bertanding. 

Tak ada satu pun tim terhebat di dunia ini dalam sepanjang sejarah manusia  hidup di bumi yang tidak menelan kekalahan. Semua yang bertanding pasti pernah kalah dan akan kalah. Sebuah konsekuensi dalam pertandingan, tak ada yang namanya win-win solution. 

Kalau kalah itu pasti, apa yang harus diperbaiki supaya bencana ini tidak kembali terulang di masa depan. Jelas banyak sekali pekerjaan rumah untuk memperbaiki ini semua mulai dari hulu ke hilir, mulai dari penjadwalan dari pihak panitia pelaksana, Standard Operating Procedure aparat dalam mengendalikan massa, hingga ke suporter nya sendiri. 

Tanpa bermaksud menyudutkan suporter atas terjadinya peristiwa ini, tapi salah satu hal yang paling realistis yang dapat dilakukan adalah memperbaiki diri sendiri. Salah satu perbaikan yang bisa dilakukan adalah mengasah kemampuan manajemen kekalahan.

Manajemen kekalahan adalah salah satu solusi untuk menghindarkan terjadinya hal ini ke depannya. Meskipun dalam penerapannya dibutuhkan sinkronisasi secara sistematis dan tidak bisa dikerjakan sendirian, tapi optimistis itu perlu terus dijaga sembari semua pihak turut berbenah. 

Manajemen kekalahan secara sederhana bisa diartikan bagaimana kita bisa mengatur diri kita sendiri menghadapi kekalahan. Sebenarnya bukan hal baru, karena hal buruk yang terjadi di hidup kita bukan hanya kekalahan tim kesayangan. Berikut beberapa langkah kecil yang bisa dilakukan untuk memiliki manajemen kekalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun