Mohon tunggu...
Sharon Simagala
Sharon Simagala Mohon Tunggu... Lainnya - siswa SMA

trust your creativity

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesetaraan Gender adalah Keadilan yang Sebenarnya di Indonesia

10 Agustus 2020   10:54 Diperbarui: 10 Agustus 2020   10:56 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada zaman dahulu, terdapat sosok pejuang wanita yang aktif memperjuangkan kuadrat, hak, dan kesetaraan perempuan untuk mendapatkan edukasi yang utuh, ialah R.A kartini. Kartini adalah seorang wanita priayi jawa cerdas yang memiliki perspektif atau pemikiran untuk memajukan wanita pada zamannya. Kartini berusaha dengan cara seperti mengirim surat kepada teman belandanya dan kemudian mempublikasikan buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" lewat surat yang ia kirimkan. Oleh karena hal ini, R.A Kartini menjadi penggerak atau aktivis emansipasi wanita.

Emansipasi adalah usaha usaha untuk mencapai persamaan hak politik, kesetaraan gender, kesetaraan dari bidang ekonomi dan bidang lainnya. Tetapi emansipasi wanita fokus kepada proses pembebasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah, pengekangan hukum yang terlalu membatasi wanita untuk berkembang dan maju di dalam segala aspek bidang pada masyarakat. 

Memang kondisi dan situasi sekarang pada wanita tidak sesulit masa lalu, banyak wanita dapat bersekolah, mendapat edukasi yang berkualitas, bisa bekerja dan lain lain. 

Apakah ada perbedaan antara emansipasi dengan kesetaraan gender? Ya ada! Untuk emansipasi, yaitu 'hak' yang diberikan kepada para wanita yang telah diperjuangkan oleh ibu R.A Kartini, dimana orang orang zaman dahulu merampas dan mengabaikan kuadrat dan kehadiran kaum wanita. 

Sedangkan, kesetaraan gender adalah suatu kondisi atau keadaan dimana sang pria dan wanita memiliki derajat yang sama, secara hukum dan kualitas hidup. Gender sendiri merupakan pembedaan peran, atribut, sikap, dan perilaku di dalam masyarakat yang dapat berkembang.

Sesungguhnya, emansipasi diberikan kepada wanita untuk mengembangkan diri sehingga dapat membantu laki laki dalam pembangunan negara. Namun, di Indonesia masih saja ada beberapa kasus masalah kesetaraan gender. 

Masalah tersebut diawali karena masyarakat menanam stereotype bahwa perempuan itu lebih inferior, atau merupakan seorang individu yang lemah sehingga membuat hal tersebut dibawah kekuasaan laki laki, oleh karena itu muncul  diskriminasi terhadap kaum wanita dalam masyarakat, bahkan sampai lingkungan keluarga nya sendiri. 

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyatakan kesetaraan antara perempuan dan lelaki masih menjadi pekerjaan rumah untuk diselesaikan. Sebagian besar di masyarakat berpikir bahwa pekerjaan atau peran wanita yaitu menjadi ibu rumah tangga, harus bisa memasak, mengurus rumah, feminim dan lain lain, sedangkan laki laki perannya yaitu harus bisa mencari pekerjaan dan jika seorang laki laki memasak di dapur, dicap aneh oleh masyarakat sekitar. Padahal memasak sendiri merupakan salah satu survival skill.

Selain itu, berdasarkan dari data World Economic Forum (2018), menyatakan bahwa ada kesenjangan upah antar perempuan dan laki laki di Indonesia, terutama pada perempuan dibawah umur 30 tahun rata-rata mendapatkan upah 21,64% lebih rendah dibanding laki-laki. Butuh waktu 202 tahun bagi kaum wanita agar mendapat upah yang setara dengan kaum pria. 

Solusi untuk semua itu yaitu mereka harus menyadari bahwa pria dan wanita melihat pencapaian akan konsep kesetaraan gender secara berbeda. Kebanyakan laki-laki memandang bahwa kesetaraan gender telah banyak dicapai tapi kebanyakan perempuan justru memandang sebaliknya. 

Saya sendiri pernah mendapatkan komentar seperti "kamu ingin kuliah jurusan hubungan internasional? Politik kan lebih ke laki laki.", "kamu kan perempuan tidak boleh A, B, C.." dan seterusnya. Oleh karena itu, marilah memandang gender secara sama, tidak ada yang lebih berkuasa atau superior dari satu sama yang lain, perempuan juga bisa melakukan apa yang ia mau, biarlah kita berkembang dan memajukan bangsa negara kita bersama-sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun