Mohon tunggu...
Shannon Jesselyn Tjoanda
Shannon Jesselyn Tjoanda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

My goal is to be a person who is not only useful to myself, but also useful to everyone. Easy going and dare to try new things are two representing attributes which will be beneficial not only for me in creating new connections but also for the organization to gain more attention from the public.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Spotify, Radio Masa Kini?

9 Maret 2021   12:30 Diperbarui: 9 Maret 2021   13:18 1681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: theguardian.com

Pada awalnya, seseorang akan lebih suka bilang melakukan aktivitas sambil mendengarkan lagu ataupun pembicaraan. Hal tersebut dikarenakan seseorang akan fokus ke suara yang didengar, ataupun bisa melakukan aktivitasnya dengan lebih rileks dan santai. Untuk mendengarkan lagu atau pembicaraan tersebut orang-orang akan mendengarnya melalui radio. Dalam radio, terdapat lagu-lagu yang diputar serta kita dapat mendengar orang berdiskusi atau yang biasa kita sebut dengan siaran radio. Radio dapat didengarkan dari mesin radio dan juga bisa melalui radio yang ada di dalam mobil. Ukuran dari mesin radio tersebut memiliki ukuran yang bervariasi, ada yang besar, sedang hingga kecil. Ketika orang mau mendengarkan radio maka harus memiliki terlebih dahulu mesin radionya. 

Namun, kehadiran radio pada saat ini mengalami penurunan minat. Perkembangan jaman dan teknologi membuat munculnya beberapa aplikasi untuk mendengarkan lagu. Aplikasi tersebut juga bisa diakses melalui perangkat telepon atau handphone kita. Salah satu contoh dari aplikasi musik tersebut adalah Spotify. Sehingga ketika seseorang ingin mendengarkan lagu, tidak perlu memiliki alat tersendiri, hal itu yang menjadi nilai plus dari penggunaan aplikasi Spotify. 

Spotify juga memiliki fitur dimana seseorang juga dapat mendengarkan obrolan maupun diskusi melalui aplikasinya. Hal tersebut membuat minat seseorang terhadap penggunaan aplikasi tersebut menjadi banyak. Fitur yang dihadirkan oleh Spotify juga menjadi mirip ketika kita ingin mendengarkan radio. Dari aplikasi Spotify, kita juga dapat dengan mudah menyambungkannya ke speaker maupun dengan tape yang ada di mobil dengan menggunakan bantuan kabel AUX maupun melalui bluetooth. 

Melalui Spotify, seseorang dapat mendengarkan lagu sesuai pilihan dan minatnya. Dalam Spotify, kumpulan lagu yang digabung menjadi satu file disebut dengan playlist. Apabila kita menyukai sebuah lagu, maka kita tinggal memencet logo hati dan lagu tersebut akan langsung masuk ke playlist liked music. Ketika kita ingin mendengarkan obrolan maupun diskusi, Spotify menyediakan menu pilihan Podcast, di dalam menu tersebut kita bisa melihat podcast apa saja yang terdapat di Spotify. Spotify juga menghadirkan pilihan playlist ataupun podcasts sesuai dengan mood yang dimiliki, sehingga kita bisa memilih apa yang akan kita dengar.

Bagi orang yang suka mendengarkan sebuah podcast bisa memilih mau mendengarkan podcast dengan tema sejarah, pendidikan, obrolan santai, tentang asmara, slice of life, motivasi, dan lain lain. Layanan yang diberikan oleh Spotify juga dapat kita gunakan lebih maksimal lagi, apabila kita mendaftarkan diri di Spotify premium. Hal tersebut dikarenakan seseorang bisa mendengarkan sebuah lagu atau podcastnya secara offline dan tidak terganggu dengan adanya iklan. 

Sama seperti radio, Spotify juga memiliki iklan di dalamnya. Namun hal tersebut bisa dihindari ketika seseorang mendaftarkan diri di Spotify Premium. Hal tersebut yang membuat pergeseran atas minat seseorang dari mendengarkan radio ke Spotify. Seseorang tidak bisa menghindari adanya iklan di dalam siaran radio dan juga memilih lagu yang akan diputar. 

Melalui hal tersebut, juga dapat kita lihat dalam teori Circuit of Culture. Pada teori tersebut terdapat lima elemen yaitu representasi, konsumsi, produksi, regulasi, dan identitas.  

Sumber: medium.com
Sumber: medium.com

Kelima elemen tersebut saling terkait sehingga membentuk kerangka kerja untuk mempertimbangkan makna budaya komoditas secara holistik. (Leve, 2012).

Yang dimaksud dari holistik adalah pola pemikiran yang memperhatikan aspek secara menyeluruh dalam memperhatikan sebuah hal. Sehingga dari kelima elemen tersebut merupakan kumpulan elemen yang mampu mendeskripsikan sebuah budaya dari beberapa aspek dan menciptakan sebuah keselarasan. 

Representasi memberikan sebuah cara atau paham tertentu yang dibangun dari sekitar kita terhadap suatu objek (Leve, 2012). Representasi juga dapat berupa cara seseorang menggambarkan suatu objek sebagai sebuah simbol ataupun hal lain. Representasi membuat sebuah makna yang akhirnya berdiri sebagai realitas yang meskipun memiliki arti yang berbeda dari arti yang sebenarnya. 

Dalam hal ini, bila dilihat dari sisi representasi, representasi Spotify semakin mengarah seperti radio. Spotify juga memberikan cara pandang yaitu sebagai radio masa kini. Hal tersebut dikarenakan fungsi dari Spotify yang memiliki kesamaan dengan radio yaitu untuk mendengarkan lagu dan juga diskusi. Pengguna Spotify juga dipermudah untuk pemilihan lagu ataupun podcast yang ingin diputar. Hal tersebut membuat representasi dari Spotify ini disebut sebagai radio modern saat ini karena kesamaan fungsi dan kepraktisan yang ditawarkan.

Sumber:

Leve, A. M. (2012). The Circuit of Culture as a Generative Tool of Contemporary Analysis: Examining the Construction of an Education Commodity. Australian Association for Research in Education (NJ1).

#KKK2103

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun