Mohon tunggu...
Shania Mutia Anggi
Shania Mutia Anggi Mohon Tunggu... Jurnalis - mine

read me

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Seniman Jalanan, Pentingnya Pendidikan

22 Mei 2019   05:48 Diperbarui: 22 Mei 2019   06:00 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seniman jalanan saat beraksi/Dokpri

Kesadaran akan ekonomi yang kurang begitu penting bagi anaknya dan kewajiban dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari-hari. Istri dan anaknyalah penyemangat bagi Kadun untuk terus bekerja tanpa mengenal lelah demi bertahan hidup dalam kesederhanaan. Tak mengenal apa pekerjaan yang ia lakoni dan tak peduli seberapa panas dan teriknya matahari saat siang hari, tidak peduli dingin akibat hujan yang membasahi tubuhnya.

Bapak Dayat adalah seorang seniman yang menghidupi keluarganya dari jalanan. Keahliaannya dalam menari menjadi sumber mata pencahariannya sehari-hari. Umurnya yang sudah tidak muda lagi, tidak menghalanginya terus berusaha dan terus berdoa. Dia tak pernah bosan menjalankan rutinitas yang ia lakoni. Mulai berangkat ke jalananan untuk mengamen dengan pertunjukannya menggunakan angkutan umum, dari siang bekerja hingga larut malam.

 "Begitulah rutinitas saya setiap hari, sebenarnya tidak mau bekerja seperti ini terus, bahkan anak saya tidak tahu kerjaan bapaknya ini apa. Jujur, saya tidak ingin anak saya tau pekerjaan saya. Karena saya berharap dikemudian hari anak saya menjadi anak yang sukses melebihi dari saya saat ini dan tidak mengenal saya yang hanya pekerjaannya dari jalanan," ucap bapak Dayat.

Semua pekerjaan ia lakoni untuk menutupi biaya hidupnya. Mulai menjadi penari jalanan, usaha membuat sangkar burung, dan  mencoba membuat kompresor dari barang bekas. Baginya, tak gampang menjadi seperti dirinya saat ini. Ia harus mampu memutar otak agar hasil jual kandang burung, atau hasil mengamen dijalanan dengan menari bisa mencukupi semua kebutuhan hidup. Meskipun hasil dari semua pekerjaanya terbilang minim, tetapi keadaan yang selalu menolongnya sehingga uang yang ia hasilkan cukup untuk jajan anaknya dan makan sehari-hari.

Meskipun ia hanya seorang seniman jalanan, tetapi dia begitu mengerti akan pentingnya pendidikan bagi anaknya. Ia paham bahwa perkembangan dunia tidak dapat dipungkiri akan bertambah maju. Jika anaknya tidak mengenyam pendidikan, maka akan jauh tertinggal dibelakang. Ini semua dilakukannya lantaran memang sudah kewajibannya sebagai orang tua untuk menyekolahkan anaknya. 

Demi masa depan anaknya yang lebih baik dan dapat meningkatkan derajat keluarganya. Menurutnya, menuntut ilmu sampai setinggi-tingginya itu penting. Orang yang berilmu dan dapat bermanfaat bagi masyarakat akan mempunyai derajat tersendiri.

Mengakhiri ceritanya, sebagai orang tua ia berharap anaknya mampu mengamalkan ilmu yang bermanfaat turut memajukan bangsa dan negara. Semoga semengatnya beliau dapat dicontoh orang banyak yang tidak selalu mengeluhkan keadaan apapun yang dirasakan. Bahwa kesuksesan seseorang tidak diukur dari umur tetapi keinginan yang sangat tinggi untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebab ia percaya bahwa sebaik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun