"Dari mana?" ia bertanya dengan wajahnya yang tampan.
      "Dari kantin bang, sekarang mau balik ke kos."
      "Gimana bimbingannya."
      "Alhamdulillah masih harus revisi beberapa bang di BAB2 tapi sekarang  harus lanjut ke BAB 3."
      "Oke semangat ya." Katanya menyentuh pundakku.
      "Iya bang." Lalu ia berlalu.
      Bang Satria, seorang yang kuharap akan menjadi imamku nantinya.
      ****
      Sudah jam 6 sore, 1 jam lagi adzan maghrib, aku belum membuat bab 3 sama sekali. Sedari tadi aku hanya merevisi bab 2 dan mulai mendownload jurnal-jurnal.
      Aku beranjak ke lemari, mengambil baju yang akan  kupakai malam ini, lalu mandi sore. Selepas mandi aku siap-siap untuk ke Mesjid.
      "Allahuakbar." Adzan berkumandang. Aku melangkahkan kakiku untuk bercengkrama dengan sang pencipta.