Mohon tunggu...
Shamar Khora
Shamar Khora Mohon Tunggu... lainnya -

Referensi Pendamping, Inspiratif, Berimbang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Berkaca dari Konsistensi Brazil dan Embraer-nya

5 Juni 2015   19:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brazil bukan sekadar sebuah negara dengan keharuman prestasi sepakbola membanggakan. Negara itu begitu konsisten dan sangat serius dalam pengembangan industri pesawat terbang. Mereka mendirikan Empresa Brasileira de Aeronáutica S.A. (Embraer) pada Agustus 1969. Industri pesawat terbang tersebut baru beroperasi secara resmi sejak 2 Januari 1970.

Namun, cara bekerja Embraer langsung tancap gas sehingga purwarupa (prototype) ketiga pesawat turboprop Bandeirante sudah berhasil mengudara pada 29 Juni 1970.

Sekadar catatan kecil, usia industri pesawat terbang Brazil sebenarnya hanya terpaut 7 tahun dari industri sejenis milik bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia meresmikan industri pesawat terbangnya pada 23 Agustus 1976. Tetapi, PTDI pernah bernasib cukup tragis tatkala “dibiarkan” sekarat selama 12 tahun. Pada masa itu, pengembangan produk nasional kebanggaan pesawat N-250 dihentikan sepenuhnya sejak tahun 1998. Padahal, tahapan pengembangannya sudah memasuki proses sertifikasi sebelum siap masuk ke pasar. Indonesia baru mulai sedikit lega setelah PTDI mampu bangkit kembali sejak tahun 2012, yang ditandai dengan masuknya banyak order baru pembuatan pesawat terbang.

Perkembangan industri kedirgantaraan di Brazil ternyata melalui perjalanan yang cukup panjang sejak Perang Dunia II belum berakhir. Jauh sebelumnya Brazil telah membentuk Kementerian Aeronotika pada tahun 1941. Portofolio kementerian tersebut sengaja didesain untuk pengembangan kemampuan membangun industri penerbangan dan keantariksaan secara berkelanjutan. Konsistensi dan kesinambungan menjadi sepasang kata kunci yang sangat menentukan perkembangan Embraer selanjutnya meskipun rezim pemerintahan silih-berganti datang dan pergi.

Berkaca dari konsistensi Brazil dan Embrer-nya, meruyak sebuah kesan kuat bahwa bangsa Brazil telah menempa dirinya agar mampu fokus serta tampil unggul pada bidang-bidang tertentu, semisal pada teknologi dirgantara dan keantariksaan. Contoh lainnya adalah tim sepakbola mereka, yang sudah lama termasyhur dengan permainan berkualitas dunia.

Penghargaan terhadap kualitas sumber daya insani melalui pemberdayaan kemampuan produksi dalam negeri bukan lagi sebatas retorika dalam pidato para penguasa. Padahal, perjuangan panjang bangsa Brazil memerangi perilaku korupsi dan intrik-intrik politik tak bermoral tanpa integritas pun tidak kalah beratnya. Di manapun di dunia, penggarongan terhadap pundi-pundi keuangan Negara selalu menghambat kemajuan bangsa di segala bidang!

Pendapatan per kapita GDP Brazil memang telah mencapai US $15.153 pada tahun 2014. Brazil pun telah lama dikenal sebagai penghasil kopi terbesar di dunia selama 150 tahun. Bahkan, mereka bertumbuh menjadi eksportir produk pertanian terbesar ke-3 di dunia, selain menjadi negara tujuan pemasaran mobil terbesar ke-4 di dunia.

Kebutuhan sumber-sumber energi Brazil yang begitu besar telah menempatkan mereka sebagai pengguna energi terbesar ke-10 di dunia. Tetapi, penulis menggarisbawahi bahwa sebagian besar penggunaan energi tersebut ternyata bersumber pada jenis energi baru terbarukan (renewable sources), semisal hydroelectricity dan ethanol!

Tidaklah mengherankan bahwa Brazil telah memproduksi mobil pertama bermesin ethanol pada tahun 1978. Kemudian, mereka juga membuat pesawat terbang pertama bermesin ethanol pada tahun 2005.

Selain itu, kunci lain di balik keberhasilan Brazil dengan menilik laporan Transparency International ternyata mengungkapkan bahwa Corruption Perceptions Index (CPI) Brazil berada pada urutan ke-69 dari 178 negara, menurut laporan tahun 2014.

Terakhir, sajian berupa tujuh deretan lingkaran berisi angka-angka berikut ini menggambarkan secara ringkas catatan pencapaian Embraer hingga sekarang. Simaklah bahwa bukanlah pekerjaan yang mudah untuk meyakinkan lebih dari 90 perusahaan penerbangan lebih dari 61 negara bersedia , menggunakan produk pesawat buatan Embraer. Mereka juga harus menemukan pendekatan yang paling efektif untuk meyakinkan angkatan bersenjata lebih dari 50 negara di dunia bersedia memilih produk mereka.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa Embraer mempekerjakan lebih dari 19.000 tenaga ahli berasal lebih dari 20 negara di dunia. Di antara mereka terdapat para mantan insinyur penerbangan andalan PTDI, yang terpaksa harus mengais rezeki di negeri orang.

Namun, sejarah ternyata telah banyak menunjukkan bahwa keunggulan nyata di bidang apa pun sering merupakan hak istimewa bagi bangsa-bangsa yang mampu tampil solid. Karakter mayoritas warganegara dan para pemuka mereka bercirikan mampu menundukkan ego pribadi masing-masing dengan saling bersinergi mewujudkan kepentingan Nasional yang lebih besar.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun