Mohon tunggu...
Shalsa Nagita Fajrin
Shalsa Nagita Fajrin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajaran

Nyanyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasih yang Tulus

30 September 2022   14:20 Diperbarui: 30 September 2022   14:24 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/198791771042716355/

KASIH YANG TULUS

       Ketika aku kecil tak ada orang yang begitu sangat perhatian, hanya ketulusan dari seorang nenek.Bukannya aku mengabaikan perhatian yang diberikan kedua orang tua, tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka.Aku mengerti, papah dan mamahku punya kesibukan sendiri, papah dengan pekerjaannya dan mamah juga dengan kesibukan pekerjaannya, sejak kecil aku tidak mempunyai kakek bahkan sebelum aku lahir kakek sudah meninggal mau itu kakek dari mama atau papa jadi aku tidak pernah melihat sosok kakekku seperti apa.

        Sejak aku kecil aku sudah diurus oleh nenek dari mamaku, sempat diurus oleh nenek dari papaku namun tidak lama sejak SD kelas 2 nenek dari papaku meninggal, dan akhirnya aku diurus oleh nenek dari mamaku, di mana nenekku yang sabar mengurusku,mengantar sekolahku, bahkan sabar sama nakalnya aku.

       Dulu nenekku selalu mengajak aku ngalap berkah dari para ajengan yang dimintai berkahnya, setiap hari Jumat nenek selalu menyuruh aku supaya mandi bersih, berpakaian yang rapi, di mana di saat jamaah pulang dari masjid usai salat Jumat, aku disuruh nenek untuk duduk di bangku kecil di depan rumah.

      " Mohon di-jiad, diberkati dulu cucu saya ini Ajengan", minta nenek kepada seorang ajengan yang lewat rumah kami.Ajengan dengan senang hati mengabulkan permintaan nenek, dengan meniupkan doanya ke ubun-ubun saya, memberi air putih di gelas yang telah didoakan pula, dan seterusnya berlanjut setiap hari Jumat, di mana waktu itu ajengan dipanggil oleh Sang Pencipta.

         Sering juga aku diajak nenek ke pengajian-pengajian. Semakin jauh jarak tempat pengajiannya menurut nenek, semakin tinggi nilai berkahnya. Suatu saat saya diajak ke pengajian di luar kota, aku dan nenek menempuh perjalanan jauh mulai dengan naik bus dan hingga turun dari bus kita naik becak, dan masih harus berjalan kaki lagi puluhan km, Diakhiri dengan naik mobil bak.

        Aku yang dikala waktu itu masih berumur 11 tahun tak akan lupa bagaimana aku dan nenek sukses besar Menggalap berkah. Para Ajengan dan ulama sesumedang sedang berceramah dalam acara Maulidan.Diantara ribuan jamaah, nenek berjuang keras untuk menggapai sudut strategis dekat pintu keluar.Nenek lalu mendudukkan aku di atas pangkuannya.Ketika para Ajengan melintas tempat kami, nenek meminta keikhlasan mereka untuk mengusap kepalaku, dan lagi aku menjadi tontonan gratis para santri, ibu-ibu, kaum muslimin dan muslimah yang hadir dalam acara Maulidan Nabi waktu itu.

        Demikianlah, antara lain kasih sayang nenek nan tulus yang saya rasakan, kini baru terasakan betapa indah dan nikmatnya memiliki seorang nenek itu.Ucap saya menitipkan air mata rindu,ingin merasakan kembali saat-saat manis seperti masa kedekatan dengan nenek.Suatu rasa dan kedekatan yang belum tentu mampu saya berikan kepada cucu-cucu nenek yang lainnya.

      

        Terngiang-ngiang pesan nenek di mana aku harus terus bersyukur dan aku tidak boleh melupakan kewajiban seperti berbuat kebaikan dan menunaikan salat lima waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun