Mohon tunggu...
Patriot Negara
Patriot Negara Mohon Tunggu... Lainnya - warga Indonesia

Warga dunia

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Rupiah Makin Sekarat

14 Maret 2015   01:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:41 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari ini kita saksikan rupiah yang makin loyo. Beberapa hari lalu rupiah mencapai titik terendah 13 ribu rupiah untuk setiap dollar Amerika, yang terburuk sejak krisis ekonomi di tahun 1998 dimana dollar mencapai 16 ribu rupiah.

Sekitar Juli tahun 1997 rupiah untuk pertama kali sejak tahun 1966 melewati batas 2500 rupiah per dollar dan kurang dalam setahun yaitu Juni 1998 mencapai 16000 rupiah untuk setiap dollar. Di era Presiden Habibie dollar bisa dikembalikan ke level 6500 per dollar. Dari tahun 2002-2012 dollar hanya berfluktuasi di kisaran 9200-9800 per dollar.

Jokowi menerima estafet dari SBY dengan nilai tukar 12500 tapi hanya 4-5 bulan pemerintahannya telah membawa rupiah ke titik nadir yang paling dalam sejak krisis moneter tahun 1998. Hal ini seakan menjadi anomali karena hampir semua pengamat mengatakan pada saat pilpres tahun 2014 bahwa jika Prabowo terpilih maka rupiah akan anjlok ke level 13000 dan jika Jokowi terpilih maka rupiah akan menguat dan mencapai 9000 per dollar.

Yang dikuatirkan apabila pelemahan dollar sudah melewati zona fluktuasi dan masuk ke zona panik. Jika masuk ke zona panik maka orang-orang akan ramai-ramai menarik simpanan rupiahnya dan kemudian memyimpannya dalam bentuk dollar. Jika sudah masuk ke zona panik maka nilai tukar akan meluncur bebas tak terkendali seperti kejadian di tahun 1998. Zona panik bukan hanya membuat rupiah meluncur tajam, tapi juga bisa membuat rush perbankan secara besar-besaran. Orang juga akan kuatir dana yang disimpan di bank akan lenyap karena bank-bank akan mengalami kesulitan dan berpotensi mengalami kerugian valas, apalagi jika para trader bank salah memprediksi dalam manajemenen valas mereka.

Masyarakat akan semakin tidak percaya dengan perkataan para pengamat ekonomi, apalagi banyak ramalan ekonomi yang terbukti meleset seperti perkiraan nilai tukar rupiah setelah Jokowi menduduki jabatan presiden.

Gejala ke arah sana semakin nampak. Apalagi masyarakat melihat bahwa Jokowi tidak sanggup berbuat apa-apa untuk mempertahankan nilai tukar rupiah. Hal ini diperparah lagi  dengan ucapan para menterinya yang seperti menyembunyikan fakta sebenarnya bahkan terkesan menipu masyarakat dengan mengatakan bahwa setiap pelemahan 100 rupiah terhadap dollar akan membuat RI untung 2.3 trilyun. Pernyataan ini sangat menyesatkan karena besarnya utang dollar yang dibuat oleh negara dan swasta akan membuat setiap anjloknya rupiah membuat semakin besar cicilan hutang yang harus dibayar.

Sumber :

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Rupiah

2. http://bisnis.liputan6.com/read/823788/rupiah-diprediksi-menguat-jika-jokowi-terpilih-jadi-presiden

3. http://finance.detik.com/read/2014/05/16/142236/2583962/6/ekonom-ini-sebut-dolar-turun-ke-rp-10500-jika-jokowi-jadi-presiden

4. http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/07/088590988/Prabowo-Menang-Rupiah-Berpotensi-Tembus-13000

5. http://bisnis.liputan6.com/read/2188490/setiap-rupiah-melemah-100-per-dolar-as-ri-untung-rp-23-triliun

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun