Mohon tunggu...
SHAHIB  ANSHARI
SHAHIB ANSHARI Mohon Tunggu... Ilmuwan - Presiden Mahasiswa KEMA SSG 2018 I Penulis Buku Merawat Indonesia

Gas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Pentingnya Bergeliat dalam Aktivitas Dakwah?

23 Juli 2019   16:43 Diperbarui: 23 Juli 2019   16:55 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan seperti itu yang terlintas di benak penulis waktu kecil ketika mendengar kata "Dakwah". Memang kata itu bukanlah kata yang asing bagi penulis. Hal itu telah penulis dengarkan sedari kecil. Kalou boleh di bilang, orang tua penulislah yang selalu berucap tentang hal itu; nak, doakan abi ya nanti malam abi harus pergi dakwah ke daerah pelosok desa, nak, nanti siang ummi ada agenda ngebina kakak kakak mahasiswa gaapa apa ya di tinggal dakwah beberapa jam saja, anak anak abi sama ummi gaboleh sedih ya kalou lebih banyak di tinggalin untuk dakwah, yang sabar ya, nak ikut abi dakwah yuk, DLL. Lapal kata seperti itulah yang sering penulis dengarkan dikala kecil hingga sekarang, ketika sebelum berangkat sekolah, pulang sekolah, bahkan waktu liburanpun tak terkecuali.

Selain sering dilapalkan di toa toa mesjid ataupun ceramah para ustad, Kata tersebut memang sering diucapkan orang tua ketika hendak izin untuk berangkat memenuhi geliat dakwahnya. Hingga pada suatu waktu penulis serta adik adik pernah protes; abi, ummi kenapa sih dakwah mulu, dikit dikit dakwah, dikit dikit dakwah. Abi, ummi pun bukan lantas menjawab, namun mereka malah memberikan jawaban dengan senyuman dan sedikit berucap "sabar ya".

Hingga disaat masa kecil masih pikiran polos polosnya, penulis pernah berujar "Kalou sudah besar nanti, shahib gamau kayak abi sama ummi yang selalu sibuk dengan dakwahnya, capek ah, pun sama yang dirasakan oleh adik adik" namun, waktu semakin berjalan, pertumbuhan diri semakin berkembang mengikuti arus yang dihasilkan lingkungan serta rencana yang tidak disadarkan.     

Dari yang awalnya ngaji hanya sebatas penggugur kewajiban pelepas suruhan orang tua berubah sudut pandang menjadi suatu hal yang dibutuhkan, hingga yang awalnya kata dakwah dipandang sebagai pengganggu aktivitas keseharian, lambat laun ternyata berubah menjadi suatu hal yang terasa penuh kenikmatan; mengajak, berbagi, mengayomi hingga tentang cinta dan kepedulian. Walau memang nyatanya tak mudah dan gampang dalam pelakasanaanya. Tetapi, itulah dakwah. 

Kalau memaknai kata Alm. K.H Rahmat Abdullah "Dakwah itu adalah cinta maka cinta akan meminta segalanya darimu. Dari pikiranmu, perhatianmu, berjalan, duduk dan tidurmu, bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang ummat yang kau cintai. lagi lagi memang seperti itulah dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu, sampai daging terakhir menempel di tubuh rentamu, tubuh yang luluh lantak terseret seret, tubuh yang hancur lebur di paksa berlari" itulah suatu gambaran dakwah. penuh beban, namun menjadi berenergy karena cinta.  

Secara tidak langsung mungkin itu salah satu pentingnya pengaruh didikan orang tua. suatu waktu abi pernah memberi nasehat dalam kehangatan perkumpulan yang hening " anak anak, mohon maaf jika abi dan ummi sering meninggalkan kalian karena aktivitas dakwah. Mohon maaf jika abi, ummi gak bisa seperti orang tua yang lain, yang selalu menemani kalian disetiap waktunya. Abi dan ummi ingin keluarga kita ini menjadi berbeda dari sebagian besar keluarga yang lainnya. Hidup keluarga kita bukan hanya untuk keluarga sendiri, namun ada hak orang dan keluarga lain yang harus tertunaikan; mereka perlu di bantu dan diayomi, mereka butuh solusi dari kita. inn sha allah suatu saat anak anak abi akan faham."

Itulah sejatinya tugas dakwah, bahwa dalam kacamata dakwah, hidup itu bukan hanya untuk memperkaya dan memberdaya diri sendiri, bukan lantas karena kita sudah merasa kaya jadi tak peduli segala problemi yang ummat rasai; tentang mereka yang belum mengenal Islam (preman, pengamen, dan pengemis) tentang ia yang kelaparan bahkan terdzolimi, tentang para kaum dhuafa, yatim hingga mustadaafin yang sedang menanti tangan tangan para da'wi.

Geliat tersebut tidak jauh berbeda konteksnya seperti Rasulullah kala dulu membawa pesan wahyu dari jibril untuk seluruh manusia. Hingga perjuangan geliat tersebut diteruskan oleh para sahabat, dan menjadi geliat amal turun temurun kepada tabiu, tabiin, lalu tibalah hari ini dakwah itu menepuk pundak kita.

Kini, kitalah yang mempunyai tugas itu, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Untuk mengembalikan fitrah setiap orang dari rumitnya jahiliyah menuju kesucian dakwah. "Minnadzullumati ilannur" karena hanya dengan dakwahlah manusia akan mampu merasakan ketentraman, kesejahteraan dan nikmat keadilan.

Itulah sebenarnya alasan dasar setiap dari kita, kenapa harus bergeliat dalam aktivitas Dakwah. Seperti wahyu Allah yang tertuang pada Q,S Ali Imran Ayat 104 "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah terhadap yang munkar. Merekalah orang orang yang beruntung"

Dakwah adalah ibadah bagi setiap kita yang ingin merasakan indahnya wahana surga. Maka bergeliatlah dalam dakwah, apapun profesimu, bagaimanapun waktumu, dalam keadaan lapang maupun sempit. Jadikanlah agenda dakwah, sebagai agenda prioritas dalam hari hari kita. Bayangkanlah di luar sana banyak orang sedang memanggil dan berharap kepada kita; meminta di selamatkan, memohon bantuan hingga belas kasih pengayoman ingin di sejahterakan hingga supaya mereka diperkenalkan dengan tuhan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun