Mohon tunggu...
Shafo De Robby
Shafo De Robby Mohon Tunggu... -

pengangguranship

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Surveyor Hidrografi dalam Gempa dan Tsunami

11 Desember 2016   02:45 Diperbarui: 11 Desember 2016   04:06 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Dokumen Pribadi,diambil langsung penulis dari Geological Museum-Geological Survey of japan. Penulis sertakan foto ini dalam tulisan yang lain di media online

Posisi Nusantara berada pada tiga lempeng utama bumi yang bebeda. Perlu diketahui bahwa lapisan bumi adalah hamparan-hamparan yang saling berinteraksi satu sama lain. Pada sisi barat Indonesia, Pulau Sumatera, Jawa, Bai, Lombok merupakan daerah yang berdekatan dengan batas Lempeng Tekntonik Eurasia dan Indo-Australia. Kedua lempeng tersebut berinteraksi secara konvergen, dimana lempeng Indo-Australia bergerak menghujam ke bawah lempeng Eurasia. Lempeng tekntonik ini terus bergerak maka pada suatu saat akibat gesekan dan benturan yang keras, akan menimbulkan gempa ataupun tsunami.

Pada peta relief diatas -difoto penulis dari geoogical museum, Geological Survey of Japan, AIST- jelas posisi Pulau Sumatera dan Jawa terhadap pergerakan lempeng tektonik. Warna hijau menyala adalah gambaran dari lempeng tekntonik tersebut.

Penulis tidak akan membahas lebih detail tentang kajian geologinya, tetapi akan mengurai peran Surveyor Hidrografi terhadap peristiwa gempa dan tsunami. Survei Hidrografi adalah survei yang memiliki tujuan utama pengambilan dan pemrosesan data berkaitan dengan penampakan fisik laut, danau, sungai, dan yang berkaitan dengan wilayah pantai. Survei hidrografi terdiri dari pengambilan beberapa data, diantaranya : kedalaman air; konfigurasi dan kontur dasar laut (sea bottom); arah dan kekuatan arus; ketinggian serta waktu dari pasang surut; dan beberapa lokasi dari fitur topografi dan benda-benda tetap sebagai referensi survei dan kontrol dalam bernavigasi. Dari definisi tersebut, setidaknya ada beberapa data yang bisa dilakukan oleh Surveyor dalam menghadapi gemap atau tsunami, baik sebelum ataupun setelah terjadi. Berikut beberapa fasilitas survei hidrografi yang bisa dimanfaatkan dalam mendukung kajian terhadap gempa ataupun tsunami:

1. Stasiun Pasang Surut (Pasut)

Foto dari materi Tide Observation- Sonic corporation, dimana penulis adalah salah satu peserta
Foto dari materi Tide Observation- Sonic corporation, dimana penulis adalah salah satu peserta
 Fungsi utama stasiun pasut adalah untuk mengetahui waktu dan ketinggian permukaan laut ketika pasang dan ketika surut. Selain fungsi utama itu, stasiun pasut memiliki fungsi dalam mendeteksi pergerakan kerak bumi (dasar laut). Selain itu stasiun pasut dapat dijadikan referensi data otentik dalam mencatat detail peristiwa tsunami.  Kemampuan staiunpasut dalam mencatat pergerakan permukaan waktu setiap waktu menjadikan ia referensi data mengetahui pergerakan gelombang tsunami dan kecepatan rambat gelombang tsunami dalam suatu wilayah.  berikut contoh data Pasang Surut ketika terjadi gempa dan tsunami. Data diambil dari data pasut ketika terjadi gemapa dan tsunami di Jepang tahun 2011.

Contoh data tsunami ketika terjadi gempa:

Foto dari materi Tide Observation- Sonic corporation, dimana penulis adalah salah satu peserta
Foto dari materi Tide Observation- Sonic corporation, dimana penulis adalah salah satu peserta
ketika terjadi gempa, data yang disajikan oleh stasiun pasang surut terjadi perubahan yang sangat ekstrim, sebesar 1.4 meter daridata sebelumnya. Data pasut pada suatu kawasan memiliki pola dan nilai maksimum tertentu. Selama beberapa waktu nilai itu tidak akan terjadi perubahan yang ekstrim, kecuali ada kejadian alam ayng merubah struktur tanah atau perubahan tiba-tiba permukaan air laut. Ketika terjadi gempa dengan skala yang besar, ada kemungkinan terjadi perubahan terhadap struktur kerak bumi, hal ini menajdikan bidang referensi Zo yang menjadi titik nol pengamatan pasang surut berubah. Dan lewat data stasiun pasang surut dapat dianalisa penurunan atau kenaikan dari truktur tanah itu. Beberapa kasus di Jepang, setelah terjadi gempa bumi selalu dilakukan kalibrasi atau pengecekan terhadap Bench Mark, jaring kontrol nasional ataupun stasiun posisi stasiun pasut.

contoh data ketika terjadi Tsunami :

(foto diambil dari buku materi Tide Observation-Sonic Corporation, dimana penulis salah satu peserta pelatihan tersebut)
(foto diambil dari buku materi Tide Observation-Sonic Corporation, dimana penulis salah satu peserta pelatihan tersebut)
ketika terjadi tsunami maka diambil beberapa data dari beberapa staiun pasut yang terkena dampak tsunami. Data yang disajikan menggambarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang tsunami ke lokasi stasiun pasut. Hal ini menjadi bahan analisa dalam menghitung kecepatan gelombang dan memprediksi sumber pusat tsunami. Selain itu disajikan data ketinggian gelombang tsunami pada lokasi tersebut, juga tergambar pola pergerakan gelombang tsunami. Data tersebut diolah untuk bahan simulasi pengaruh pusat gempa terhadap jarak dan ketinggian maksimum air laut ketika tsunami terjadi di suatu daerah, dan dampak pengaruh pada daerah lainnya.

2. Titik Bench Mark (BM)

foto adalah desain penulis dengan materi dari Buku Tide Observation-Sonic Corp, dimana penulis salah satu peserta pelatihan tersebut
foto adalah desain penulis dengan materi dari Buku Tide Observation-Sonic Corp, dimana penulis salah satu peserta pelatihan tersebut
Sesuai pengertian SNI 7646:2010, bahwa Bench Mark (BM) adalah pilar yang dibuat sebagai tanda bahwa sebuah titik tetap di darat merupakan titik kontrol. BM merupakan titik referensi bernavigasi dalam pelaksanaan survei hidrografi. Selain itu BM menjadi acuan dalam perencanaan area survei ataupun dalam penempatan lokasi stasiun pasut yang portable. Dalam hubungannya terhadap analisa data pasca terjadi gempa, data pengamatan BM pasca gempa menjadi dasar bagi analisa pergerakan kerak bumi. Pada beberapa kasus di Jepang, terjadi pergerakan posisi BM, baik secara vertikal maupun horizontal dengan nilai pergerakan tergantung dari jarak sumber gempa terhadap lokasi BM. Perlunya dilakukan kalibrasi terhadap nilai perubahan titik BM, dan dibuat analisa terhadap pergerakan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun