Budaya organisasi (organizational culture) merupakan keyakinan, nilai, kepercayaan, dan norma bersama yang menjadi salah satu ciri perusahaan dan diikuti juga dengan anggota perusahaan. Budaya memberikan gambaran umum bagi anggota perusahaan yang dapat digunakan untuk menafsirkan peristiwa dan fakta di lingkungan perusahaan.
Budaya organisasi pada saat ini dipandang sebagai salah satu sumber dari keunggulan untuk bersaing perusahaan dalam menghadapi lingkungan yang terus mengalami perubahan, nilai-nilai budaya yang diterapkan dalam sebuah organisasi hal tersebut dapat sebagai faktor yang menentukan kelangsungan hidup sebuah perusahaan.
Dalam beberapa kasus, nilai-nilai budaya yang dianut perusahaan telah menjadi kunci kesuksesan untuk mencapai visi ataupun sebaliknya akan menjadi kegagalan sebuah perusahaan dalam berbisnis.
Pada kasus Enron, ia adalah sebuah perusahaan besar, namun karena menerapkan nilai-nilai budaya yang serakah dan menghalalkan segala cara, mengesampingkan etika dan moral, telah menyebabkan Enron terpuruk dan hancur. Menimbulkan catatan hitam dalam kejahatan korporasi di Amerika.
Patut diketahui, dari kasus Enron tersebut membutktikan pada kita bahwa nilai-nilai budaya organisasi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan kinerja bahkan kelangsungan hidup sebuah organisasi.
Tidak dipungkiri lagi bahwa budaya memegang peranan penting dalam kesuksesan bahkan kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Kuncinya adalah selalu beradaptasi pada perubahan lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
Terdapat juga budaya adaptasi (adaptation culture) ditandai oleh keadaan yang tidak stabil dengan perhatian strategi yang focus pada kegiatan eksternal. Orang-orang di dalam institusi diarahkan agar dapat mendukung kapasitas organisasi untuk menangkap tanda-tanda dan menafsirkan tindakan terhadap perubahan lingkungan. Perusahaan yang menganut budaya tersebut memerlukan respon yang tanggap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
Misalnya, terkait dengan  di beberapa perusahaan lebih berorientasi pada seseorang, sementara yang lain berorientasi pada tugas. Dalam orientasi orang, budaya cenderung memprioritaskan seseorang ketika membuat keputusan dan percaya bahwa orang mendorong kinerja dan produktivitas.
Sementara itu, pada orientasi tugas, budaya menekankan efisiensi dan kualitas untuk mendorong kinerja dan produktivitas perusahaan. Hubungan antara anggota organisasi lebih kaku dan birokratis.