Mohon tunggu...
Shafira Rizky Nastiti
Shafira Rizky Nastiti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

tugas UTS Academic Skill

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persepsi Positif Mahasiswa dan Manfaat Positif terhadap Perkuliahan Daring

17 April 2021   21:10 Diperbarui: 17 April 2021   21:21 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Pada permulaan tahun 2020, kemunculan virus corona yang berasal dari wuhan telah menggemparkan dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam area penyebaran virus ini. Pada 2020 Presiden Joko Widodo menyampaikan terdapat dua kasus yang telah ditemukan, dimana kasus positif covid ini terjadi di Depok pada 2 Maret 2020. Dan selanjutnya kasus positif coronavirus ini mulai terdeteksi di berbagai wilayah di seluruh kota di Indonesia. Dengan seiring meningkatnya kasus positif, WHO pada 12 Maret 2020 telah menyatakan virus ini sebagai pandemi, dan hampir semua negara berupaya memutus rantai penyebarannya melalui kebijakan lockdown.

Untuk menghentikan dan memutus rantai penyebaran Covid-19, organisasi PBB melalui WHO menerbitkan kebijakan untuk mengurangi bahkan menunda acara-acara yang mengharuskan banyak orang berkerumun dalam satu waktu dan tempat. Karena hal ini lah, proses perkuliahan offline atau tatap muka, dinilai berbahaya karena kegiatan pembelajaran akan mengumpulkan banyak orang dalam satu waktu dan tempat. Maka dibentuklah kebijakan perkuliahan daring, sebagai jalan keluar alternatif di masa pandemi covid-19 ini. Proses perkuliahan daring ini, dilakukan dengan dukungan beberapa device seperti smartphone, komputer maupun laptop, dan terutama adalah internet yang digunakan untuk mengakses informasi dan digunakan untuk menghubungkan antara mahasiswa atau antara dosen dan mahasiswa untuk berkomunikasi.

Pembelajaran daring menjadi pembelajaran yang kurang efektif apabila masih banyak terdapat hambatan-hambatan yang terdapat pada Dosen dan Mahasiswa. Secara umum metode pembelajaran daring adalah mahasiswa dapat melakukan kegiatan perkuliahan dimana saja tidak harus berapa di kelas, dan proses pembelajaran ini dilakukan menggunakan internet dengan media apapun. 

Pada penggunaan internet harus dilakukan secara berimbang dengan pemahaman penggunaan dan etika penggunaannya, dan hal ini mengharapkan mahasiswa untuk berpikir lebih lagi. Bentuk pembelajaran secara daring, dilakukan dengan berbagai bentuk mulai dari proses pembelajaran ceramah, melakukan interaksi dengan pembuatan materi berupa konten-konten audio visual, instruktur. Bentuk-bentuk pembelajaran seperti ini diperlukan dukungan dari berbagai pihak pada proses pembelajaran, dalam memperoleh dan memahami pengetahuan, untuk melakukan pengembangan dan pembangunan kepribadian dan kebiasaan, dan dalam menumbuhkan pengalaman belajar yang optimal.

Pada umumnya dosen maupun tenaga pengajar memiliki pertimbangan dan penilaian terhadap bentuk-bentuk pembelajaran yang digunakan selama proses perkuliahan. Relevansi bentuk pembelajaran dengan materi yang akan disampaikan, tingkat aksesibilitas mahasiswa atas fasilitas-fasilitas pendukung proses perkuliahan, dan lain sebagainya.

PEMBAHASAN

Pada proses perkuliahan daring, peran serta keterlibatan mahasiswa dapat menjadi indikasi mahasiswa menunjukan peran aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu penilaian keikutsertaan mahasiswa dalam proses kuliah daring di masa pandemi ini adalah dari sisi persepsi yang dihasilkan. Persepsi sendiri merupakan proses penerimaan stimulus untuk dapat dipahami dan direspon. Dengan persepsi ini mahasiswa dapat melakukan manajemen diri dalam proses kuliah daring, untuk mencapai nilai indikator keberhasilan dengan optimal. 

Dalam proses pencapaian ini, mahasiswa diharapkan memiliki keinginan dan motivasi maksimal, dengan segala keterbatasan yang dapat menghambat proses kuliah daring di lokasi kediaman setiap mahasiswa. Dimana diketahui salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran adalah, pengerjaan tugas setiap dosen dari setiap matakuliah yang diberikan, interaktif dan melakukan respon positif terhadap pertanyaan maupun pernyataan pengajar atau dosen, serta melakukan diskusi tanya jawab pada setiap kesempatan yang diberikan untuk memberikan pemahaman akan materi kuliah dengan maksimal.

Berdasarkan uraian diatas, dapat mengindikasikan bahwa proses perkuliahan daring memiliki kriteria-kriteria tertentu dalam pelaksanaannya, jika ingin dikatakan berhasil. Pada uraian di atas disebutkan keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran adalah mutlak sebuah penilaian keaktifan mahasiswa dalam proses belajar, baik dari indikator pengumpulan tugas dan upaya dalam memberikan respon dari dosen atau tenaga pengajar.

Pada survey yang dilakukan Pusat Inovasi dan Kajian Akademik UGM, dilaksanakan dengan jumlah responden sebesar 19.902 responden, dengan klasifikasi jenjang pendidikan sarjana sebesar 75%, mahasiswa magister sebesar 14% dan untuk mahasiswa diploma sebesar 9%, sisanya 2% adalah mahasiswa dari jenjang lainnya. Pada klasifikasi angkatan masuk mahasiswa, terdiri dari angkatan 2019 sebanyak 34%, dari angkatan masuk 2020 sebesar 24%, untuk angkatan masuk kuliah tahun 2018 sebesar 23%, dan angkatan 2017 sebesar 13%, sisanya sebesar 6% merupakan angkatan lain diluar angkatan 2017-2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun