Mohon tunggu...
Shafiraqila
Shafiraqila Mohon Tunggu... Mahasiswa - 👋

Menulis untuk kesenangan

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Buku "Duduk Dulu, Jangan Lupa Jadi Manusia" Karya Syahid Muhammad

1 September 2022   22:33 Diperbarui: 1 September 2022   22:40 12019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: goodreads.com

Buku "Duduk Dulu, Jangan Lupa Jadi Manusia" yang dibuat oleh Syahid Muhammad bercerita kalau kita perlu duduk sejenak, bernafas, dan mengingat kalau kita hanya manusia biasa yang memiliki kekurangan serta berbagai macam emosi yang terbentuk dari pengalaman. Ia mengatakan berkali-kali kalau kita perlu menerima dan mengakui emosi lain, tidak hanya emosi bahagia. 

Buku ini sebetulnya bisa dibaca dalam suasana hati apapun karena dalam buku ini juga ditetapkan bahwa kita perlu mengakui segala emosi yang ada di dalam diri seperti marah, sedih, bahagia, dan sebagainya. 

Selain bisa dibaca kapanpun, buku ini juga tidak memiliki alur sehingga pembaca tidak perlu mengingat apa yang terjadi di bab-bab sebelumnya. Jadi, saya hanya akan mengulas beberapa bagian dari buku ini yang menginspirasi saya. 

Pertama, tentang bagaimana kita ingin dicintai dan didengar setiap keluh kesahnya dari hal yang kecil hingga yang penting dan mengganggu keseharian kita. Sering kali kita mengharapkan seseorang selalu ada untuk memuaskan perasaan kita seperti saat resah dan khawatir atau ketika pikiran kalut. 

Namun kita tidak sadar, semua hal yang kita butuhkan itu bisa diambil dari diri sendiri. Kita perlu memberi validasi pada diri kita sendiri bahwa dalam hidup terkadang kita boleh mengeluh, kita boleh memberi dukungan pada diri kita sendiri dan mengubah mindset bahwa semua emosi tidak terlalu penting selain hal-hal yang menyenangkan. 

Kedua, tentang beberapa hal yang sudah kita perjuangkan namun belum terwujud. Penulis mengingatkan para pembaca untuk sadar diri bahwa yang sudah kita usahakan namun belum terwujud mungkin belum saatnya atau sedang disusun Yang Maha Kuasa di perjalanan masa depan. 

Baca juga: CFC feat Raja Susu?

Kita perlu menerima ada saatnya kita mengalami kegagalan. Ketika kita merasakan hal tersebut, kita boleh menangis, kecewa dan segera bangkit seperti sedia kala. 

Setelah bangkit, kita bisa mendapat kesempatan baru untuk mencoba lagi dan menjadi lebih baik untuk mengisi kekurangan sebelumnya. Yang paling penting, ketika kita mencoba lagi, kita sudah siap karena sudah mengetahui rasanya gagal. 

Baca juga: Si Merah

Kalimat yang meresap dalam pikiran saya pada poin ini, "Hasil yang berwarna, gagal, berhasil dan hampir semua jadi rangkaian arah tuju sekaligus catatan sejarah perjuangan diri. Jangan lupa kita rayakan."

Ketiga, tentang sibuk merasa sendiri. Pasti kalian kurang paham dengan kalimat itu, jadi saya siap menjelaskan. Menurut Syahid, kita sebagai manusia sibuk merasa selalu sendiri, merasa kurang disayangi, merasa perlu mengutuk beberapa orang yang tidak selalu hadir di sebelah kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun