Apakah dengan metode storytelling dapat meningkatkan perkembangan fisik motoric anak? Lalu, bagaimana cara meningkatkan perkembangan fisik motorik anak dengan metode storytelling?
Seperti yang kita ketahui, metode storytelling lebih sering digunakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak. Storytelling merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pendongeng dalam menyampaikan isi pikiran, perasaan, atau cerita kepada anak dalam bentuk lisan. Biasanya anak akan lebih mudah tertarik jika penyampaian storytelling itu berkesan. Seperti menggunakan media media tambahan. Seperti; boneka tangan, boneka jari, wayang, video, audio dll. Dalam ber-storytelling bahasa tubuh juga sangat penting dan ditambah dengan games yang sesuai dengan jalan cerita yang akan ditunjukkan. Dengan penerapan kegiatan games dalam storytelling, maka dapat meningkatkan perkembangan fisik motorik anak.Â
Elizabeth B Hurlock (1978: 159) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi dua yaitu gerak kasar ( motorik kasar )  atau gerak halus ( motorik halus ). Menurut Magill Richard A, (1989: 11) ialah berdasarkan kecermatan dalam melakukan gerakan keterampilan dibagi menjadi dua yaitu keterampilan motorik kasar ( gross motor skill ) dan keterampilan motorik halus ( fine motor skill ).
1. Keterampilan motorik kasar ( gross motor skill )
Keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan gerak yang melibatkan otot-otot besar, yang melibatkan bagian-bagian tubuh seperti kaki, lengan, batang tubuh dan kaki. Keterampilan yang digunakan pada bagian tubuh seperti kaki untuk berlari, melompat, berenang dll. Lalu lengan untuk mendoronng serta menyeimbangkan.
2. Keterampilan motorik halus ( fine motor skill )
Keterampilan motorik halus merupakan keterampilan gerak yang melibatkan otot-otot kecil, seperti menggunakan otot-otot kecil bibir, membuat ekspresi wajah, berbicara, mengambil sesuatu menjadi gerakan motorik halus. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti memegang benda diantara jari-jarinya, menyusun, memindahkan benda dari tangan, mencoret, menggunting, menulis dll. Keterampilan motorik halus lebih fleksibel dilakukan dimana saja, karena kegiatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan benda-benda kecil dan sangat mudah dipraktikan oleh orang tua kepada anak.
Berikut contoh-contoh kegiatan storytelling dapat mengembangkan keterampilan fisik motorik anak:
1. Kisah Buaya Yang serakahÂ
Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang disungai, bebek tahu dia sedang diawasi oleh buaya, dia segera menepi. Melihat mangsanya akan kabur buaya segera mengejar dan akhirnya bebekpun tertangkap.Â