Mohon tunggu...
Shafira SalsabilahYahya
Shafira SalsabilahYahya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dari Heboh Corona Malah Tetapkan Pilkada

1 November 2020   09:32 Diperbarui: 1 November 2020   09:40 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Baru-baru ini Indonesia di hebohkan oleh penetapan Pilkada Serentak akhir bulan nanti pada tahun 2020. Yang telah kita ketahui, saat ini banyak sekali negara di penjuru dunia yang terdampak Covid-19, banyak dunia yang masih berusaha keras mengusir virus jahat ini.

Di Indonesia sendiri, pandemi Corona atau Covid-19 yang datang pada awal Maret lalu itu sama sekali belum usai, bahkan setiap harinya jumlah orang yang positif Covid-19 semakin meningkat.

Telah banyak juga upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani kasus ini, yaitu dengan penetapan bahwa masyarakat harus di rumah saja jika tidak ada urusan yang mendesak, mewajibkan setiap masyarakat yang ingin keluar rumah menggunakan masker SNI, juga saling menjaga jarak aman minimal 2 meter.

Tentu saja keputusan pemerintah dengan tetap melangsungkannya Pilkada Serentak di masa pandemi ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan banyak warga. Pemerintah sendiri telah yakin, Pilkada Serentak dengan tatap muka dianggap paling efektif, kegiatan ini tentu akan dilaksanakan dengan tetap mengikuti penaatan protokol kesehatan Covid-19.

Banyak yang menilai, keputusan pemerintah ini di anggap kurang tepat. Karena, besar kemungkinan jika pilkada tetap diberlangsungkan, maka akan terjadinya pergerombolan atau perkumpulan yang malah lebih memicu penularan covid-19. Yang telah kita ketahui, penyebarnya virus corona ini berlangsung dengan sangat mudah, virus ini berukuran sangat kecil, dan tidak dapat terlihat dengan mata telanjang.

Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa pilkada harus tetap diberlangsungkan. Alasannya adalah agar hak konstitusional rakyat dalam hal memilih atau dipilih tetap terpenuhi atau terjamin.

Informasi dari pariamankota.go.id bahwa Pilkada Serentak akan dilakasanakan pada 9 Desember 2020. Dengan 270 daerah dengan 9 Provinsi (Gubernur), 37 Kota (Walikota), dan juga 224 Kabupaten (Bupati). Total jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang sudah tercatat sebanyak 101 juta.

Dilihat dari jumlahnya, memang lumayan banyak yang terlibat dalam kegiatan Pilkada Serentak ini. Hal demikian tentu saja menjadi perhatian penting bagi pemerintah. Ada juga yang berpendapat, Pilkada Serentak 2020 ini sebaiknya dilaksanakan secara virtual. Pendapat ini timbul karena kekhawatiran masyarakat akan rawannya resiko penularan Covid-19 yang semakin merambat cepat jika kegiatan ini dilaksanakan secara tatap muka.

Tentu saja, keselamatan masyarakat menjadi hal yang paling utama. Namun, pendapat ini juga banyak disanggah, pasalnya adanya kekhawatiran terjadi kecurangan dalam pelaksanaannya jika dilakukan secara daring.

Seperti yang kita ketahui bahwa, pilkada sendiri harus dilakukan dengan asas-asas pilkada yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Akhirnya pemerintan tetap pada keputusannya yaitu, melaksanakan Pilkada Serentak 2020 secara tatap muka dengan menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

Di provinsi Banten sendiri, telah terdapat 4 daerah yang siap melaksanakan Pilkada Serentak 2020 pada Desember mendatang, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun