Mohon tunggu...
shafira annisa
shafira annisa Mohon Tunggu... Lainnya - Berkelana

Explore and Evolve

Selanjutnya

Tutup

Financial

Urgensi Arus Keuangan Milenial di Masa Pandemi

15 Oktober 2020   23:18 Diperbarui: 15 Oktober 2020   23:35 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Millenial, Pandemi dan Finansial Urgensi

Sosok milenial yang kerap diperbincangkan sebagai generasi penerus bangsa berada dalam ombang ambing arah khususnya di masa pandemi ini. Dalam Profil Generasi Milenial 2018, BPS menyebutkan bahwa generasi milenial mencapai 33,75 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. 

Ini menunjukkan bahwa milenial berpotensi untuk mendominasi masyarakat produktif dalam beberapa tahun mendatang. Namun dengan besarnya jumlah milenial tersebut, tidak ada data yang menunjukkan seberapa besar potensi dan kualitas kaum milenial itu sendiri. Ini menjadi catatan bagi kita semua mengingat pentingnya persiapan kaum muda sebagai proyeksi masa depan Indonesia.

Pandemi Covid-19 memaksa setiap orang untuk berada di rumah. Di kala work from home (WFH) ini semua lapisan masyarakat terdampak, kaum milenial yang biasa aktif berkegiatan di luar rumah terpaksa harus mengubah segala kegiatan itu dalam bentuk virtual. 

Sering kita temui banyak webinar, konferensi dan sharing session yang di tawarkan oleh organisasi2 juga pergerakan kaum muda lainnya. Di samping itu, tak jarang juga kita temukan kaum muda yang hanya menghabiskan waktu untuk men-scroll sosial media, nongkrong di kafe juga melalu-lalang tanpa faedah. Gap disini akan semakin meluas apabila tidak terarahkan. 

Sosial media menjadi tempat favorit setiap orang khususnya para milenial. Pengaruh sosial media, dengan berbagai konten menarik menimbulkan sifat impulsif pada sebagian kaum milenial. 

Contohnya saja seperti rasa ingin membeli suatu barang setelah melihat konten iklan promo disalah satu social media tanpa mempertimbangkan uang yang dimiliki, ataupun kegunaan barang tersebut. Satu yang menjadi alasan yakni, tren yang juga diikuti rasa takut akan kehilangan promo atau diskon.

Disamping itu, kaum milenial masih terbilang rendah pemahaman akan investasi. Investasi memang bukan hal yang dipelajarinya sedari dini sehingga sebagian besarnya tidak cakap akan hal yang satu ini. Keadaan ini menunjukkan bahwa kesadaran milenial terhadap perencanaan masa depan khusunya dalam bidang keuangan masih kurang, disamping aspek penting lainnya.    

Beberapa bank juga lembaga keuangan telah menawarkan berbagai macam perencanaan keuangan, salah satunya dana darurat. Aneka ragam jasa dan layanan menargetkan milenial demi perencanaan keuangan yang lebih baik. 

Tidak harus melalui lembaga-lembaga tersebut, ternyata dalam hal mengatur finansial bulanan saja banyak yang belum memiliki acuan dan masih bergantung pada pemberian orang tua. Sulit memang untuk memaksakan seseorang, namun tidak ada salahnya apabila menawarkan solusi yang lebih baik.

Proaktif Terhadap Kapabilitas Keuangan Sendiri

Tercatat sebanyak 64,48 % kenaikan pada transaksi digital di masa PSBB mengarah pada menguatnya kebutuhan transaksi ekonomi dan keuangan digital (EKD). Disamping itu, belanja online juga menjadi tren di masa pandemi. 

Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pola belanja generasi milenial lebih banyak dilakukan dalam jaringan atau online karena mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap di rumah selama pandemi Covid-19. 

Disamping meningkatnya tren tersebut pasti banyak yang tidak memperhitungkan kapabilitas keuangan masing-masing, sebagian dipengaruhi oleh faktor external; tren dan teman sebaya. Perlu dihimbau agar tiap dari milenial mempertimbangkan kembali opportunity cost; belajar hal baru, meningkatkan soft skill yang akan hilang apabila perilaku ini menjadi kebiasaan.

Peralihan impulsive buying bisa di hindari dengan mengevaluasi diri masing-masing, membuat perencanaan keuangan yang baik dengan anggaran terstruktur. Membandingkan pengeluaran tiap bulannya dan memilih hal mana yang lebih bermanfaat. Bisa juga untuk memulai investasi seperti pembelian emas mini, belajar investasi melalui yuknabungsaham.idx.co.id, menjadi reseller hingga membuka bisnis kecil-kecilan.  

Menjadi bagian dari kaum milenial yang diharapkan akan menjadi penerus bangsa tentu melalui proses panjang. Di masa sekarang ini, bersamaan dengan mewabahnya kasus virus Covid-19 seharusnya tidak mempersempit ruang milenial untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti biasanya, walau harus mengambil langkah lain yakni melalui daring, inovasi dan kreativitas harus selalu diasah dan dikembangkan. 

Kegiatan sosial, pengembangan diri tentu sangat dibutuhkan, penataaan kembali keuangan masing-masing harusnya menjadi urgent di masa ketidakpastian seperti ini. Penting untuk diingat bahwa memiliki tabungan, dana darurat juga perencaanaan keuangan merupakan langkah proaktif yang tepat sebelum semua terlambat. 

Lebih menaruh perhatian pada finansial akan mengurangi rasa ambigu dalam masa-masa seperti ini, kita tidak tahu kapan keadaan ini berakhir tapi satu yang terpenting yakni melaluinya dengan proses yang nantinya akan membentuk kebiasaan dan karakteristik sehingga meningkatkan kualitas milenial Indonesia dimasa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun